Mungkin bagi sebagian pasangan malam ini adalah malam yang ditunggu tunggu, tapi tidak bagiku rasanya aku ingin kabur saja
Didalam kamar sudah ada juragan janu, aku baru saja akan masuk kamar setelah tadi berganti baju dan bersih bersih
Saat aku membuka pintu kamar aku sudah melihat juragan janu lagi lagi menguasai kasurku, sebenarnya aku ingin marah dari tadi aku tidak bisa istirahat dengan tenang dan nyaman, badanku juga sangat pegal semua, tapi mau bagaimana lagi kalau aku bangunkan takutnya dia marah dan lebih tepatnya aku tidak siap jika ia meminta haknya aku tak siap harus melayaninya nanti, jadi ya aku mengalah lagi untuk tidur dibawah, dingin memang apa lagi diluar sedang hujan deras tapi mau bagaimana lagi tidak mungkin aku ikut tidur dengan aru ataupun gendhis bisa bisa heboh satu rumah nanti
__________________________________________________
Sekarang sudah pukul 7 pagi, tapi juragan janu tidak kelihatan sama sekali, tadi setelah subuh juragan janu sudah tidak ada dikamar, ibu bilang tadi ia ikut aru untuk sholat subuh di masjid dekat rumahku
"Ni kamu gak papa kan?" tanya ibu padaku
"Loh, aku gak apa apa kok bu, memangnya kenapa to bu?" balasku
"Gak apa apa ibu cuma khawatir sama kamu" ucap ibu
Dari arah depan terdengar suara aru sedang berbicara dengan seseorang mungkin juragan janu
"Bu sarapannya udah siap?" tanya aru pada ibu
"Kamu ini bukannya salam dulu malah, langsung tanya sarapan" balasku padanya
"Loh aku sudah salam tadi tapi gak ada yang dengar tanya saja mas janu, iya kan mas tadi aku sudah salam?" balas aru padaku
Aku terdiam saat aru menyebut juragan janu dengan mas, apakah mereka sudah seakrap itu, bukannya aru yang kemarin memintaku kabur agar tidak menikah dengan juragan janu, kenapa tiba tiba dia terlihat sangat akrab, lamunanku buyar saat ibu menyenggol lenganku
"Kenapa bu?" tanyaku
"Loh, kamu yang kenapa kok malah nglamun" balas ibu padaku
"Oh gak, kenapa kenapa kok bu"
"Yasudah ayo nak janu, aru, jani duduk biar ibu bangunkan bapak dulu" ucap ibu menyuruh kami untuk duduk dimeja makan
Meja makanku bukan meja makan yang mewah, meja makan ini hanya meja kayu yang ditutupi taplak plastik yang biasa dijual dipasar dengan harga 5rb an, dan kursinya hanya kursi plastik ya sudah mulai keropos
"Biar jani bangunkan gendhis ya bu?" tawarku pada ibu
"Gak usah, tadi gendhis sudah bangun lagi mandi dia, kamu disini saja sama aru dan janu" balas ibu
"Iya bu"
Setelah ibu pergi aru dan juragan janu terlihat mulai berbicara lagi, mereka terlihat akrab, aku sampai bingung bagaimana caranya mereka bisa akrab, lamunanku buyar saat bapak sudah datang bersama ibu
"Ni, tolong ambilkan kopi bapak ya didapur, nak janu mau dibuatkan kopi juga?" perintah ibu padaku dan tanya ibu pada juragan janu
"Gak usah bu, saya gak biasa ngopi kalo pagi" tolak juragan janu
"Oh ya sudah ambilkan punya bapak saja didapur ya ni" ucap ibu
"Iya bu"
Saat aku kembali, hanya ada bapak ibu, aru dan gendhis yang dimarahi ibu karena menggunakan pakaian tak sopan, gendhis hanya memakai hotpants pendek sekali dan menggunakan crop top lengan pendek, yang memperlihatkan perutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Ketiga
General FictionRINJANI ( 22 tahun ) yang tepaksa pulang kampung karena desakan bapaknya yang mengatakan bahwa ibunya sakit , harus menelan pil pahit bahwa ternyata ibunya tidak sakit melainkan dia akan dinikahkan dengan juragan desa yaitu JANUARTHA ( 30 tahun ) se...