Happy Reading 🕊️
~ • ~
Pagi ini, matahari mulai menampakkan wujudnya. Sinar yang dikeluarkannya menembus celah gorden kamar seorang gadis yang sedang bergulat dengan selimut tebalnya.
Kring...kring...kring...
Tak berselang lama, akhirnya suara alarm milik gadis itu berbunyi yang menandakan jam yang telah gadis itu setel pada alarm itu.
Terlihat sebuah tangan dengan kulit putih bersih berusaha untuk mematikan bunyi alarm itu. Diraihnya alat itu dan segera mematikan bunyi yang dapat membuat telinga si pendengar sedikit risih.
Dengan badan yang mulai beranjak dari tempat tidur, tetapi mata cantik gadis itu sepertinya masih menyesuaikan cahaya pagi yang mulai memasuki indra penglihatannya.
Melangkahkan kakinya menuju kamar mandi lalu mulai melakukan ritual mandinya.
ʕ·ᴥ·ʔ
Saat gadis itu mulai menuruni tangga untuk menuju meja makan, terlihat seekor anjing berjenis pudel berwarna coklat tua berjalan kearah gadis itu dengan lucunya.
Gadis itupun tersenyum dan mengangkat anjing itu kedalam gendongannya. Untuk menunjukkan rasa senangnya, anjing kecil itu menjilati wajah gadis itu yang membuat gadis itu terkekeh karena merasa geli.
Sambil berjalan menuju meja makan, Ia melihat Ayahnya - Bagas Adipurna yang sedang fokus dengan ipad dipegangnya.
"Love, berangkat pakai apa?" tiba-tiba saja pertanyaan yang terlontar dari mulut Ayahnya - Bagas membuat gadis itu sedikit terkejut tetapi Ia berusaha menormalkan ekspresi wajahnya.
Ini adalah pertanyaan pertama yang Ayahnya itu lontarkan kepadanya pagi ini. Biasanya setiap pagi, Bagas - Ayahnya itu enggan membuka suara hingga dirinya berangkat sekolah.
Semenjak meninggalnya Ely - Ibunda Lovely dan juga istri dari Bagas, Ayahnya itu enggan untuk berbicara dengannya. Mungkin semenjak 3 tahun kepergian Ibundanya, Bagas hanya akan mengajaknya bicara jika diperlukan saja.
Bukannya Lovely menganggap Ayahnya itu tidak peduli dengannya, tetapi Ia merasa kasih sayang seorang Ayah untuk dirinya itu lenyap.
Ia juga memaklumi jika Ayahnya itu masih tidak ikhlas akan kepergian Ibundanya, tetapi apakah harus dengan memudarkan kasih sayang untuk anaknya ini?
Biarkan saja, Ia juga tidak memaksa dengan keadaan Ayahnya.
"Aku naik ojek aja, Yah." jawaban yang Lovely lontarkan itu membuat Bagas hanya menganggukkan kepalanya pelan tetapi pandangan matanya tetap fokus pada ipad yang digenggamnya.
Acara makan pagi itupun tidak ada perubahan. Hanya keheningan yang menyelimuti ayah dan anak itu.
Lovely beranjak dari kursinya dan akan berpamitan dengan Ayahnya. Tapi, sudah menjadi hal yang wajar sejak 3 tahun lalu jika Ayahnya itu tak ingin menerima uluran tangan Lovely.
Lovely hanya tersenyum tipis lalu mulai berjalan mencari angkot yang lewat di dekat warung kopi depan kompleks rumahnya dengan menahan tangisnya.
Ini yang Ia tidak sukai. Kenapa setiap Ayahnya tidak ingin menerima uluran tangannya itu dirinya harus sedih?
Lemah sekali.
Tepat, didepan sana terdapat angkot yang sudah mulai berjalan. Lovely lantas memberhentikan angkot itu lalu mulai menaiki dan menuju ke sekolahnya dengan airmata yang masih saja mengalir.
Tak heran lagi, sang supir angkot yang melihat kejadian itu hanya bisa memberikan semangat kepada Lovely.
"Semangat, Neng. Dunia emang tak selembut seperti yang dipikirkan. Kehidupan itu ibaratkan seperti roda, Neng. Boleh neng nangis, tapi habis nangis neng harus kuat. Jangan gampang lemah, Neng."
Lovely menanggapi nya dengan senyuman manis dan ucapan terimakasih.
Benar kata supir angkot itu.
~ • ~
”Roda saja tidak pernah mengeluh ketika melewati medan tanah yang sulit. Tapi ini bukan tentang roda."
~ • ~
❗ Jangan lupa tombol bintang nya
Jika kalian ingin memberi kritik dan saran silahkan di komentar ya. Tapi, ingat jaga batasan.
Suksma🦋
Denpasar, 22 Januari 2023
12:47 WITA
KAMU SEDANG MEMBACA
NaVe
Teen FictionLovely Valencia Adipurna. Si gadis cantik penyuka rasa taro. Lovely juga menyukai anjing. Gadis dengan rambut sepunggung itu adalah anak perempuan dari pasangan Bagas Adipurna dengan Alrm. Ely Carsha Adipurna. Sejak pertama kali menginjakkan kakinya...