02. Eye Contact

11 6 1
                                    

Happy Reading 🕊️

~ • ~

Usai membayar ongkos angkot, Lovely mulai melangkahkan kakinya memasuki sekolah SMA Merta Jaya. Salah satu sekolah SMA favorit.

Saat berjalan melewati lapangan basket indoor sekolahnya, manik mata Lovely tak sengaja melihat seorang pemuda yang sedang bermain basket sendirian. Jujur saja, Lovely tak ingin melewatkan kesempatan itu.

Tanpa Ia sadari, dirinya mulai berjalan mendekati pintu lapangan itu, lalu sedikit mengintip untuk melihat aktivitas pemuda itu lebih dekat.

Sungguh! Lovely kagum melihat cara bermain pemuda itu. Meskipun pemuda itu bermain sendiri, tak bisa dipungkiri jika pemuda itu sangat jago bermain olahraga basket itu.

Ia memang menyukai salah satu olahraga bola itu, jadi tidak heran jika skill pemuda itu membuatnya berdecak kagum.

Saat Lovely akan memajukan langkahnya, pintu ruangan itu tak sengaja menghasilkan bunyi yang membuat pemuda itu sontak menolehkan wajahnya.

Lovely gelagapan ketika manik matanya beradu tatap dengan manik mata si pemuda itu. Segera Ia memalingkan wajahnya, lalu berjalan cepat meninggalkan lapangan indoor tersebut.

ʕ·ᴥ·ʔ

"Lo mau kemana, Nan?" tanya Bagus kepada temannya dengan raut wajah bingung.

Bagus Pratama. Anak tunggal dari pemilik hotel mewah dibeberapa daerah serta restoran bintang lima yang menjadi favorit kaum ber-uang. Memiliki sifat ceria hanya dengan orang yang Ia kenali.

"Jangan ngikut. Lo diem disini aja." ucap teman Bagus sembari beranjak meninggalkan kelas.

Sepanjang perjalanan menuju lapangan basket indoor, beberapa siswi yang sedang berada di koridor menatap kagum pemuda satu itu.

Jelas saja kagum. Anak ketua basket, berbadan tinggi serta atletis, wajah tampan dengan rahang tegasnya mampu membuat kaum hawa gagal fokus.

Tak menghiraukan berbagai pujian yang dilontarkan para siswa-siswi tersebut, pemuda itu tetap melanjutkan langkahnya menuju lapangan basket indoor sekolah itu.

Sesampainya disana, Ia memandangi seluruh lapangan untuk memastikan tidak ada satupun siswa atau siswi yang nyantol disana.

Dirasa aman, Ia lalu mengambil satu bola basket dan mulai men - dribble bola berwarna orange itu.

Ia ingin melupakan perkataan Ayahnya tadi pagi saat akan berangkat kesekolah. Hubungan pemuda itu dengan Ayahnya sedikit renggang akibat kecelakaan yang dialami mereka ketika pemuda itu berusia 10 tahun. Kecelakaan itu sampai merenggut nyawa Mamanya yang saat itu sedang tertawa kecil akibat candaan yang dilontarkan oleh Ayahnya.

"Jangan jadi anak pembangkang. Mama meninggal karena takdir. Ayah akan segera menikah, supaya kamu merasakan kasih sayang seorang Ibu."

Seperti itulah perkataan Ayah si pemuda itu.

Menikah?

Kasih sayang seorang Ibu?

Hanya Ibu kandungnya lah yang berhak memberikannya kasih sayang. Ia tidak ingin kasih sayang Ibunya tergantikan oleh wanita lain.

Saat pemuda itu akan memasukkan basket ke dalam ring, Ia mendengar suara jika pintu lapangan itu seperti akan dibuka. Pemuda itu lalu menolehkan kepalanya menghadap kearah pintu itu, dan disana manik matanya bertabrakan dengan manik mata seorang siswi yang Ia lihat menggunakan seragam seperti dirinya.

Pemuda itu melihat jika siswi itu gelagapan saat dirinya menangkap basah si siswi itu.

Kenapa manik mata siswi itu terlihat seperti manik mata Ibundanya?

Saat dirinya akan memanggil siswi itu, Ia kalah cepat dengan langkah kaki siswi itu yang sudah berjalan cepat meninggalkan lapangan tersebut.

Apa Ia salah lihat?

Tapi kenapa semirip itu?

Astaga!

ʕ·ᴥ·ʔ

"Astaga! Ketahuankan! Ih!" umpatan demi umpatan dikeluarkan oleh Lovely saat dirinya tertangkap basah oleh si pemuda itu.

Jujur, Ia malu jika pemuda itu mengenalinya dengan cepat dan sekarang sedang mencari dirinya.

Lebih baik sekarang, Ia langkahkan kakinya menuju kelasnya yang berada di lantai dua.

Sesampainya di kelas, tak heran lagi jika suara cempreng milik Melati Anastasya - teman seperjuangannya menyambutnya yang membuat seisi kelas hanya dalam menggelengkan kepala mereka.

"Lovely! Kenapa baru dateng? Astaga! Aku kira kamu engga sekolah tau!"

Lihatkan?

Melati Anastasya. Anak donatur sekolah yang merupakan teman seperjuangan Lovely dengan rambut sebahu dan jangan lupa pita bergambar hello kitty melekat di bagian kiri sisi kepalanya itu.

"Tadi mampir sebentar beli nasi kuning dikantin, biar engga dorong-dorongan waktu istirahat nanti." bohong Lovely.

Jika Ia mengatakan yang sebenarnya, Lovely akan ditarik ke bangku tempat Melati duduk dan langsung di interogasi.

Tidak. Tidak.

"Oh, kirain kemana." jawab Melati sembari menarik tangan Lovely agar duduk dibangku mereka.

Ya, Melati dan Lovely duduk di bangku yang sama.

"Udah ngerjain tugas rumah pelajaran fisika kan, Love?" tanya Melati disertai dengan cengiran sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu.

Lovely sudah mengetahui sifat Melati satu ini. Jadi, tak heran lagi.

Lovely lantas menyodorkan bukunya untuk memberikan jawaban tugas rumah yang telah Ia buat kemarin malam.

Melati yang sedang asik menyalin jawaban milik Lovely, sedangkan Lovely sedang bergulat dengan pikirannya.

Apakah pemuda itu mengetahui dirinya?

Apakah pemuda itu akan mencarinya?

Astaga! Ia merasa seperti buronan.

Biarlah! Ia tidak ingin terlalu memikirkan pemuda itu.

Tapi, jika dipikir-pikir, pemuda itu memiliki wajah tampan.

Astaga! Pemuda itu akan masuk kedalam list crush Lovely disekolah ini.

Hanya dia.

~ • ~

"Kau reinkarnasinya? Kenapa semirip itu?"
- Nan -

~ • ~

❗Jangan lupa vote kalian ya

Kalau kalian ingin memberikan kritik dan saran buat aku yang masih pemula ini, silahkan di komentar ya. Tapi, ingat jaga batasan.

Suksma🕊️

Denpasar, 23 Januari 2023
13:57 WITA

NaVeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang