04. Bercak Merah

5 5 0
                                    

Happy Reading 🕊️

~ • ~

"Lo yakin, Nan?" tanya Bagus dengan nada terkejutnya tapi volume yang dikecilkan. Ya pikir aja sih gimana haha.

"Pernah gw bohongin lo?" tanya Nanda dengan nada tak suka menatap tajam si Bagus.

Astaga! Kenapa pertanyaan nyesek seperti ini yang keluar?

Bagus hanya bisa menghela nafas panjang lalu tersenyum sembari menggelengkan kepalanya pelan.

"Menurut lo?" tanya Nanda.

"Apanya? Astaga! Gila gw lama-lama sama lo, Nan!" ujar Bagus dengan nada yang dibuat seperti orang depresi. Bayangin aja sendiri hehe.

"Ayah gw yang nikah lagi."

Bagus membulatkan mulutnya sembari mengangguk tipis. "Menurut gw sih, lo coba nerima keputusan Om Bagas. Ayah lo pasti pinter milih wanita lain lagi buat nge-gantiin Alrm. Tante Bunga. Gw tau buat lo itu sulit, tapi coba terima deh. Lo gak mau liat Ayah lo gila kerja lagi kan?"

Pertanyaan yang Bagus lontarkan sontak saja membuat dirinya kembali mendapatkan tatapan tajam oleh Nanda.

"Thanks. Gak salah gw milih temen."

Nah! Ini nih!

Bagus itu terlalu sabar hingga Ia tak sengaja menggebrak meja yang membuat seisi kelas yang awalnya seperti pasar menjadi layaknya suasana di kuburan. Sunyi dan hening.

ʕ·ᴥ·ʔ

"Kamu beneran suka kakak kelas itu, Love?" tanya Melati saat mereka sudah sampai dikelas dan sedang duduk di bangku mereka.

"Aku engga tau ini namanya suka atau engga." jawaban yang dilontarkan Lovely membuat Melati mengerti.

Ini pertama kalinya Melati melihat jika teman satu-satunya itu terlihat linglung menyangkut kaum adam. Sebelumnya, Lovely hanya menganggap sebagai angin lalu. Tapi tidak dengan sekarang.

Lihatlah! Wajah kusutnya bagaikan baju yang tidak di setrika.

"Eh! Iya aku baru inget. Mel, kamu bawa motorkan? Nanti boleh ikut gak? Sekalian anterin aku ke toko buku."

"Boleh, nanti tunggu di parkiran aja. Soalnya aku mau ke ruang guru sebentar."

Tepat sekali!

Selang beberapa menit, Bu Tri selaku guru matematika memasuki kelas mereka dan mulai melanjutkan pembelajaran.

Di tengah pembelajaran, Lovely merasa jika perutnya tiba-tiba sakit. Ia lantas membuka ponselnya dan melihat tanggal yang tertera di layar ponselnya itu.

Ia baru menyadari jika hari ini adalah hari dirinya mendapatkan tamu bulanannya.

Gadis itu merutuki kebodohan yang lupa akan membawa roti jepang yang sangat Ia perlukan di waktu genting seperti ini.

Lovely lalu beranjak yang membuat Bu Tri menatap dengan tatapan bertanya.

"Kenapa, Nak?" tanya Bu Tri dengan lembut.

NaVeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang