Doubel update!
Move on¡☆
Seperti kemarin, Junkyu mulai mengajak Jeena berangkat bersama lagi. Tapi kali ini mereka sangat dekat, bahkan Junkyu mulai melihatkan sifat kekanakannya yang membuat Jeena selalu mengulum senyum.
Ternyata Junkyu semanis dan selucu itu jika dilihat-lihat.
"Hari ini pulang bareng lagi?"
Senyum Junkyu meluntur, berganti dengan bibir yang mengerucut lucu.
"Gak bisa untuk hari ini Jeena, aku mau ada latian buat tampil nyanyi di pekan olahraga taun ini."
"Oh.. yauda gapapa kok, mungkin hari ini gue berenti hemat uang untuk sementara," ucap Jeena di akhiri dengan kekehannya.
Ada rasa tak rela sebenarnya, tapi ya sudah lah. Junkyu juga punya kesibukannya sendiri.
Setelah itu Junkyu pergi, tinggal Jeena yang masih berdiri di depan kelasnya sendiri.
"Halo sis," sapa Hyein sambil menepuk pundak Jeena.
Tapi ternyata gadis itu tidak sendiri, ia bersama Asahi juga.
"Halo beban."
"Masih pagi ya nyet!" sentak Hyein kepada Jeena. Lagian pagi-pagi udah ngajak berantem, harus dibeliin milkita biar gak berantem kayanya.
"Napa kusut gitu muka lo?" tanya Hyein sambil megandeng tangan Jeena lalu masuk ke kelas Jeena, diikuti Asahi.
"Gapapa, emang kusut muka gue? biasa aja ah."
"Yeu. Keliatan kali."
"Jaehyuk mana?" tanya Asahi saat tidak mendapati keberadaan Jaehyuk.
"Oh.. lagi jaga gerbang, hari ini jadwalnya."
Jangan lupakan Jaehyuk yang masuk dalam organisasi itu. Tetapi Jaehyuk bukan ketua ataupun wakil pengurus osis, dia hanya lah anggota biasa yang sering di takuti adik kelas.
Asahi manggut-manggut lalu memilih duduk di depan kedua gadis itu.
"Belakangan ini lo deket sama Junkyu?"
Pertanyaan Asahi membuat Jeena gugup, ia memang lumayan dekat dengan Junkyu belakangan ini, tapi tidak lebih dari seorang teman.
"Iya, cuman temenan. Lagian juga dia yang nganterin gue waktu itu kan, gak ada salahnya gue temenan sama dia."
"Tapi.. waktu itu gue liat kalian berdua ketawa-ketawa di alun-alun kota sambil bawa balon koala."
Jeena tersentak, ia gelagapan. Ia juga sadar kalo hal kayak gitu bisa dibilang lebih dari sekedar temen untuk orang lain, tapi entah kenapa Jeena ngerasa nyaman aja kayak temenan. Padahal sama Asahi atau Jaehyuk dia gak begitu.
"Wah diem diem ya lo!" goda Hyein.
"A-apaan sih lo berdua, gue cuman temenan sama Junkyu gak lebih."
"Iya sekarang sih nggak, gak tau kalo besok."
Asahi tersenyum tipis mendengar ucapan Hyein. Ia memang tau jika Junkyu sangat menyukai Jeena, jadi ia sangat mendukung.
"Udah lah gausa bahas itu, lagian juga gue gak mau buka hati buat cowok manapun dulu. Jadi gak mungkin gue bisa jadian sama Junkyu, pikiran kalian gausa ngaco."
"Gue gak ngaco ya, ini berdasarkan fakta yang Asahi liat dan gue simpulkan. Mungkin ini takdir cintah lo."
"Cintah pala lo!"
"Heh! dengerin ya Jeena sayang, lo itu gak pernah akrab langsung sama cowok. Iya gue tau Junkyu baik banget, jadi mungkin kalian temenan, tapi lo gak pernah ajak seorang temen laki-laki jalan berduaan sekalipun itu gak di sengaja."
"Jadi, itu lah kekuatan cintah, sekarang lo pasti sadar dong setelah gue omongin begini," lanjut Hyein.
Jeena hanya terdiam, memang benar apa yang dikatakan Hyein tetapi ada yang salah. Itu bukan kekuatan cintah!
"Ck. Bubar lo pada kalo cuman mau ngomongin hal itu."
"Yeu. Diomongin juga lo! ngeyel, tar suka beneran, mampus lo!" sungut Hyein gemas.
"Ayo Sa, balik ke kelas aja. Udah mau bel."
Asahi mengangguk lalu berdiri dari duduknya. "Duluan Na, lancar ya pdkt nya."
Kan, kan. Asahi jadi ikut-ikutan ngejekin Jeena. Hyein emang setan, selalu bisa mempengaruhi orang, bahkan orang sekaku Asahi.
"Babik!"
Move on¡☆
A/n: Kangen Junkyu-Jeena, padahal cuman satu part ini yang Junkyu-Jeenanya sedikit tapi udh kangen aja.
[Sudah revisi]✔
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On
Fanfiction[ON GOING] Jadi pelampiasan? tak apa, pikir Junkyu. Ia akan melakukan apapun jika itu menyangkut tentang Choi Jeena, perempuan yang ia sukai. Tapi apa jadinya jika perempuan itu meminta Junkyu untuk membantunya melupakan masa lalunya? akan kah Junky...