payung

23 5 0
                                    

Move On¡☆

Tangan Jeena sibuk membereskan barang-barangnya. Cuaca diluar sedang tidak cerah, jadi Jeena sedikit terburu-buru agar tidak terjebak hujan disekolah.

"Sepatu udah diplastikin, buku aman, ponsel juga udah aman. Huft.. harusnya tadi bawa payung aja biar gak repot begini," oceh Jeena dengan wajah tertekuk.

Tok tok

Seseorang mengetuk meja Jeena, membuatnya mendongak dan melihat siapa pelakunya. Ternyata Hyein yang sudah siap pulang duluan.

"Di depan kelas ada Junkyu, dia nungguin lo tuh. Cepetan beberesnya, gue mau duluan ya? dadah!" Hyein berlari dengan riang keluar kelas setelah berbicara pada Jeena tanpa mendengar balasan Jeena.

Jeena melirik keluar kelas, dan benar saja, ada Junkyu yang tengah bersandar di dinding koridor sambil memegang payung yang lumayan besar.

Setelah membereskan barangnya, Jeena keluar dari kelas dengan senyuman yang mengembang.

"Kenapa belum pulang?" tanya Jeena pada Junkyu.

"Kita harus pulang bareng kan? aku bawa payung besar buat kita lho.." balas Junkyu sambil mengangkat payung ke depan Jeena untuk memperlihatkannya.

Jeena terkekeh, "tapi kan belum ujan."

"Ini persiapan, takutnya pas dijalan tiba-tiba hujan kan?"

Baru saja membicarakan hujan, tiba-tiba hujan turun dengan deras. Jeena memandang air hujan itu lalu tersenyum pada Junkyu.

"Langsung hujan deh."

"Mau tunggu sampe sedikit reda? hujannya deras banget, percuma pake payung kayaknya."

Jeena berfikir sejenak lalu menggeleng.

"Gakpapa, ayo pulang sekarang, nanti takutnya kita pulang terlalu malem," ucap Jeena lalu meraih tangan Junkyu dan menggandengnya sampai lobi sekolah.

Junkyu memperhatikan tangan mungil yang menggandengnya lalu tersenyum gemas, lalu mengeratkan genggamannya.

"Nanti jangan jauh-jauh dari aku ya, kalo kamu gak mau kena hujan," ucap Junkyu lalu membuka payungnya.

Tiba-tiba Junkyu menarik Jeena mendekat hingga lengan mereka bersentuhan. "Tetap di dekat aku," Junkyu tersenyum saat mengatakannya.

Jeena mengulum senyum dan menunduk. Junkyu mulai berjalan, masih menggandeng Jeena dengan erat, seolah tidak akan membiarkan Jeena terkena air hujan.

Mata Jeena terkadang menatap Junkyu yang serius memperhatikan jalan, dan itu sangat tampan, membuat Jeena tersipu sendiri.

"Sampe kapan mau liatin terus?" tiba-tiba Junkyu bersuara, membuat Jeena mengalihkan pandangannya.

"Siapa yang ngeliatin?"

Junkyu berhenti berjalan, mengulum senyum lalu menatap Jeena. Ia mencondongkan tubuhnya pada Jeena membuat Jeena mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Aku tau," Junkyu mengetuk hidung Jeena dengan jari telunjuknya, membuat pipi Jeena memerah.

Menegakkan kembali tubuhnya, Junkyu memperhatikan wajah Jeena yang tampak tersipu, membuatnya terkekeh kecil.

"Jun, jangan kayak gitu lagi bisa?"

Junkyu mengangkat salah satu alisnya lalu tersenyum. "Gak bisa, maaf ya.."

"Kenapa?" Jeena mendongak menatap mata Junkyu.

"Karena.." senyum Junkyu luntur, berganti dengan wajah seriusnya. "Aku suka kamu, jadi aku gak bisa berhenti ngasih kamu perhatian gitu aja. Bahkan rasanya aku gak bisa ngelepasin kamu gitu aja. Aku cinta kamu, Jeena-yaa."

Sudah dipastikan wajah Jeena semakin merah padam. Ia menunduk beberapa saat sebelum menatap Junkyu lagi.

"Aku.. aku juga--" ucapan Jeena terpotong tiba-tiba.

Payung yang dipegang Junkyu kini terbang entah kemana, tapi mereka tidak mengejarnya.

Kedua tangan Junkyu menangkup kedua pipi Jeena dan mengelusnya dengan lembut saat bibir mereka menyatu, memberi kecupan hangat ditengah hujan deras yang dingin.

Membiarkan tubuh mereka terguyur hujan dan hanya fokus pada perasaan meereka masing-masing.

Junkyu perlahan menjauhkan wajahnya dan menatap Jeena dengan senyuman khasnya. "Sekarang resmi pacaran kan?"

Move On¡☆

[Sudah revisi]✔

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang