hari ujian

17 11 3
                                    

Move on¡☆

Hari ujian tiba, semua siswa sudah masuk ruangan ujian mereka masing-masing termasuk Jeena.

Karena di dalam satu ruangan itu terdapat 35 siswa berbeda kelas. Iya berbeda, karena sistem sekolah seperti itu.

Dan di hari ujian pertama ini, teman sebangku Jeena adalah Junkyu. Bisa di sebut kebetulan, karena absen mereka sama dan kelas mereka juga bersebelahan.

"Jun," panggil Jeena.

"Hm?"

"Gue gak nyangka kita sebangku, kenapa tahun kemaren nggak?"

Junkyu terlihat berfikir.

"Tahun kemaren kelas kita nggak sebelahan, kayaknya. Aku juga gak tau kenapa."

Jeena manggut-manggut, sepuluh menit lagi ujian akan di mulai. Sedari tadi Junkyu sedang merapalkan doa agar ujian kenaikan kelas ini berjalan lancar.

"Oiya Jun, mau ikut gak?"

"Kemana?!"

Mendengar itu Junkyu nampak sangat semangat. Padahal dari tadi laki-laki itu merasa tegang.

"Mau beli buku sketsa, mau ikut?"

"Mau! tapi.. aku gak bawa motor."

"Gak harus naik motor Jun, kita naik bus aja, bisa kan?"

Junkyu mengangguk semangat, mood-nya naik drastis, ketegangan yang ia rasakan tadi berubah menjadi ketidak sabaran.

"Yaudah, nanti pulang sekolah langsung mampir ke toko-nya. Sekarang.. semangat ngerjain ujiannya!"

Pipi Junkyu bersemu, sudah dibilang berkali-kali jika ucapan manis Jeena selalu bereaksi pada Junkyu.

Lebay? iya Junkyu memang lebay, tapi emang begitu kenyataannya, ucapan Jeena selalu bisa menyihir hatinya.

•🐨•

Ujian hari pertama selesai. Jeena menatap gemas Junkyu yang sedang meracau tidak jelas sambil menidurkan kepalanya di meja.

Katanya, ujian fisika kali ini sulit, dan beberapa soal yang melenceng dari materi yang diberikan guru.

"Jun? ayo."

Junkyu mendengus lalu menatap Jeena sedih.

"Gimana kalo nilai aku kecil? aku udah berusaha, tapi gimana kalo nanti nilainya jelek."

"Hei.. Jun, jangan berfikiran aneh dong. Pasti memuaskan kok hasilnya, kan kamu udah berjuang."

"Udah ah jangan mikirin itu, sekarang lo ikut gue beli buku sketsa baru," lanjut Jeena lalu menarik paksa tubuh Junkyu.

Sambil cemberut, Junkyu tetap mengikuti langkah gadis itu. Sampai mereka berhenti tepat di halte bus.

"Choi Jee Na," panggil Junkyu.

Jeena menoleh dengan tubuh yang sedikit tensentak, Junkyu tiba-tiba memanggil nama lengkapnya.

"Kira-kira marga kamu nanti bakal diganti apa ya?"

Wajah Jeena langsung berubah datar, ia kira Junkyu ingin berbicara hal yang serius hingga memanggil nama lengkapnya.

"Gak tau, emangnya lo ngarepin marga gue nanti jadi apa?" tanya Jeena balik.

"Hm.. gak tau juga, gimana kalo jadi Kim Jee Na?"

"Bagus tuh, gue suka."

Pipi Junkyu bersemu, ia jadi membayangkan marga Jeena yang berubah berganti menjadi Kim.

"Kalo gitu gue mau ngejer Kim Taehyung buat jadi suami gue nanti, dengan begitu marga gue bakal berubah jadi Kim."

Senyum Junkyu luntur, kenapa harus Kim Taehyung kalau di sampingnya ada Kim Junkyu.

Jeena terkikik geli, ia tau jika Junkyu berniat menggombal. Tapi untuk apa juga Junkyu berencana menggombal seperti itu. --ah mungkin mencairkan suasana aja kali ya?

"Oi Kim Junkyu, bus-nya dah dateng, mau ngelamun di situ terus?" ucap Jeena sambil menunjuk bus yang sudah berada di hadapan mereka berdua.

Kini mereka berdua menaiki bus itu dan memilih kursi kedua dari belakang. Jeena duduk di dekat jendela dan Junkyu di sebelahnya.

"Choi Jee Na,"

"Apa Jun? mau gombal lagi?"

Junkyu berdecak kesal.

"Nggak kok! cu-cuman mau ngomong sesuatu."

"Iya deh iya, kenapa?"

"Kalo ada apa-apa, hubungin aku ya?"



















"Iyaaa.." balas Jeena, dalam hati.

Move on¡☆

A/n: Kim Taehyung atau Kim Junkyu? tapi kalo bisa dua kenapa harus satu kan?

[Sudah revisi]✔

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang