Aku tidak ingin lagi mendengar suara dinginmu..
Suara yang bahkan tetap terdengar meskipun aku sudah menutup telingaku dengan sangat rapat..
Suara yang terus terngiang..
Suara itu sangat menyiksaku..-0-
"Kenapa kau lama sekali?"
Felix berhenti di depan Hyunjin dengan napas yang terengah-engah. Ia baru saja selesai dengan shift kerjanya saat Hyunjin meneleponnya dan memintanya untuk datang ke rumah Hyunjin dengan membawakan berbagai macam bahan makanan.
"Maaf, tadi aku agak kesulitan mencari taxi." ujar Felix.
"Tsk. Yasudah, sana cepat masakkan sesuatu. Aku sudah hampir mati kelaparan menunggumu datang. Buat yang banyak untuk teman-temanku juga."
Felix mengangguk. Ia menatap sekeliling dan baru menyadari ada teman-teman Hyunjin disana. Felix langsung berjalan ke dapur sebelum Hyunjin memarahinya lagi.
"Dia benar-benar datang kesini hanya karena kau bilang kau lapar? Dia itu bodoh atau bagaimana?" ujar seorang teman Hyunjin.
"Dia memang selalu melakukan apapun yang kusuruh karena takut aku meninggalkannya." jawab Hyunjin.
"Hahaha bodoh sekali. Padahal dia manis."
"Tapi apa kau tidak keterlaluan padanya, Jin?" tanya seorang teman Hyunjin lain.
"Aku tidak pernah memaksanya untuk melakukan apa yang aku mau. Dimana letak keterlaluannya?" tanya Hyunjin balik.
"Ya kan seharusnya kau bisa memperlakukan pacarmu dengan lebih baik. Kau bicara padanya seperti sedang bicara pada pembantumu."
"Jangan membahas hal tidak penting begitu. Ayo lanjutkan permainannya." ujar Hyunjin yang mulai tidak senang dengan arah obrolan mereka.
Felix mendengar semuanya. Suara mereka terlalu keras hingga sampai ke dapur. Ia menghela napasnya. Menyadari betul bahwa apa yang dia lakukan selama ini sungguh konyol. Tapi, Felix terlalu mencintai Hyunjin. Ia yakin Hyunjin akan berubah lebih baik padanya kalau ia terus menunjukkan kasih sayangnya pada Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ HyunLix ] - I Am Who
Short StoryBeberapa cerita pendek tentang Hyunjin dan Felix dari lagu-lagu yang ada di album I Am Who.