Dideras nya hujan, terdapat dua anak remaja yang tengah berlari menghindari kejaran para penjahat yang menginginkan nyawanya.
Penjahat yang tak lain musuhnya itu terus mengejar tanpa peduli hujan yang mengguyur tubuhnya.
"Jangan sampai mereka lolos!. Kejar sampai dapat!" Teriak pria yang memimpin di depan dengan tegas.
"Baik tuan!" Sahut mereka kompak. Dua anak remaja itu menoleh ke belakang sekilas dan berlari dengan sekuat tenaga.
"Kayanya mereka terus ngejar kita. Gue bakal lawan mereka dan Lo lari tanpa noleh ke belakang" ucapnya sedikit keras agar orang disebelahnya dapat mendengarkan.
"Gak! Gila aja Lo. Kalo Lo lawan mereka ya gue juga bakal lawan" tolak cewek disebelahnya tegas.
"INI DEMI KESELAMATAN LO!. CEPAT LARI TANPA NOLEH KE BELAKANG, LARI SEJAUH NYA NAURA!!" Teriak Pria itu tegas tak terbantahkan.
Mau tidak mau Naura mempercepat larinya tanpa menoleh ke belakang dengan air mata yang sudah keluar membasahi pipinya. Lelaki itu memelankan laju larinya dan membalikkan badannya menghadap ke belakang di mana para musuh tengah menghampiri nya.
"Lawan gue!" Desis Lelaki itu tegas. Mereka tersenyum remeh melihat lelaki didepannya kini tengah berani menantangnya.
"Hajar sampai mati!" Ucap pemimpinnya tegas. Mereka langsung maju menyerang Lelaki itu tanpa memberikan celah sedikitpun. Jack yang dikeroyok merasa kewalahan, dengan sisa tenaga ia balik menyerang semampunya.
Dirinya telah kehabisan tenaga, mereka benar-benar tidak memberikan celah sedikitpun mengeroyok memukul nya tanpa ampun. Sekuat-kuatnya seseorang juga ada sisi lemahnya, tanpa Jack sadari seseorang tengah menikam perut Jack.
"Ahk...!" Teriak Jack memegang perutnya yang tertancap pisau. Jack langsung mencabut pisaunya dengan kasar dan menatap mereka satu persatu.
"Bajingan!" Umpat Jack sebelum jatuh ke tanah dengan darah yang tak berhenti mengalir.
"Lo ga bakal bisa lawan kita" ucap pemimpin dengan angkuh. Jack menatap samar pemimpin sialan itu yang tengah tertawa melihat dirinya yang sebentar lagi akan kehilangan nyawanya.
"oh Tuhan, saya belum ingin mati. Tapi kenapa saya harus mati mengenaskan seperti ini?" Ucap Jack dalam hati sebelum semua nya menggelap.
***
"LO ITU GA GUNA! BEBAN! MATI SAJA SANA" teriak pria paruh baya murka. Lelaki itu hanya menunduk takut melihat kemarahan papanya.
"Kapan bisa bangga in orang tua hah?! Bisa nya cuma jadi beban! Nilai rendah terus. Kapan kamu bisa kaya Abang kamu hah?!" Ucap pria paruh baya dengan tatapan tajamnya.
"M-maaf pa" gagap lelaki dengan pakaian seperti cupu dan tidak lupa kacamata yang melekat di pangkal hidung nya.
Brakk
Pria paruh baya itu melempar buku tugas Ivan Gunawan; lelaki pendiam yang terlihat cupu, ke mukanya keras. Ivan meringis pelan kala buku tugas itu mendarat sempurna ke keningnya.
Plakkk
Plakk
PlakkTiga tamparan keras mendarat di pipi mulus Ivan. Ivan diam dengan menahan rasa panas yang menjalar di pipinya, tidak lupa dengan sudut bibirnya yang mengeluarkan darah akibat tamparan keras papanya.
Seakan belum cukup, ia menjambak rambut Ivan dan membenturkan didinding sebelah nya dengan berkali-kali membuat kening Ivan mengeluarkan darah segar.
Ivan menangis, ia tidak kuat menahan rasa sakit pada tubuhnya. Seakan semuanya telah mati rasa.
"Tuhan, jika takdir ku sampai sini. Aku minta tolong, kirimkan jiwa seseorang ke ragaku untuk membalas semuanya. Mama, maaf kan Ivan" batin Ivan sebelum semuanya menggelap.
***
Next?
Ini cerita pertama saya. Maaf yang sebelumnya saya ghosting hehe.
Semoga yang ini engga ya.
Vote, komen, and follow juga biar author kece semangat ahay...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku kira Cupu Ternyata Suhu {transmigrasi}
Teen FictionSeorang pemimpin mafia terbesar di Jakarta terbunuh oleh musuhnya yang cukup kuat. Tanpa ia sadari jiwa nya melayang dan menetap di raga seseorang. Seorang anak laki-laki yang lemah, tidak disukai keluarganya kecuali ibunya. Dan disekolah dirinya ja...