3~Rumah baru

90 19 1
                                    

Maaf ya baru up sekarang hehe.
Sebagai gantinya bakal double hehe..

Happy reading

***

Setelah seminggu dirawat inap, kini Ivan berada di depan rumah mewah dan tidak lupa dengan perban yang masih melekat di kepalanya.

Dengan kacamata baru yang ia beli dengan alasan kacamata lama sudah tidak layak dipakai. Alasan itu membuat sang mama mengiyakan putra kesayangannya itu. Percayalah kacamata itu bukan kacamata mint yang biasa di pakai Ivan, dia membeli kacamata biasa yang terlihat seperti akan culun katanya biar mirip saja.

"Rumahnya gede, tapi gedean punya gue" batin Ivan mulai sombong-,

"Ayo nak. Masuk" ucap Aira. Ivan mengangguk ragu, tangannya langsung digenggam hangat oleh mamanya. Senyuman hangat Aira membuat perasaan sayang Ivan ke mamanya muncul, ia membalas senyuman Aira dengan senyum tipisnya.

Mereka melangkah masuk ke dalam rumah. Tepat ketika mereka masuk suara bising di dalam ruang tamu terdengar.

"Gapapa, jangan takut ada mama. Mereka teman-teman Abang kamu" ucap Aira menenangkan dan memberi tahu.

"oh gue ada Abang? Abang nya benci sama Ivan apa gmana? Masa selama dia di RS ga di jenguk parah. Apalagi si bapaknya tu, oke  Ivan mari kita bermain" batin Ivan menyeringai sekilas.

Mereka melangkah menuju ruang tamu, tidak mereka tidak akan ke ruang tamu hanya saja kamar Ivan melewati ruang tamu.

"Si cupu kok masih hidup" ejek Vero mengundang tawa teman-teman nya. Aira mengeratkan genggamannya; bermaksud menguatkan Ivan. Ivan hanya diam dengan tatapan bingung nya.

"Siapa cupu?" Tanya Ivan polos.

"Lo bego. Emang dasarnya orang bego tambah bego Karna dibentur bentur in tu pala yekan" sahut Vano dengan tawa mengejek.

"ck, main main kalian sama Leader mafia terkenal di seantero" batin Ivan asal. Tidak sepenuhnya asal ia memang leader mafia, mafia terbesar di Jakarta.

"Kalian jangan begitu sama Ivan" ucap Aira lembut.

"Halah mama. Belain aja si cupu itu, nilai aja rendah terus ga pernah tuh bagus. Contoh ni gue nilainya bagus bagus ga kek lo bego!" Ucap Indra Gunawan dengan menyombongkan dirinya.

"sombong amat pak" batin Ivan kesal.

"Ma, kamar aku dimana ya? Pengen tidur ngantuk" ucap Ivan menghiraukan para teman-teman si sombong; Indra.

"Berubah ya? Walau begitu masih aja Lo cupu" kekeh Vano.

"Ivan amnesia" ucap Aira memberitahu.

" awas nyesel haha" batin Ivan sebelum melangkah pergi meninggalkan mereka yang terkejut dengan perkataan Aira barusan.

"Serius tu? Sampai segitunya?" Tanya Vano.

"Papa gue kan kalo benturin pala ga main main" sahut Indra.

"Parah. Pantas ada perbedaan di diri Ivan" jawab Vero.

"Gila" ucap Rayhan dingin. Diantara mereka Rayhan memang dingin dan irit bicara, ia tidak membenci Ivan seperti mereka. Rayhan malah menganggap Ivan adeknya, ia akan berubah sifatnya saat bersama Ivan. Rayhan sering bertemu Ivan secara diam diam dan selalu menyemangati Ivan agar terus bertahan.

***

Ivan merebahkan tubuhnya di kasur milik Ivan. Ia menatap sekeliling dengan takjub, ia kira kamarnya akan terlihat mencolok. Tapi ternyata kamarnya sedikit mirip dengannya berwarna hitam ke abu-abu an dan sangat rapi.

"Gila tertata rapi. Kirain bakal mencolok ni warna, taunya bikin gue nyaman" gumam Ivan sangat pelan.

"Nanti kalo ada apa-apa bilang sama mama ya. Mama keluar dulu, Istirahat yang cukup sayang" ucap Aira mendekati Ivan dan mengecup lama keningnya. Ivan mengangguk mengiyakan dan Aira melangkah pergi meninggalkan kamar Ivan tak lupa menutup pintunya pelan.

"Gue ngerasain disayang mama lagi setelah lama ga ngerasain" lirih Ivan.

Ivan mengubah posisinya menjadi duduk dan merogoh saku celananya mengambil ponselnya, dirinya penasaran dengan isi ponsel Ivan.

Setelah ponsel dibuka, layar kunci ponsel Ivan menampilkan foto dark. Ivan tercengang melihat foto gelap yang dijadikan wallpaper kunci Ivan.

"Dark banget gile"

Ivan membuka ponsel Ivan yang ternyata tidak dikunci, masih sama wallpaper nya. Ia langsung membuka WhatsApp nya. Ivan melongo melihat WhatsApp Ivan, hanya ada beberapa Kontak saja? Yang benar saja. Hanya ada kontak keluarganya dan satu kontak yang bernama 'Kenan'.

Ivan membuka room chat nya dan melihat isi chat mereka.

"Jadi si Ivan punya temen satu, maksudnya sahabat sejati yang selalu bersama nya. Soswet si wk"  ucap Ivan terkikik. Ia membaca semua room chat Ivan dengan Kenan, katanya si gabut aja jadi baca semua. Gila ni Jack

"Gue baca sampai selesai dong. Bener-bener kegabutan gue yang haqiqi"

"Eh tapi btw, ini bakal jadi rumah baru gue dong? Apa kabar ya sama mereka, dan markasnya gimana. Kabar Naura gimana. Apa semua baik-baik saja tanpa gue?" Ucap Ivan mulai memikirkan mereka yang di Jakarta.

***

1 2 3
Jangan lupa vote dulu!
3 4 5
Jangan lupa komen nya!
Komen apa saja tapi jangan next Mulu+_.

Btw,, komen "semangat" juga disini 👉🏻

Sekian terima Karina kece😎

Ku kira Cupu Ternyata Suhu {transmigrasi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang