Setelah empat hari istirahat; Karna suruhan sang mama tercinta kini Ivan akan kembali berangkat ke sekolah. Tadinya mamanya ingin Ivan pindah sekolah, tapi Ivan menolak dengan lembut.
"Ivan sayang, bangun nak katanya mau berangkat sekolah kok masih tidur" ujar Aira dengan menepuk-nepuk pelan pipinya. Ivan menggeliat pelan dan membuka matanya perlahan, pantulan cahaya pagi menyinari mukanya akibat korden Yang sudah dibuka.
"anak gue ganteng kalo ga make kacamata" batin Aira terpana melihat wajah Ivan yang terpancar sinar matahari pagi.
Ivan mengucek matanya dan menyipitkan matanya.
"Maa! Ada cahaya ilahi" heboh Ivan langsung bangun dari tempat tidur. Aira menggeleng kepala nya pelan melihat Tingkah anaknya yang berubah tradis.
"Itu sinar matahari pagi nak. Udah sana mandi siap siap, nanti kesiangan loh" ucap Aira tertawa kecil dan melangkah pergi meninggalkan kamar Ivan.
Ivan duduk di tepi ranjang menoleh menatap kacamata nya di nakas.
"Harus berpakaian rapi dan jangan lupa kacamata nya dipakai. Biar keliatan kaya si Ivan" gumam Ivan sebelum beranjak ke kamar mandi.
Setelah Lima menit bersiap. Kini Ivan tengah rapih dengan seragam baru nya, melihat dirinya di pantulan kaca yang berada didepannya.
"Lo cakep van. Cuma terlihat cupu aja ni dan agak culun Karna pake kacamata. Tapi gue pake kacamata ga keliatan culun kan? Pakaian nya udah rapih kan? Ini beda jauh anjer. Gue berubah jadi cupu ni, padahal dulunya gue badboy. Masyaallah gue emang cakep" oceh Ivan di depan cermin. Setelah puas mengoceh Ivan mengambil tas nya dan melangkah keluar dari kamar menuju dapur.
Ivan berjalan perlahan dengan tatapan yang ia buat seperti seorang cupu. Disana terlihat keluarga nya yang sedang menunggu nya dan semuanya kompak menoleh melihat ke arah Ivan.
"kok kaya agak beda ni anak?" batin Indra. Indra menggeleng pelan kepalanya, mungkin cuma salah lihat saja. Dia kan Ivan sibego.
"Ayo sayang sini duduk. Sarapan dulu" ucap Aira lembut. Ivan menghampiri Aira dan duduk disebelah wanita itu. Sedangkan papa—Jovan Gunawan menatap tajam ke arah Ivan. Dibalik kacamata Ivan menatap tak kala tajam sebelum dirinya menunduk seolah-olah sedang takut kepada papanya.
Hening. Semua sarapan dengan tenang, tetapi tatapan anak dan papa selalu menatap Ivan yang seperti nya telah ada yang berubah.
"Ivan bareng Abang atau mau mama anterin?" Tanya Aira menatap Ivan.
"Ogah gue bareng dia" desis Indra membuat Aira menghela nafas pelan.
"Ivan berangkat sendiri aja ma." Sahut Ivan sopan.
"Ivan Yaqin? Mau pake mobil?" Tanya Aira kembali. Ivan berpikir sebentar sebelum seseorang menjawab dengan ngegas.
"Ivan mana bisa pake mobil ma!"
"Boleh Ivan pake mobil mama?" Tanya Ivan lembut. Aira terdiam sebentar sebelum mengangguk.
"Nanti mama beliin mobil buat kamu. Sekarang kamu pake mobil mama dulu ya, kuncinya ada di kamar mama. Di nakas, ambil aja" jawab Aira langsung dianggukin Ivan. Ivan berdiri dan mengecup singkat pipi Aira sebelum pergi mengambil kunci mobil.
Ivan balik dengan kunci mobil di tangannya. Ia mengambil tas yang masih di tempat duduk, setelah itu Ivan berpamitan pada Aira tanpa berpamitan ke papanya.
"Mana sopan santun kamu Ivan?!" Bentak Jovan saat dirinya hanya dilewati saja. Aira terdiam tanpa tahu harus berbuat apa selain berdoa dalam hati.
"Saya akan sopan pada anda. Jika anda menghargai saya" sahut Ivan dingin sebelum melenggang pergi meninggalkan kecengo an mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/331971934-288-k734367.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku kira Cupu Ternyata Suhu {transmigrasi}
Teen FictionSeorang pemimpin mafia terbesar di Jakarta terbunuh oleh musuhnya yang cukup kuat. Tanpa ia sadari jiwa nya melayang dan menetap di raga seseorang. Seorang anak laki-laki yang lemah, tidak disukai keluarganya kecuali ibunya. Dan disekolah dirinya ja...