Pagi sekitar jam 8 mereka sudah siap, hanya menunggu seseorang yang masih terlelap di kasurnya.
Keempat orang tersebut berdiri disamping ranjang dengan tangan melipat di dadanya. Menatap seseorang yang tak lain Ivan yang masih terlelap sungguh sangat menggemaskan.
"Bangunin kaga?" Tanya Indra pelan.
"Kalo ga bangunin, ga jadi jalan-jalan nya. Semalam tu anak antusias banget" sahut Vero sembari geleng-geleng kepala heran melihat tingkah adik dari sahabat nya.
"Biarin aja sampai bangun sendiri. Paling bentar lagi bangun" tutur Reyhan dianggukin yang lain. Kini, mereka hanya diam menatap seseorang yang masih tidur dengan nyenyak.
"Hmmhhmmm" Lengkuhan Ivan terdengar sangat halus. Ivan bangun dari tidurnya dengan mata yang masih terpejam.
"Kelakuannya" gumam keempat nya kompak.
"Hoammm" Ivan menguap, membuat dirinya semakin menggemaskan Dimata keempat lelaki yang berdiri disampingnya. Jangan pada ngegay-,
Mata nya membuka dengan perlahan. Mengerjap pelan, kepalanya menoleh kearah empat lelaki yang masih sabar menunggu nya.
"Buka mata langsung lihat cogan. Ehhh,, kenapa ga lihat bidadari surga aja si" gerutu Ivan sambil mengucek matanya pelan.
"Jadi ga?" Tanya Indra yang sudah merasa pegal berdiri terus.
"Hah? Jadi apa?" Cengo Ivan yang belum terkumpul semua nyawanya.
Keempat lelaki itu menepuk kepalanya serentak. Ivan menatap mereka bingung.
"NYAWA LO KEMANA IVANNNNNNN"teriak Vero dengan mengguncang pelan badan Ivan.
"Ivan belum mati!" Sahut Ivan dengan polos, hal itu sangat menggemaskan. Vero lantas mengacak rambut Ivan yang sudah berantakan.
"Idih kalian ngegay ya" ucap Ivan bergidik ngerii sembari melompat dari ranjang dan berlari ke kamar mandi.
"SEMBARANGAN KALO NGOMONG. CEPET MANDINYA NTAR GA JADI JALAN-JALAN" Teriak Indra,Vero,dan Vano kompak.
***
Kini mereka ada di mall terbesar di Bandung. Ivan menatap gedung mall dengan mata berbinar. Akhirnya bisa ke mall bandung.
"Kek ga pernah ke mall aja Lo Van" celetuk Vero.
"Lah emang ga pernah" sahut Ivan. "iya, ke mall Bandung. Kalo mall Jakarta sering" lanjut Ivan di dalam hati.
Kelima anak remaja SMA mulai melangkah memasuki mall. Ivan berdecak kagum melihat dalam mall yang begitu luas. Seperti di Jakarta, tapi lebih luas Jakarta.
"Keren" gumam Ivan yang masih di dengar mereka.
"Ayo jalan-jalan, bebas mau beli apapun yang Lo mau" ucap Indra dianggukin yang lain.
"Kalian yang bayar tapi!?" Ujar Ivan.
"Iya" sahut mereka kompak.
"Yey!! Enak ni punya para Abang sultan semua" girang Ivan mulai melangkah mendahului mereka. Keempat lelaki menggelengkan kepalanya melihat tingkah menggemaskan Ivan. Mereka baru sadar kecuali Reyhan,
"Shopping ala cowok!" Seru Ivan melihat sekelilingnya dengan wajah bahagia nya. Bahagia Ivan itu sederhana, seperti ini diajak jalan-jalan yang pasti gratis.
"Gini dong bahagia, jangan murung Mulu" tutur Reyhan tersenyum melihat senyum merekah di bibir Ivan. Sekian lama ia tidak pernah melihat Ivan sebahagia ini, dan sekarang ia melihatnya walau di raganya bukan asli jiwa Ivan, mereka tidak mengetahui nya biarkan waktu nanti yang bakal menentukan kapan mereka akan tahu yang sebenarnya.
"Woy baju item!!" Seru Ivan saat melihat kaos berwarna hitam. Ivan berlari kearah kaos berbagai warna. Dia memilih kaos warna hitam sekitar lima kaos yang ia bawa.
"Ntar dikira kaga ganti Van" celetuk Vero yang heran dengan Ivan yang mengambil kaos berwarna hitam semua.
"Hitam itu warnanya kece. Nih bawain kaos Ivan ya" ucap Ivan sembari menyerahkan kaosnya ke Vero. Vero menerima nya dengan wajah cengo.
"Anjer. Gue dijadiin babu??" Tanya Vero masih cengo.
"Gapapa. Yang penting tuh anak seneng" sahut Reyhan.
"Kalian ATM dan babu berjalan Ivan" Ivan bersorak sambil memilih jaket. Mereka hanya bisa menghela nafas pelan dan menggelengkan kepalanya heran dengan tingkah laku Ivan. Banyak pengunjung mall yang melihat dan memuji nya.
"Ganteng-ganteng dijadiin babu"
"Tapi idaman juga loh. Langka yang pada mau dijadiin babu sama adeknya"
"Adeknya tampan dan imut, Abang nya pada ganteng-ganteng"
"Pengen karungin tuh adeknya. Ekspresi nya imut banget!!"Beberapa pengunjung mall mengomentari nya dengan terang-terangan an membuat percaya diri Ivan seketika kumat.
"Gue tahu gue ganteng. Tapi ya gausah pake imut juga kali" dengus Ivan sambil asal mengambil baju.
"Lo mau make baju kebesaran Van? Yang ada pada ngatain Lo gemoy, imut, cute, ahhh pengen dikarungi deh" celetuk Vano saat melihat baju yang diambil Ivan baju ukuran besar, lebih tepatnya untuk bapak-bapak.
"Ketilep Lo pake baju itu Van. Lo kan belum jadi bapak-bapak deh" sahut Vero.
"Eeh anjer salah ambil" gumamnya saat menyadari yang diambil bukan baju ukuran anak remaja pada umumnya.
Setelah berbelanja, mereka kini berada di restoran tak jauh dari mall.
"Cewek apa cowok Lo peak. Belanja banyak bener" keluh Vero dan Vano kompak.
"Heleh ga ikhlas bayarin nih" dengus Ivan.
"Bukan ga ikhlas tapi ini banyak cug." Ucap Vano.
"Baju Ivan tuh pada berwarna deh. Ga suka, jadi Ivan beli sekalian Karna ada yang bayarin" sahut Ivan santai.
"Ada ada saja" gumam Reyhan dan Indra.
**
Maap lama.
Vote komen janlup.
Lupa? Otw santet kalian🗿
Lupa follow? Otw santet jga.
Lupa share? Tak bakar rumahnya🗿.
Sekian terima gaji 🗿
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku kira Cupu Ternyata Suhu {transmigrasi}
Teen FictionSeorang pemimpin mafia terbesar di Jakarta terbunuh oleh musuhnya yang cukup kuat. Tanpa ia sadari jiwa nya melayang dan menetap di raga seseorang. Seorang anak laki-laki yang lemah, tidak disukai keluarganya kecuali ibunya. Dan disekolah dirinya ja...