Kenan Kenan, Kenan, berulang kali Dira menyebut nama yang sama di kepalanya tapi tetap saja ia tak menemukan jawabannya. Sejak dari toko, lalu berkendara memecah jalanan menuju pasar, pulang untuk merapikan belanjaan, hingga sekarang sudah sampai di salah satu pusat perbelanjaan ternama, pikiran Dira masih tertuju pada Kenan.
Gara-gara Kenan tadi melepas kacamatanya untuk pertama kalinya, Dira menjadi terus terbayang wajah pria itu. Kenan tanpa kehadiran kacamata terlihat familiar baginya. Anehnya hanya ketika melepas kacamatanya saja. Tatkala alat bantu lihat itu ia gunakan, seketika wajahnya berubah seratus delapan puluh derajat.
Selama apapun Dira berpikir, dia tak kunjung mengingat kapan dan dimana ia melihat Kenan sebelumnya. Jika hanya sekadar berpapasan, dia tak mungkin merasa hapal dengan wajah Kenan.
Mungkinkah mereka pernah mengobrol sebelumnya? Atau terjadi insiden yang membuat otaknya mengingat wajah Kenan? Entahlah. Dira sendiri tak yakin.
Atau mungkin kembarannya Kenan? Bisa jadi juga. Pada akhirnya Dira tak menemukan jawabannya selama apapun dia berpikir.
Pertemuan yang awalnya terjadi karena keperluan pekerjaan tiba-tiba menghasilkan pertemuan lain yang tidak disengaja. Di kafe tempo hari menjadi permulaannya. Setelah itu Dira sering bertemu Kenan di suatu tempat secara tak sengaja.
Seperti esoknya mereka tak sengaja berjumpa di sebuah toko kosmetik. Dira antara yakin atau tidak kalau sosok yang ia temui adalah Kenan.
Kembar identik dengan kondisi tak pernah menemui yang satunya lagi membuat Dira ragu. Takutnya itu kembaran Kenan. Jadi daripada malu, ia memilih untuk tak bertegur sapa meskipun posisi mereka lumayan dekat. Sudah cukup ia mempermalukan dirinya sendiri di hadapan orang lain.
Hari ini ketika sibuk hunting model pakaian terbaru di mall, Dira sekali lagi melihat Kenan. Kacamata yang ia gunakan membantu dirinya untuk melihat orang yang berada cukup jauh, sedang bersama dengan wanita yang sama dilihat oleh Dira di kafe maupun toko kosmetik.
Dunia semakin terasa janggal bagi Dira karena dia sering bertemu Kenan bertepatan dengan setelah bertemunya mereka di toko. Dan hampir di setiap momen itu Dira selalu menjumpai wanita yang sama tengah bersama Kenan. Bukankah terlalu aneh jika disebut takdir?
Weekend, menghabiskan waktu bersama, tidak mungkin hanya teman biasa. Kali ini Dira yakin dan percaya akan hasil kerja pikirannya. Kenan sedang kencan.
Cara Kenan menatap wanita itu sudah mengatakan semuanya. Gerak-gerik wanita yang menggandeng mesra lengan Kenan juga tak luput dari perhatian Dira. Keduanya adalah pasangan muda yang tampak sangat serasi. Dengan wajah yang sekilas hampir mirip. Jodoh.
Selera Kenan patut diacungi jempol. Sebagai seorang perempuan, Dira saja mengganggap kalau perempuan itu cantik dan manis. Apalagi ketika ia tertawa. Jangankan para manusia berjakun, Dira pun menyukainya.
"Bodoh!" Dira memaki dirinya sendiri sebelum memalingkan mukanya ketika tak sengaja mendapati Kenan menoleh ke arahnya. Bisa-bisanya ia menghentikan langkahnya hanya karena merasa tertarik pada kehidupan orang lain.
Seakan tak ada yang terjadi, Dira berjalan cepat melewati orang-orang yang berpotensi menjadi tempat baginya untuk bersembunyi. Semoga dia belum tertangkap basah. Kalau iya, bisa gawat. Kenan pasti memikirkan yang tidak-tidak tentang dirinya. Dia akan menduga Dira penasaran tentang hidupnya. Walaupun itu tak sepenuhnya salah, tapi Dira harus jaga harga diri.
Penasaran pada lelaki bukanlah gaya Dira. Dialah yang sering membuat lelaki penasaran karena bisa bersikap ramah dan misterius di waktu yang bersamaan.
Sayangnya walau Dira sudah berusaha, mata Kenan berhasil menangkap kehadiran wanita itu diantara ramainya orang. Seakan menjadi tokoh utama, Dira tampak bersinar di matanya, meskipun banyak pemeran pendukung yang berdiri di sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenand(i)ra
ChickLitKenandra Abyakta Mahesa menganggap hidupnya telah sempurna. Dia lahir di tengah keluarga harmonis dan tumbuh menjadi lelaki mapan. Kenan betah hidup sendiri meskipun kedua adiknya sudah berumah tangga. Kehadiran seorang wanita bernama Dira berhasil...