Ananda Sabara

466 15 1
                                    


"Nan?! Bangun heii!! Udah siang ini." Teriakan sayang dari seorang perempuan yang membangunkan anaknya menggelegar di sebuah rumah sederhana.

"Heh!! Nanti kamu telat loh.." lelahnya membangunkan sang anak yang tak kunjung bangun dari tidurnya. Anaknya ini memang kebo dasarnya.

"Belum bangun mah?" Tanya seorang lelaki yang di ketahui suami dari perempuan tersebut.

"Belum tuh. Mana kebiasaan banget pintunya dikunci. Udah tau dia kebo." Kesal perempuan itu.

Suaminya tersenyum menanggapi sang istri. Rasanya ia sudah bosan dengan drama pagi hari di kediamannya ini, yang hampir setiap pagi terjadi.

"Nanda..Bangun nak. Udah siang ini, kamu sekolah kan?" Ucap nya sedikit berteriak.

tak lama terdengar suara gerusak-gerusuk dari dalam dan teriakan "Kenapa gak dibangunin dari tadii.." kesal manusia di dalam kamar itu, membuat pasangan suami istri di luar kamarnya geleng-geleng kepala. Balik lagi, mereka bosan dengan drama ini.

Yahh beginilah kehidupan Ananda Sabara, putra tunggal dari pasangan suami istri bernama Anastasya dan Deon Sabara. Saat ini Nanda berumur 17 tahun, dan sedang menempuh jenjang SMA kelas 11, di SMA Cendana.

«~««««»»»»~»

"Sekolah yang bener, jangan bandel. Siang nanti langsung pulang! Kalo mau main jangan lupa izin sama bunda atau ayah, ngerti?" ucap ayah Nanda saat mengantar Nanda ke sekolahnya.

"Iya, yah. Mana uang jajannya?" Ucap Nanda dengan cengiran kuda.

"Nih..50ribu buat 2 hari, ya?" ucap Deon setelah memberi uang selembar bernilai 50.000 pada Nanda.

"Siap Ayah." Balas Nanda dengan memberikan pose hormat. "Nanda masuk dulu, udah mau masuk. Ayah hati-hati di jalan. Semangat kerjanya."

«~««««»»»»~»

Jam pelajaran sudah dimulai sejak tadi. Kini jam sudah menunjukkan pukul 09:20 yang menandakan para murid dapat beristirahat sejenak.

"Berhubung gue mau hemat, gue bakal rajin bekel sih. Dan elo!! Jangan ngajakin gue ke kantin." Ucap Nanda pada Bagas yang duduk semeja dengannya.

Bagas Prasetya, teman akrab Nanda yang memang mereka sudah berteman sejak keduanya masih di bangku SD. Bagas sama seperti Nanda yang kini berusia 17 tahun. Namun, jika di lihat dari bulan kelahiran mereka, Bagas lebih tua 3 bulan dari Nanda. Nanda lahir pada bulan Juli dan Bagas pada bulan April.

"Gue gak yakin sih, usaha lo bakal berhasil." balas Bagas membuat Nanda kesal.

Memang dasarnya Nanda itu boros, apalagi soal makanan. Ia selalu lupa diri. Ini itu selalu ingin ia beli ketika terlihat menggiurkan.

Tapi kali ini, ia sudah bertekad dengan niatnya berhemat. Semangat Nanda!

"Temen mau jadi lebih baik tuh di dukung bego!" Kesal Nanda menggeplak bahu Bagas. Bagas hanya membalas dengan tawa renyahnya, walaupun ia sedikit merasa sakin pada bahunya.

"Pak Darto kan mingdep udah pindah gaksih?" tanya Bagas tiba-tiba setelah tertawa tadi.

"Lah gak tau tuh gue. Kalo iya sih, sukur dah kaga ada dia lagi ngajar disini." Jawab Nanda sekenanya.

"Tumben betul nih botii..." Diiringi tawanya lagi, Bagas mendapat tatapan tajam dari orang di sampingnya itu.

Pak darto itu guru matematika mereka manteman. Guru yang nyebelin menurut banyak siswa. Soalnya Pak Darto ini kalau ngasih tugas pr gitu gak kira-kira. Mana kalian pasti tau lah ya, matematika itu contoh soal sama soal itu beda jauh.

Sir, I'm Jealous [BL Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang