Alfero Mahendra

146 10 0
                                    

Pagi ini terlihat seorang Pria berumur dua puluhan sedang memasukkan pakaiannya kedalam koper.

"Kamu yakin mau tinggal di apartemen, Al?" tanya seorang wanita yang membantunya membereskan kopernya.

"Yakin, mah. Lagian kalo Al tetep tinggal disini, kejahuan dari sekolah tempat Al ngajar." jawab pria bernama Al itu.

Ya, dia Alfero Mahendra, Pria yang saat ini berusia 23 tahun itu sudah mendapat pekerjaan barunya. Menjadi guru di salah satu sekolah menengah atas yang ada di Indonesia.

Sedikit kita ulik tentang Alfero, diumurnya yang baru menginjak 23 tahun. Ia sudah menyelesaikan S2 nya beberapa waktu lalu. Mengapa bisa? Karena saat ia berada di tingkat SMA, Alfero mengikuti kelas akserelasi yang membuatnya lulus saat usianya masih menginjak 17 tahun.

"Yaudah deh, mama juga gak bisa maksa. Kamu jaga kesahatan ya disana. Nanti mama sama papa bakal nyempetin buat dateng ke apart kamu." pasrah wanita yang di ketahui merupakan ibu dari Alfero.

Fara Nandia, wanita yang telah melahirkan Alfero itu kini telah berusia 47 tahun. Tetapi, usia hanyalah angka. Karena dilihat dari segi manapun, Fara masih terlihat muda. Yang mana membuat Aditnya Mahendra a.k.a suaminya tak mampu berpaling. Kecantikkannya sangat natural, mungkin karena Fara rajin merawat kulit wajah serta badannya. Maklum, orang kaya.

"Iya, mah. Al juga nyewa orang buat ngurus apart kok. Cuma dateng pagi, siang, sama sore. Setiap udah selesai ngerjain tugasnya, orangnya langsung pulang." jawab Alfero.

Fara menanggapi dengan menganggukkan kepalanya, ia sedikit merasa lega karena putranya ini mau menggunakan jasa pembantu. "Kamu berangkat jam berapa?" tanya Fara.

"Nanti siang mungkin. Lagian masih satu kota, gak butuh waktu terlalu lama."-Alfero.

"Mama gak bisa nganter nanti. Soalnya papa bilang mau ketemu sama temen bisnisnya." ujar Fara sekarang dengan mengelus kepala anaknya.

"Iya mah, gapapa." jawab Alfero.

"Lagian aku tinggal pake aja apartnya, udah bersih. Semalem aku udah nyuruh orang buat bersihin." lanjut Alfero.

" lanjut Alfero

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pip..pip..pip..ceklekk
Setelah memasukkan pin pintu apartnya, Alfero segera masuk ke dalamnya.

Setelah masuk, ia menatap sekeliling ruangan di hadapannya. Nampak minimalis namun terasa mewah. Karena mau bagaimana pun, apartemennya berada di kawasan yang elit.

"Kayanya lebih baik saya istirahat sebentar. Nanti saya harus membeli beberapa buku untuk mengajar." gumam Alfero sembari berjalan menyeret kopernya.

Biar saya jelaskan sedikit mengenai apartemen Alfero. Disini memiliki 3 ruangan. Ruangan pertama merupakan kamar yang akan Alfero tempati, Ruangan kedua sebagai ruang kerjanya, dan ruangan ketiga merupakan kamar untuk berjaga jaga jika ada tamu yang menginap.

Diantara ketiga ruangan itu, kamar Alfero lah yang paling luas. Di dalamnya sudah tersedia kamar mandi dan juga walk in closet.

Tak hanya ketiga ruangan itu. Apartemen ini dilengkapi dengan ruang tamu juga ruang bersantai yang dilengkapi dengan layar tv yang cukup besar. Ada juga dapur serta meja makan yang menjadi satu sudut, serta fasilitas penunjang lainnya dengan tema minimalis.

Pada pukul 14:30, Alfero memutuskan untuk keluar mencari buku yang ingin ia gunakan sebagai pedomannya mengajar nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada pukul 14:30, Alfero memutuskan untuk keluar mencari buku yang ingin ia gunakan sebagai pedomannya mengajar nanti.

Ia memilih pergi ke toko buku yang ada di Mall terdekat dari apartnya.

Setibanya di tempat yang ia maksud, jam sudah menunjukkan pukul 15:10. Karena tadi ia menyempatkan untuk makan siang dulu.

Kini Alfero sedang menyusuri lorong demi lorong untuk mencari buku yang ia inginkan. Ia tau dimana letaknya, namun ia memilih berkeliling sembari melihat buku-buku lainnya. Mana tau ada yang membuatnya tertarik.

Ia berbelok ke lorong selanjutnya, dan kembali melihat-lihat. "eh ehh,," ucap seseorang menghentikan langkahnya.

Ia menatap pemuda berseragam putih abu di hadapannya 'SMA Cendana?' batinnya bertanya.

"Boleh minta tolong? Gue mau ambil buku itu, tapi gak nyampe." ucap pemuda di hadapannya sembari menunjuk buku yang ia maksud.

Tanpa babibu, Alfero segera mengambilaknnya dan memberinya kepada pemuda di hadapannya.

"Kamu sekolah di SMA Cendana?" tanya Alfero setelah pemuda itu menerima bukunya.

"oh, makasih." ucap pemuda itu setelah memegang bukunya. "Iya, gue sekolah di SMA Cendana. Kenapa?" lanjutnya.

"Tidak. Kalau begitu sampai bertemu lagi."
Setelah mengucapkan kalimat itu, Alfero langsung pergi dari hadapan bocah yang memintanya mengambilkan buku karena tidak sampai itu.

"oh iya, sekali lagi makasih." ucap pemuda itu sedikit berteriak saat langkah kaki alfero mulai menjauh darinya.

"Kurasa, aku tertarik." gumam Alfero dengan senyuman tipis di wajahnya.

.
.
.
Intinya part ini, sebelum pertemuan Nanda sama Alfero di toko buku.

Sir, I'm Jealous [BL Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang