Lagi

1 0 0
                                    

Aku tidak pernah berhenti untuk percaya, esok entah kapan, dunia kita akan menjadi satu. Sebelum kita tua, sebelum kita berdua saling menutup mata dan saling berduka. Tenang saja, aku selalu siap menunggu, semoga sejarah hidup kita bisa menjadi satu, walaupun keegoisanku dan kamu itu berbeda. Kamu cuman satu, terdiri dari dari rasa yang terbuang pilu. Aku tidak pernah merasa salah menjadikanmu pilihan, menganggapmu sebagai satu-satunya alasan karena masih berdiri ditempat ini. Masih berjuang untuk menunggumu kembali, kamu jauh karena jarak dan perasaan kita yang berbeda.


Perasaan yang perlahan berganti, menutup sepi, berganti hari hingga bidadari itu datang lagi. Menunda rasa demi sebuah cinta yang semu, menganggapmu Ratna, walaupun aku tau jika aku bukanlah Galih. Aku takut berpura-pura menjadi dia lagi, aku takut harus jatuh untuk bangkit, aku terlalu takut menuangkan sisa harapan dengan sepenuhnya dan tidak tersisa lagi. Aku takut, jika aku benar-benar berhenti dan berganti dengan cinta yang baru.


Untuk yang pertama kalinya, aku merasa lelah menunggu. Menatap layar tanpa kabar,tanpa pesan darimu. Namun tetapi, aku sudah berjanji untuk menunggu dan mengejarmu, mengejar satu nada yang terus berlari menjauh. Nafas ini menangkap isyarat dari detak jantung, maafkan aku sempat berfikir untuk meninggalkanmu. Senyum merekah sambil menatap awan yang terus tertawa, mengingat kisahku yang tetap sama seperti dulu, masih sibuk berjuang untuk menunggu. Walaupun aku tau, aku sudah mulai lelah untuk menunggu terlalu lama. Terimakasih, teruntuk kamu yang masih menjadi dia, alasanku atas dari segala yang ada.

Puisi Sajak KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang