Harapku

1 0 0
                                    

Merangkai kata sebelum mengucapkan selamat tinggal, tidak semudah merangkai asa. Memilikimu kini tak lagi menjadi sebuah candu yang menjadikan rindu, justru candu yang membuatku malu. Ketika aku memilikimu, aku menemukan bukan apa yang aku cari, tapi justru apa yang aku dapat. Menjadikanmu sebuah pilihan adalah kesalahan terbesarku. Aku kira kita melangkah dijalur yang sama,aku kira kamu masih betah terombang-ambing didalam kapal yang siap karam, dan bodohnya lagi, aku mengira jika kamu adalah satu-satunya alasanku bertahan hingga saat ini.


Apakah salah jika aku mengharapkanmu lebih dari status pacar? Selain aku menjadikanmu tempat untuk pulang, aku juga ingin menjadikanmu rumah tempatku berbagi cerita, tempat untuk mengadu kejamnya dunia hari ini, selain itu aku menginginkan kita menjadi ayah dan anaknya, siap menanggung malu demi membahagiakan anaknya. Aku tau jika itu hanyalah sekedar harapan, setidaknya aku masih berharap, meskipun harapan adalah rasa kecewa yang tak bisa tersampaikan.


Sebelum genap aku kembali tersenyum, menatap indahnya dunia dibalik bayangan kisah kita yang tak seindah cerita cinta. Teguk kopi menghantarkanku kedalam imaji, dimana kita masih bisa tertawa dan bahagia, tanpa luka dan derita. Rumahku kembali sepi, hanya terdapat satu batang bunga mawar dan bunga anggrek didalamnya. Jadi selama ini, aku tidak mengetahui jika bunga itu sangatlah indah. Keindahan itu tertutup oleh harapan-harapan yang menjadi karat dan abu-abu. Indah itu, disaat aku bisa memilikimu sepenuhnya, memiliki duniamu, memiliki ceritamu, memiliki masa lalumu, memiliki keluargamu, dan yang terpenting adalah aku bisa memiliki hatimu. Terimakasih teruntuk kamu yang mengajarkanku, Jika cinta memperlukan tanggung jawab, bukan hanya berani menjawab "aku mau jadi pacarmu "

Puisi Sajak KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang