3. suasana luar

6.2K 321 5
                                    

Haechan.....

Pagi menjelang siang, sekitar jam 10. Haechan yang masih mengantuk Ingin melanjutkan tidur tidak jadi karena mendengar suara sang ibu membuatnya terbangun, dengan memaksakan diri haechan berusaha mengambil kesadarannya dari alam mimpi semalam dengan susah payah.

Di luar kamar nya haechan mendengar ayah dan ibu nya bertengkar. Haechan tidak mau ikut campur, ini sudah sering terjadi. Dia masih duduk di atas kasur sambil memainkan hp mencari sesuatu untuk mengalihkan telinganya dari suara bising di luar kamar.

"Kau itu kalau mintak tolong ke adik-adik ku dengan sopan bisah gak, kenapa dengan bicara kotor mengatakan adikku sangat pelit tidak mau menolong ke semua orang!!" Jhonny membentak ten, dia tadi ke pasar ingin memintak bantuan ke pada adik-adiknya. Tapi saat di sana adik nya mengatakan seperti itu sehingga dia pulang dan memarahi ten.

"Aku gak pernah bicara seperti itu." Lawan ten, dia berusaha menahan air matanya yang akan jatuh.

"Apa yang nggak, kamu bahkan mengatakan ke mereka kalau aku marah karna tidak kamu belikan rokok dan takut pulang karena tidak mau aku marahi kan!! Kenapa mulutmu itu kotor!!" Jhonny membanting benda ke lantai sehingga membuat hati ten terguncang gak bisa nahan air matanya lagi.

"Sumpah, aku gak pernah bicara gitu ke mereka, bahkan mereka meminta uang padaku tetap aku kasih dengan uang yang kamu berikan semalam." Ten berucap membela diri karna memang dia gak pernah bicara seperti itu kepada adik iparnya.

"Mana mungkin mereka bohong padaku, emang dasar mulut mu itu yang gak bisa di jaga!!"

Perdebatan itu berlangsung cukup lama, haechan tidak mau ikut campur dia sudah lelah dengan keadaan rumah seperti ini. Ayahnya hanya bisa marah-marah padahal selama ini yang mencari nafkak hanya ibu sedangkan ayah santai tidur main hp makan beli rokok. Sekarang ibu yang gak bisa cari uang ayah hanya marah-marah karna gak di belikan rokok.

Gak lama perdebatan itu selesai, ibu masuk ke kamar haechan setelah ayah pergi entah ke mana. Haechan memandangi ibunya tanpa ekspresi, haechan tau ibunya banyak sekali pikiran.

"Chan, kenapa kakak kamu gak bisa di hubungi?" Tanya ibu, haechan tau kemana arah pembicaraan ini.

"Mungkin disana gak ada sinyal ibu tau sendiri tempat nya di pelosok kota." Jawab haechan, dia sedikit malas dengan situasi seperti ini.

Mereka diam sehenak dengan pikiran masing-masing, haechan yang merasa sedikit tertekan dengan melihat wajah ibu nya sembab langsung pergi ke kamar mandi. Dia butuh air segar untuk mendinginkan kepalanya, dia masih teringat dengan ibuk yang punya kontrakan ini ingin meminta uang kontraan cepat di berikan tapi ibu nya hanya bisa berjanji.

Rentenir juga bolak balik ke rumah menagih utang dan ibu hanya bisa memberikan janji lagi. Orang dealer juga kemarin ke sini ibu masih memberikan janji, semuanya sangat rumit. Ayah baru saja di berhentikan dari pekerjaan nya karena atasan nya bangkrut, ibu juga gak punya modal untuk jualan karena membiayai pernikahan adik nya minggu lalu. Bahkan beberapa hari ini kami makan seadanya saja terkadang kami menahan lapar hingga sore hari.

Keluar dari kamar mandi haechan baru teringat dengan uang yang di berikan yuta semalam padanya. Lebih baik dia berikan uang itu pada sang ibu, saat masuk kamar haechan langsung di suguhi dengan wajah ibunya yang menatap nya datar.

"Kamu dapat uang dari mana?" Pertanyaan sang ibu membuat hati haechan berdegup kencang. Sang ibu memperlihatkan beberapa lembar uang seratus ke hadapan haechan, dia menemukan itu saat membersihkan tempat tidur haechan.

OM-OM |||| (Jaehyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang