Bab 4. Kenakalan Ku

45 10 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
.
.
.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 setelah pertengkaran tadi cahaya langsung tidur karena sudah merasa lelah akibat kejadian tadi.
•••

Sinar Matahari Terpancar masuk ke dalam lubang-lubang Jendela Kamar Milik Cahaya.
Cahaya sudah Bersiap Untuk pergi Ke sekolah, dia Turun Dari Lantai Atas menuju lantai bawah, dimeja makan terdapat Diga Dan Camilla yang sedang sarapan pagi

"Aya makan dulu yuk" seru sang ibu mengajak putrinya serapan

"Cepat makan cahaya, kamu bareng sama ayah berangkat nya" cakap sang ayah yang sedang asik menikmati masakan sang istri

Namun sayang Cahaya tidak menanggapi keduanya dia malah melengos pergi kearah luar rumah untuk berangkat sekolah tanpa berpamitan dengan orangtuanya.
Sadar bahwa Anaknya Melengos tak menjawab Diga Langsung marah pada saat makan

"CAHAYA, apa apaan kamu" bentak sang ayah dari arah meja makan ke arah cahaya di hadapan pintu rumah

"Ayah sudah-sudah mungkin cahaya sedang tidak mood untuk sarapan bersama" nasihat Camilla
"Cahaya kamu berangkat bareng ayah kan?" Tanya sang ibu pada cahaya dari jarak lumayan jauh karena memang rumah cahaya begitu besar, jadi jarak antara meja makan ke arah pintu rumah lumayan jauh

"ENGGAK Bu cahaya berangkat sendiri" akhirnya cahaya angkat bicara, buru-buru ingin berangkat

"Loh kenapa nak?, Tunggu dulu ayah sarapan" Camilla

"Ga ada waktu gua buru-buru" kasar cahaya langsung meninggalkan rumah bergegas berangkat

"CAHAYAAAAA" Teriak Diga dari dalam rumah, se isi rumah jadi menggema karena teriakan Diga begitu sangat Besar

***

Cahaya sedang dalam perjalanan ke sekolah menggunakan mobil miliknya sendiri yang dibelikan oleh sang Ayah,
Cahaya menggumal sendiri

"Benci banget gue sama tua Diga Itu" Gumal Cahaya sendirian dimobil

"Heran bener bener heran gue sama mereka aneh banget, masa anaknya mau jadi baik ga boleh, Egois Emang mereka, ayah macam apa coba itu" cerocos cahaya tanpa berhenti hingga tenggorokannya mengering akibat tak hentinya berbicara guna melampiaskan kekesalannya kepada sang ayah

***

Di tempat Lain Disebuah Tempat Yang Biasa Disebut Dengan Majelis, Tempat untuk menuntut berbagai Ilmu terutama ilmu agama
Ada seorang wanita Yang sedang berdakwah atau berceramah kepada para jama'ah jama'ah nya.

".....Sebagai seorang muslim haruslah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi muslim yang sejati, dengan usaha yang maksimal maka kita akan menjadi orang yang sempurna islamnya. Insya Allah.
Orang disebut sempurna islamnya apabila dalam menjalani kehidupan ini senantiasa menyelamatkan orang muslim lainnya, baik dari gangguan tangannya, maupun gangguan lidahnya. Sehingga dalam hidup sehati-hari kita harus mampu untuk menjada lisan supaya tidak berkata-kata yang dapat menyakiti perasaan seseorang. Serta jangan sampai tangan kita menyakiti orang lain
Seseorang yang sempurna islamnya, dalam menjalani hidup ini akan senantiasa meninggalkan pekerjaan buruk, namun beralih kepada kebajikan, inilah yang dinamakan hijrah yang sebenarnya. Sesuai sabda Nabi yang artinya:
"Orang yang sempurna islamnya, ialah orang yang menyelamatkan orang islam lainnya dari gangguan lidahnya dan tangannya, dan orang yang berhijrah sebenarnya itu ialah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah swt."
Saudaraku yang dirahmati Allah, saya rasa cukup sekian yang dapat saya sampaikan, semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kekurangan. Syukron Jazakumullah Khair"
Dakwah Seorang Wanita Itu, Ya betul Wanita Itu Adalah Nurul Alathos , Yang Kerap di sapa Ustadzah Nurul , Kaka Kandung Dari Sayyid Al-Bani Ibraham...

Apakah Aku Bisa BerubahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang