Bab. 17 Dakwah In Bogor

56 15 2
                                    

Sebenarnya Khodijah Masih Belum sepenuhnya menaruh harapan tentang kepastian Cahaya yang akan Menghadiri Majlis Ta'lim Yang dibicarakan Minggu Lalu, tapi semua itu Khodijah tepis takut jika jatuhnya malah suudzon nanti.

Ahad ini memasuki Ahad dimana Majlis itu akan dilaksanakan tepatnya pada Tiga Hati setelah hari ini.

Dipondok Pesantren Darul Baitul Hidayah, Sayyid Sedang Mempersiapkan Dirinya untuk Menyampaikan Dakwah ditempat yang sudah disepakati olehnya dan pihak Pengada Acara.

"yid Bentar lagi Dakwah Dibogor Nih,Ana ikut ya hehe" Kata Alby Menghampiri Sayyid yang sedang membaca sebuah kitab

"Yassalam ngomong mulu ente,iyeh ikut" Sayyid dibuat geleng-geleng Kepala oleh kata-kata Alby yang selalu ingin ikut dakwah ke Bogor, Memang Alby dari kemarin-kemarinnya berbicara itu terus sehingga kadang membuat Sayyid pusing

"Oke,sekalian pengen tau suasana Di Bogor teh Kos Kumaha" Tak sadar Alby baru saja Berbicara Bahasa Sunda

"Wah Maa Syaa Allah, Ente bisa bahasa Sunda Toh? sekalian ajarin ane dong" Ucap Sayyid menimpali dengan terkejut

"Yeuh ane bisa sedikit yid nggak banyak,maka dari itu ane pengen punya Calon Orang Sunda biar bisa bahasa Sunda hehe" Dengan entengnya Alby berkata demikian

Hal ini tentu membuat gelegek menahan tawa Sayyid sendiri hingga akhirnya Sayyid menggelengkan kepalanya

"Astaghfirullah Alby Alby,masih kecil woy, tapi kalau emang mau sekarang sih enggak papeh langsung ijab qobul,ane dukung paling depan dah" Ternyata mereka sama saja, sama sama tertawa maksudnya,iya itu hanya candaan mereka tidak ada maksud apa-apa.

Keduanya hanya geleng-geleng sambil tertawa,sakin asiknya mereka bercanda sampai tak menyadari Bahwa sebentar lagi azan berkumandang menandakan waktu Dzuhur sudah masuk

Ketika mendengar azan, segera Sayyid Dan Alby Bergegas Pergi Ke Masjid Pondok Pesantren dan meninggalkan segala aktivitas yang dilakukan.

***

Disini Cahaya Berada Disekolah yang Menyimpan banyak Memory Anak Muridnya, dia sedang memikirkan Bagaimana cara meminta izin kepada orang tuanya untuk pergi ke majlis,jika dipikir dua kali tentu itu tidak akan bisa diizinkan.

"Heh Lo Bengong Mulu Lo,kesambet nyi Rombeng loh ih" Sahut Zaki Yang Membuyarkan Lamunan Cahaya

"Geblek Siah" Pukul Reyhan Pada pundak Zaki "Nyi Rombeng nya kan dianya sendiri" lanjutnya membuat Cahaya menoleh dengan tatapan Tajam

"Apa Lo bilang?" Ucapnya Lebih Tajam Dari pada silet saat Cahaya Mengeluarkan Kata-kata itu pada Reyhan Dengan Muka Merah Menahan Amarah "iya Gua Nyi Rombeng nya dan Lu Aki-aki Peot nya,Dan Sebentar lagi Gua Kutuk Lo Jadi Siluman Bagong Hahaha" benar-benar menakutkan Cahaya ini, Dia berhasil membuat Reyhan tak Berkutik

"Anzay Sieun Siah Aing Jadina, Kabur ah,paur di sihir, gua belum nikah soalnya" Reyhan dan dua temannya Akhirnya meninggalkan Ruangan Kelas dengan terbirit-birit Takut Dengan Cahaya

"Gila Lu Aya Keren bisa buat tu Anak tiga takut Hahahaha" Tawa Sisi Membuat Ruangan menggema

"Mereka itu tengil jadi harus digituin" Sahut Cahaya

"Tapi yang dibilang mereka ada benarnya loh Lu ngapa si dari tadi ngelamun Mulu?" Tanya Wulan giliran

"Nggak papah, lagian apaan sih ngedengerin mereka" Sahut Cahaya Tak sadar nada suaranya sekitar tegas hingga membuat Wulan Beralih menatap Sisi dengan bingung, ada apa dengan Cahaya akhir-akhir ini.

Apakah Aku Bisa BerubahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang