boneka bebek

195 17 0
                                    


"good morning"

Suara berat itu mengagetkan Nana yang sibuk mengetik skripsinya.

"pagi dok." jawab Nana santun.

"pagi ini kita cek kemajuan Doyi ya."

Nana hanya mengangguk. Terlintas difikirannya ucapan suster tadi malam ketika melihat wajah dokter Jo pagi ini. Apa iya dokter Jo mau menemani doy selama ini?

"Doyi, boboknya udah lama lo. Doyi bangun dong kasih senyuman sama dokter. Kasian dokter lihat wajah Doyi yang masem terus."

Sangat lembut dan menenangkan. Suara dokter Jo terdengar samar samar oleh Nana. Dokter Jo berbicara sangat pelan di telinga Doy dan hampir tak terdengar oleh Nana.

"sus tensinya normal kan?"

"normal dok."

"Nana, sejauh ini Doyi belum ada perkembangan. Masih seperti awal. Kita berdoa bersama semoga Doyi diberi kesadaran ya."

"baik dok. Oh iya dok..."

dokter Jo menunggu kelanjutan berbicara Nana.

"ah tidak apa apa dok. Saya lupa mau nanya apa." nana menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Dokter pun tersenyum manis pada Nana dan meninggalkan ruangan tersebut.

"Doy kamu main rahasia rahasiaan ya sekarang sama aku. Pokoknya gak mau tau. Doyi harus cerita apapun sama Nana kalau bangun. Gila ya Doy, diem pucat gini aja kamu masih bisa ngegoda dokter Jo."

~~~

(whatsApp)

"cas, aku siang ini mau bimbingan. Doyi aku tinggal bentar ya."

"oke Na. Maaf ya ngerepoti. Aku beneran lagi banyak kerjaan banget."

"gak papa cas. Toh hidup kita juga harus berjalan kan."

"iya Na. Demi Doy juga. Untung aja semua biaya ditanggung tersangka. Kalau nggak udah gak tau aku harus gimana Na."

"iya cas. Apalagi sekarang Doyi udah naik di rawat vip. Gila ya. Sebanyak apa duit tu orang mau tanggung jawab. Tapi harus bersyukur setidaknya dia gak lari."

"iya Na. Udah dulu ya Na. Aku lanjut kerja."

~~~~

Nana memasukkan handphonenya kedalam saku. Ia masih berusaha positif thinking. Mungkin lucas memang sibuk dipekerjaannya dan tidak berani bilang ke Nana kalau dia sibuk. Jadi Doyi ditinggal begitu saja. Toh ada suster yang berjaga malam.

Doyi kini sendirian didalam kamar yang cukup luas tersebut. Semua fasilitas ada didalamnya. Bahkan sudah seperti hotel.

Lelaki jangkung itu masuk dan menurunkan suhu Ac yang menurutnya terlalu dingin untuk Doyi.

Boneka bebek ditenggerkannya disamping Doy lalu secepat kilat ia pergi lagi untuk melanjutkan aktivitasnya.

~~~

"Na gimana perkembangan Doyi?" ucap Jeno mendekati Nana yang baru keluar dari ruang dosen.

"ya begitu lah jen. Belum ada kemajuan."

"Na kamu harus semangat dan juga kamu jaga kesehatan. Lihat ni wajahnya udah gak tembem lagi kayak dulu. Matanya udah punya lingkaran setan sekarang."

"ih apasih Jen." Nana menepis tangan Jeno yang menguyel wajahnya.

"kalau cemberut makin gemes." Jeno menggigit kecil pundak Nana.

"diem gak! Kalau gak diem aku pulang sendiri aja."

"ramen???"

Langsung saja Nana membulatkan matanya dan mengangguk happy. Makanan favoritnya itu selalu menjadi senjata bagi Jeno.

sincerity (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang