hasrat

109 9 0
                                    


Jo tidak berkedip sedari tadi memandang Doyi yang sibuk menyiapkan makanan untuknya. Doyi memaksanya bangkit dan duduk dimeja makan setelah berpelukan hampir satu jam.

"gara gara dokter aku harus memanaskan sup ini lagi." ungkapnya dengan bibir cemberut.

Johnny hanya tersenyum gemas mendengarnya.

"ini dimakan dulu ya dok. Baru nanti istirahat lagi."

"jadi sekarang gantian ini? Aku pasiennya kamu dokternya?

"mmm bisa jadi. Sekarang aku yang jadi perawat dokter."

Jo tersenyum menggeleng dan memakan sup hangat buatan Doyi. Doyi tak sabaran melihat reaksi Jo setelah memakan masakannya.

"pantes aja Lucas betah sama kamu. Masakannya enak begini."

"peresss banget dok. Mana bawa bawa Lucas lagi."

Keduanya bercanda bersama dimeja makan. Sesekali Doyi mengecek suhu tubuh Johnny. Mungkin karna suster sudah memberi obat, demamnya kini sudah mereda dan suhu tubuhnya pun sudah turun.

___

"dok sekarang sudah malam. Sepertinya aku harus pulang."

Wajah Johnny yang sedari tadi ceria langsung berubah drastis. Pasalnya ia masih sangat ingin bersama Doyi.

"Doy..."

Jo memegang pergelangan tangan Doyi yang sibuk mengemas wadah sup yang ia bawa tadi.

"temani satu malam saja disini."

Johnny mengingkari janjinya. Ia berjanji akan menganggap Doyi sebagai "pasien-dokter" setelah pulang dari villanya. Ia berjanji mengubur mimpinya. Ia berjanji membuang jauh kenangan manisnya. Ia berjanji meninggalkan nama Doyi disana. Dilaut yang menjadi saksi perjanjian itu.

Hilang. Semua berubah. Hatinya kembali lagi. Seakan ingin merebut paksa milik orang lain tersebut. Memiliki seluruh jiwa raganya selamanya.

Doyi menurut begitu saja tanpa bantahan. Entah karna merasa iba meninggalkan seseorang yang sakit atau karna memang sengaja merelakan hatinya yang ingin diikat oleh pria tampan itu.

____

Doyi keluar dari kamar mandi dengan baju yang kesebaran. Jo memberikan baju tidurnya kepada Doyi. Doyi seperti bayi yang menggunakan baju kebesaran. Wajah lugunya semakin membuat Jo merasa gemas.

"sini naik."

Jantungnya berdetak cepat saat Jo menyuruhnya naik keatas ranjang milik Jo. Dari awal Doyi sudah meminta agar tidur diruang tamu saja. Dengan keras Jo melarang dan memaksa agar Doyi tidur bersamanya. Jo juga berjanji dia tidak akan melakukan hal tidak senonoh pada Doyi.

Doyi merebahkan tubuhnya tepat disamping Jo. Badannya terlihat semakin mengecil di sandingkan dengan badan Jo yang berotot tersebut.

Keduanya tidak ada yang memulai percakapan. Masing masing menatap kosong langit kamar. Hingga pada akhirnya...

"dok..."

"hmm." ucap Jo tanpa menoleh.

"aku rindu lagu itu."

Keduanya tidak ada yang memandang. Tetap langit kamar yang kosong mereka tatap. Jo menghela nafasnya berat. Namun tiba tiba ia mulai bersenandung dengan lagu favoritnya yang selalu ia nyanyikan sebelum Jo tidur ketika merawat Doyi.

Flashback

"Anak manis, aku hari ini lelah banget. Banyak pasien darurat yang harus ditangani. Maaf tadi siang aku gak sempat jenguk kamu ya."

sincerity (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang