jahat

97 11 1
                                    


Johnny duduk diam didalam mobilnya. Ia sudah mencari Doyi kemana pun. Namun Jo tak menemukannya. Hanya satu tempat yang belum ia datangi. Apart Lucas.

Jo tidak mau gegabah untuk mencari Doyi disana. Ia takut Lucas curiga pada mereka. Jo terus mengirim pesan pada Doyi. Ia ingin bertemu dan menjelaskan semuanya. Untuk orang tua Jo, tentu saja dia sudah menelfon mamanya dan mengatakan dengan tegas dia minta semua ini dibatalkan. Mama Jo sudah kepalang pusing melihat anaknya. Jo sudah memasuki umur 33 ditahun ini. Orang tua mana yang tak ingin melihat anaknya menikah. Ditambah Jo kini sangat sukses.

Papa Jo tak mau ambil pusing untuk masalah ini. Karna rencana dari awal itu ulah mamanya yang sudah sangat akrab dengan mama gissele. Jo sendiri sudah mengenal gissele sejak kuliah. Ia sama sekali tak memiliki perasaan apapun pada gissele. Jo pun mengancam kedua orangtuanya untuk tidak mengurus rumah sakit kencana dan rumah sakit orangtuanya yang ada diluar negri. Kata kata Jo tidak main main. Mama nya pun ikut panik mendengar anaknya yang selama ini terkenal santun tiba tiba menyerang seperti itu.

Ntah mengapa ia membawa dirinya didepan gedung apart Lucas saat ini. Ia frustasi karna tak dapat menerima jawaban dari Doyi. Hingga akhirnya ia hanya menunggu didalam mobil dan memikirkan cara agar bertemu dengan Doyi.

____

"Doyi, kalau kamu gak bilang masalahnya aku gak tau ngasih solusinya. Kamu nangisan dari tadi buat aku tambah pusing."

Doyi membuka selimutnya yang menutupi dirinya sedari tadi.

"kamu pusing liat aku nangis?"

"ya enggak. Maksudnya aku tu bingung. Kamu kenapa dari tadi kayal gini."

"udah cas. Kamu jangan nanya nanya. Ini cuma masalah tugas doang." kembali menutup dirinya dengan selimut.

"tugas? Sebegini parahnya karna tugas? Doy aku tau kamu pinter ya. Ga mungkin kamu sampai stres begini karna tugas. Ya udah lah kamu lanjutin aja nangis kamu. Aku mau lanjut buat laporan."

Lucas kembali keruang kerjanya. Meninggalkan Doyi dikamar yang sedang kalut.

Beberapa jam kemudian Lucas kembali kekamar dan membawa makan malam untuk Doyi. Ia melihat sepertinya Doyi sudah lumayan tenang.

"sayang, makan dulu ya. Nanti kamu sakit. Liat tu badannya udah lemas gitu."

Doyi menurut. Ia duduk diatas ranjang tanpa mau turun dan makan dimeja. Doyi perlahan makan dengan pelan.

"oiya Doy. Kamu lihat berita gak? Gak nyangka ya dokter Jo selera nya mantep juga."

Doyi berhenti mengunyah. Menatap tajam mata Lucas.

"wihh seram banget sayang. Kenapa? Kamu mau tunangan juga kayak dokter Jo?" Lucas masih terus bercanda.

"diem cas."

"tenang sayang. Masih cantikan kamu kok dari pada si gissele itu."

Braaaaakkkkkkk

Lucas kaget bukan main. Doyi melemparkan piring makannya begitu saja. Air matanya mengalir lagi.

"DOY!!! APA APAAN SIH."

"kan aku udah bilang kamu diem."

Doyi pergi keluar dengan cepat dan menghindar dari Lucas. Lucas dengan cepat mengikuti langkah Doyi.

"Doy sebenarnya ada apa? Jangan bikin aku kayak orang bego begini!"

Doyi tak mengubris. Tetap saja dia pergi keluar dari apart tersebut. Lucas terus mengikutinya.

Hingga sampai di halaman apart, Jo terkejut karna Doyi menangis berjalan keluar dari gedung. Dengan cepat ia keluar dari mobil dan berlari menghampiri Doy.

"Doy....."

Kejutan apalagi ini pikir Lucas. Jo datang dijam segini menemui doyi?

"dok, kok ada disi..."

"Doy aku bisa jelasin." Jo mendekat meraih tangan Doyi.

Lucas mengerti situasi ini. Dengan cepat otaknya mencerna semua yang terjadi. Dari Doyi menangis, Doyi marah di apart, sampai Jo menunggunya disini.

"Jelasin Doy." suara rendah Lucas terdengar menyeramkan.

"Cas bisa gak urusan kalian nanti saja. Jangan bebani Doy sekarang." Jo angkat bicara.

"oh gini kelakuan kamu Doy?" Lucas dengan smirknya.

Doy tidak tau situasi apa ini.

"LIHAT AKU!"

lucas dengan kasar menarik balik badan Doyi sambil berteriak. Wajahnya penuh dengan emosi.

"Cas gak usah main kasar gini." Jo menepis tangan Lucas yang mencengkram kuat bahu Doyi.

"udah hebat kamu Doy? Udah bisa dapetin yang lebih tajir dari aku?" Lucas menekan Doyi kembali. Ia sama sekali tak menganggap Dokter Jo ada.

Doyi tak berani menatap Lucas. Ia menahan isak. Air mata sudah menetes di pipinya.

"air mata buaya. Gini kelakuan kamu ya setelah apa yang udah aku perjuangin untuk kamu!"

"Cas stop kayak gini!"

Buuukkj!!!!!

Sebuah tinju melayang tepat di wajah Johnny. Doyi panik.

"Jangan ikut campur urusan aku sama manusia gak sadar diri ini!!"

Jo bangkit dan melayangkan balik tinjunya kearah wajah Lucas.

"urusan Doyi urusan aku juga!"

Cuih

Lucas meludah yang sudah tercampur dengan darah akibat pukulan tersebut.

"ingat Doy! Kau masih berurusan denganku."

Lucas meninggalkan mereka berdua dan masuk kedalam bangunan.

"Doyi......" ucap lembut Jo.

Doyi menjatuhkan dirinya dan menangis sejadinya. Refleks Jo memeluk Doyi dan menenangkannya.

______

sincerity (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang