Tiga Puluh Enam Minggu 💙
Hari- hari berlalu dengan tidur dan menangis. Matahari terbit kemudian tenggelam melalui jendela flatnya, dan Bae Suzy tidak berdaya untuk melakukan apapun kecuali bergerak di dalam ruangan dengan kabut emosi.
Kau memilih untuk tidak melihat melewati permukaan.
Rambutnya menjadi awut - awutan dan kusut. Kulitnya gatal ketika kesunyian menekan terlalu ketat. Dan kakinya melangkah tanpa semangat ke kamar mandi, tempat tidur, dapur, dalam rutinitas berulang- ulang yang membosankan.
Sangat jelas bahwa kau tidak pernah menganggapku serius.
Suzy tidak bisa memikirkan apapun selain lelaki itu. Wajahnya, dingin dan jauh ketika Joo Hyuk menceritakan semua yang dia pikirkan selama berminggu - minggu. Dari matanya penuh luka dan amarah, semua karena dirinya.
Aku mencoba merayumu, untuk menunjukkan bagaimana perasaanku tanpa membuatmu takut, tetapi kau selalu membiarkanku pergi begitu aku melepaskannya.
Suzy egois, dia telah mengendalikan sebuah kesalahan. Dirinya tidak membiarkan Joo Hyuk pergi begitu saja- dia selalu mendorongnya. Melihat ke belakang, dia tahu itu tanpa sedikitpun keraguan. Suzy menemukan alasan untuk mendorong Joo Hyuk menjauh, menariknya dari udara tipis seperti alasan untuk menjaga dirinya tetap aman. Hatinya. Bayi mereka. Begitu putus asa untuk membuktikan pada dirinya sendiri bahwa dia akan baik- baik saja, bahwa dia bisa menangani kehamilan, dia menolak untuk lengah cukup lama hanya untuk menganggap Joo Hyuk serius.
Satu hari berlalu, saat suara dering ponselnya membangunkan dari tidur siang yang gelisah. Berguling, dia mengabaikannya.
___________
"Wow..."
Berguling di tempat tidur Bae Suzy disambut pemandangan dua teman tertuanya. Keduanya terlihat sama kagetnya.
" Hei Bae Suzy..." Melangkahi tumpukan pakaian yang entah bagaimana keluar dari lantai kamar tidurnya. Jung Hae In menyapa. " Bagaimana kabarmu?"
Membenamkan wajahnya kembali ke bantal, Suzy menghela nafas, " Pergilah, aku tidak menginginkan pengunjung. "
" Tentu saja, menilai dari bagaimana kau mengabaikan panggilan kami selama berhari- hari." Suara In Yeop terdengar lebih dekat, bersama merosotnya tempat tidur di belakang Suzy. Sedangkan Hae In mengitari sisi lain, memanjat ruang sempit yang tersisa di tepi.
" Dengan serius..." Suzy mencoba lagi, " Kalian tidak perlu berada di sini, aku baik- baik saja..."
Suaranya pecah pada kata- kata terakhir, sehingga Suzy harus menggertakkan giginya.
" Aku tahu, itu sebabnya aku membawakan file- filemu dari kantor." Kata Hae In, sembari menyenggol dengan siku, " Sudah empat hari. Bosmu akan datang sendiri hanya untuk memastikan kau baik- baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope And Other Punch Line
RomanceTangan melayang turun ke perutnya, Suzy tahu. Sejak remaja dia tahu dia terlalu perasa dan peka melebihi kebanyakan gadis lain. Dia bahkan memiliki firasat sebelum ayahnya pergi untuk selama- lamanya. Dia tahu sekarang ada sesuatu yang berbeda dalam...