8

196 3 1
                                    

Aku bingung sama Adit, semua orang harus banget tau kalau kita berdua itu pacaran, dia ini tipe-tipe orang yang pengen berkesan tapi enggak gini juga kali.

"Iya nih pacar gue, kenalin Zev, ini Rehan."

Aku hanya menyalami tangannya sambil tersenyum dan Adit juga tersenyum.

Manis banget sih, bangsat elah, call me wkwkwk.

"Habis ini lo mau kemana, Han?" tanya Adit.

"Paling gue mau beberes sih balik, kalian berdua nikmati aja, naik bianglala deh pasti wow, gue yakin."

Adit terdiam sambil liat bianglala, "Oke deh, gue lanjut lagi ya, bye."

Adit langsung menarik tanganku menuju bianglala, padahal aku lagi enak-enak makan es krim, orang ini bener-bener sih ngajak ribut daritadi.

"Bisa biasa aja gak nariknya? Ntar tangan aku putus gantinya pakai apa?" keluhku.

Adit hanya cengngengesan kayak anak kecil.

Gemes banget ayangnya aku

"Engga apa-apa sih, biar cepet aja keburu malem."

"Heleh alesan aja, kamu takut kan aku kepincut sama temenmu kan? Cemburu yah?"

"Apaan sih, engga ya." jawabnya sambil bibirnya digigit.

Lucu banget sih nih orang, enggak tega jadinya

Aku dan Adit akhirnya naik bianglala dengan menggunakan fast track dan memang antrian juga tidak begitu ramai, sebenarnya aku orangnya enggak enakan mendahului antrian tapi ini kan Adit yang mau bukan aku.

Kami berdua naik bianglala dengan warna pink, lucu banget warnanya hahaha.

Langit Jakarta sangat cerah dengan terpaan sang surya matahari semakin jatuh di ufuk barat dengan menampilkan hiasan di beberapa awan ketika cahaya menyentuh cakrawala yang sangat indah.

"Bagus banget ya sayang langitnya?" tanya Adit sambil menikmati pemandangan.

Hilih.

Adit ada di sebelahku tetapi dia bisa melihat pantai, aku berada disisinya melihat semua wilayah dufan dengan beberapa wahana yang masih berjalan.

Saat aku ingin melihat Adit.

Chup

"Apaan nih." kataku kaget tiba-tiba dicium.

"Kok kaget gitu sih, bagus ini suasananya sayang masa enggak mau." jawabnya santai.

Gigimu.

"Ini kan area public sayang, ntar ada yang liat gimana?"

"Kita kan diatas, enggak ada yang liat dong."

Ya sudah aku menuruti apa kata Adit.

Aku menikmati setiap sentuhan bibirku dengan Adit, lidah beradu dengan dahsyat mengalahkan petinju internasional, saliva bertukar entah berapa banyak hingga aku terperangah olehnya. Tanganku mencoba memegang torpedonya hingga menyembul dengan besar, ku permainkan dengan pelan sampai ia tak tertahankan.

Pikiranku terhipnotis ke torpedo, tanpa mikir panjang aku membuka resletingnya itu dan melahap juniornya itu dalam keadaan terbangun.

"Aahhh Zev," bisiknya sambil desah di dekat telingaku.

Zevoyag 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang