Tunangan?

0 0 0
                                    

"Vano suapin dong."

"Ogah males."

"Please....." Rengek Ira sambil memanyunkan bibir nya.

"Tangan lo guna nya apa hm?"

"Gue sayang sama lo."

"Gajelas lo."

Drevano meninggalkan kamar Ira setelah menaruh nampan berisi sarapan di samping ranjang.

Tubuh Drevano menegang pelukan Ira dari belakang membuat nya tidak bisa bergerak.

"Lepas Ra." Titah Drevano sambil melepaskan lilitan kedua tangan Ira di perut nya, tapi cewek itu terlalu keras kepala mengeratkannya terlalu kuat.

"Gamau, suapin gue dulu baru gue lepas."

"Oke."

Ira tidak bisa menyembunyikan senyuman nya di depannya kini seorang Vano mantan pacar nya menyuapi nya dengan telaten.

"Van, lo gak mau balikan sama gue?"

Drevano berdehem menatap wajah Ira yang sudah ceria sekali nyata nya bibir nya dari tadi tak henti nya untuk tidak tersenyum.

"Udah gak minat lagi."

"Ah harus nya waktu itu gue nerima, nyesel gue Van." Raut wajah Ira kembali suram, sedih tidak bisa di tahan lagi.

"Suapan terakhir Ra, jangan kayak anak kecil deh habis itu minum obat nya." Tangan Drevano mengulurkan sendok yang berisi nasi dan lauk nya tapi respon Ira malah membelakangi nya.

"Udah gak nafsu dan gak MINAT lagi." Ucap Ira dengan menekankan kata minat.

"Yaudah minum obat nya dulu."

"Pergi! gue minum obat nya sendiri."

"Lo nangis Ra?"

"GAK!"

Drevano memegang pundak Ira tapi Ira menolak. Dengan langkah gusar Vano naik ke atas ranjang memandangi setiap inci wajah Ira yang terkejut dengan keberadaannya.

"Cengeng banget sih." Vano mendekap tubuh Ira dengan cengengesan sambil mengusap surai rambut hitam nya.

"Kok diem, tegang banget dipeluk mantan nya."

"Apasih Van gue suka lo peluk kayak gini." Ira tersenyum di balik punggung Drevano.

"Obat nya diminum dulu." Vano melepaskan pelukannya lalu turun ke ranjang tanpa mempedulikan ekspresi cemberut dari Ira.

Cewek itu menurut untuk minum obat nya. Setelah itu membaringkan dirinya untuk kembali tidur merapatkan selimut nya sampai leher.

"Van gak mau tidur disebelah gue?"

"Nggak gue mau ke kampus, lo istirahat aja ya, ada Jeya kalo mau apa-apa panggil dia."

.
.
.
.
Di rumah yang seluas ini tidak ada pikiran sama sekali untuk bisa tinggal didalam nya apalagi bersama sang mantan satu atap setiap hari nya bertemu. Bukan nya canggung atau benci Ira malah semakin menjadi untuk bisa balikan bersama Drevano.

Banyak hal di hidup nya yang meninggalkan nya orang tua dan segala nya untuk sekarang percintaan nya akan ia perjuangkan walaupun harus menjilat ludah nya sendiri.

Suara mesin motor di lantai bawah membuat Ira buru-buru untuk turun ingin menyambut kedatangan cowok yang daritadi ia tunggu kepulangan nya siapa lagi kalau bukan sang mantan tercinta.

"Awhhh." Ringis Ira lutut nya sedikit terbentur ujung meja.

"Mbak Ira kenapa, lagian buru-buru banget jalan nya Mbak." Perkataan Jeya hanya dibalas dengan tatapan sedih dengan bibir nya yang bergetar kesakitan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia Kembali!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang