3

745 125 3
                                    



Dibawah terik matahari yang cukup membakar, Ji membawa beberapa batu bata dipundaknya. Keringatnya mengucur dengan deras. Semangatnya dalam bekerja tidak perlu diragukan. Para pekerja yang lain sudah beristirahat makan siang, sedangkan Ji belum beristirahat.

"Hei Ji berhentilah sejenak, kau belum makan siang sedari tadi"teriak mandor memanggil Ji.

Ji menyeka keringatnya. Dia bergabung dengan para pekerja yang sudah selesai makan siang dan siap untuk kembali bekerja.

"Bolehkah aku pulang sebentar untuk mengecek adikku?"tanya Ji kepada mandor.

"Silahkan, aku memberimu waktu 30 menit"Ji pun membungkukan badan nya pertanda berterima kasih kepada mandor itu.

"Bos, lama sekali waktu istirahatnya. Kami saja hanya diberikan waktu beristirahat selama 15 menit"ucap seorang pekerja.

"Biarkan saja, adiknya dia tinggal sendirian diapartemen. Mereka tidak mempunyai orang tua. Dia bekerja keras demi menghidupi adiknya, adiknya beruntung memiliki Oppa seperti Ji"ucap sang Mandor.

"Kau benar bos. Mungkin kalau aku jadi Ji aku akan meninggalkan adik ku dipanti asuhan"

"Itulah bedanya kau dan Ji. Sudah sana kau bekerja lagi"usir sang mandor.

*******

Ji berjalan tergesa gesa menuju apartemen nya. Saat membuka pintu apatermen terlihatlah Lalice yang menangis

Ji langsung menghampiri adik nya yang sedang menangis"tenanglah Lili Oppa ada disini"Lalice bersandar di bahu bidang Ji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ji langsung menghampiri adik nya yang sedang menangis"tenanglah Lili Oppa ada disini"Lalice bersandar di bahu bidang Ji. Dia mulai tenang saat Ji menimang nimang dirinya.

"Sebentar yah, Oppa ingin ganti baju"Ji mengganti baju nya karena sudah basah oleh keringat. Lice kembali menangis Ji cepat cepat membuatkan Lalice susu supaya bayi itu diam.

Ji meletakan Lalice diayunan dekat kasur nya

"Tidur yah, Oppa ingin bekerja lagi"Ji meletakan dot dimulut Lice, hanya dalam  sepuluh menit Lalice sudah terlelap dengkuran halus terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidur yah, Oppa ingin bekerja lagi"Ji meletakan dot dimulut Lice, hanya dalam  sepuluh menit Lalice sudah terlelap dengkuran halus terdengar. Ji bergerak dengan hati hati supaya tidak menimbulkan suara.

Ji tidak sempat makan siang, dia hanya minum air putih untuk menghilangkan Rasa penat nya.Ji kembali bekerja dengan keadaan perut yang kosong. Sebelum berangkat dia sudah meletakan satu botol dot didekat Lalice.

Satu bulan bekerja menjadi kuli bangunan membuat Ji terbiasa jika makan hanya satu kali dalam sehari. Walaupun hanya memakan Ramen itu sudah sangat cukup bagi Ji, yang penting adiknya tidak kekurangan Susu.

Mengaduk semen, mengangkut Batu. Itulah yang dekerjakan oleh Ji. Punggung dan bahunya menjadi sedikit sakit karena terus mengangkat benda yang berat.

Jika Ji lembur dia akan mendapat upah Lebih. Tapi, dia tidak bisa meninggalkan adik nya terlalu lama. Jika sudah benar benar kepepet Ji akan membawa Lice ketempat dia bekerja adiknya akan selalu berada dibalik punggungnya menemani Ji lembur.

Tetangga unit apartemen Ji menawari supaya Lalice diasuh olehnya saja, dia seorang Nenek tua yang tinggal bersama anaknya yang juga bekerja ditempat yang sama dengan Ji. Ji menolak karena tidak ingin merepotkan orang lain.

Saat hari mulai Sore. Ji bersiap siap untung pulang bersama tetangganya. Mereka berjalan bersama.

"Ji kau tidak ingin lembur?"tanya Haein tetangga dari Ji.

"Siapa yang menjaga adikku jika aku lembur"jawab Ji

"Adikmu tinggalkan saja bersama dengan Eomma ku"

"Aku tidak ingin merepotkan Eomma mu"

"Eomma ku kesepian di apartemen. Jika dia mengasuh adikmu setidaknya dia memiliki kegiatan"

Ji terdiam mungkin dia memikirkan kata kata Haein, dia tidak ingin merepotkan orang laian. Tapi, dia juga membutuhkan uang lebih.

"Tidak usah terlalu banyak mikir, besok antarkan saja adikmu ke apartemenku. Lagipula kita bersebelahan"

"Akan kupikirkan lagi nanti"percakapan mereka terhenti karena telah tiba didepan pintu apartemen masing masing.

Ji melihat adiknya yang ternyata matanya terbuka lebar sembari mengunyah tangannya sendiri.

Ji mengeluarkan Lalice dari ayunan dia mengelapi seluruh tubub Lalice dengan kain basah, tidak lupa juga diberi minyak angin supaya badan Lice tetap hangat.

"Oppa masak Ramen sebentar yah, kau tunggu oppa. Jangan mendekati Oppa, nanti kau terkena air panas" Ji menyeduh semangkuk ramen dia memakan nya sambil memperhatikan Lalice yang berkeliling ruangan.

Ji cepat cepat menghabiskan Ramen nya karena melihat adiknya yang merengek ingin tidur.

Ji sudah sangat kelelahan dia menepuk nepuk pantat Lice supaya adiknya itu cepat tertidur.

Sesekali tidur nyenyak Ji terganggu karena Lice yang menangis kelaparan. Ji terpaksa membuka matanya, untuk membuatkan Lice susu.







Tbc







Ji and Lili🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang