>Jisung x Jeno<
.
Tak pernah Jeno sangka kalau kehilangan teman begitu menyisakan lara. Rasanya seperti baru kemarin dia bermain dengan Jisung di ruang tengah apartemennya yang kini lengang.
Sepi. Kosong sekali. Padahal ia sudah biasa sendiri. Padahal hanya Jisung seorang diri, tapi rasa rasanya ia kehilangan hampir seluruh jati diri.
Tak ada lagi Jeno yang berkeliaran kesana kemari. Tak ada lagi Jeno yang berlama lama di dapur dan berkutat dengan bahan-bahan masakan.
Ini terasa salah, tapi tak jua ia temukan makna benar.
Jeno mendesah lagi, kali ini lebih berat seolah hempaskan bebannya.
"Sepi banget sendirian, biasanya sama Jisung"
Model yang popularitasnya sedang melejit itu enggan membuka ponsel. Menghiraukan panggilan dari managernya yang khawatir akan keadaan dia sejak seminggu terakhir.
Sebenarnya tidak seminggu terakhir, managernya itu sudah curiga sejak sebulan belakangan. Tepat sehari setelah ia tak lagi melihat Jisung, si solois yang sedang naik daun itu berkunjung ke apartemen Jeno.
Sebagai manager yang merangkap menjadi personal assistant juga sahabatnya Jeno itu tentu saja merasakan perbedaan sikap dari modelnya. Sementara Jeno berlaga seolah tidak apa-apa, hingga puncaknya hari ini dia rasakan.
Jeno benar-benar mengurung diri. Dia bahkan tidak dibiarkan untuk mampir barang sejenak, katanya lelah setelah bekerja seharian sehingga dia hanya akan beristirahat sebelum kembali bekerja.
"Ini udah gak bener, sebenernya ada apa sih sama Jisung dan Jeno sampe Jeno begini?" Sungchan, selaku manager dari model ternama itu mengeluh pada salah satu temannya yang juga bekerja di belakang layar industri hiburan.
Chenle, yang sedang diajak bicara lantas mengangkat bahunya. Dia juga tidak tahu menahu.
"Tapi yang gue liat Jisung itu belakangan lagi sibuk di studio deh, dia lagi produksi musik kali makannya gak pernah ke apartemen Jeno lagi. Tau sendiri kan comeback di masa jaya jaya nya pasti punya ekspektasi tinggi dari fans nya dia" kata Chenle yang berusaha menghibur Sungchan.
Walaupun hasilnya nihil karena Sungchan tetap merasa ada yang aneh dengan, sebut saja sahabatnya. Meski di dalam pekerjaan mereka hanya sebatas model dan manager, tapi di luar itu tentu saja Sungchan khawatir pada Jeno.
Pasalnya, belakangan ini pola makannya tidak dapat ia kontrol karena Jeno selalu mengatakan dia sudah makan sebelum bertemu dengannya. Entah benar atau tidak, Sungchan juga tidak bisa memaksa Jeno.
Ah, Sungchan frustasi sekali.
Begitu juga Jeno yang merasa frustasi karena tak kunjung mendapatkan jawaban atas perasaan aneh belakangan yang menghampirinya setiap kali dia sendiri di apartemen. Rasanya ada yang kurang, tapi entah apa itu dia tidak mengerti.
.
"Terus kamu maunya gimana Ji? Aku bingung sama sikap kamu belakangan ini" kata Jeno saat mereka akhirnya memiliki kesempatan untuk saling bicara perihal apa yang terjadi.
Jeno merasa aneh dengan Jisung yang selalu pulang larut, berangkat sebelum matahari terbit dan sulit membalas pesannya. Sekali pesannya berbalas, Jisung mengatakan kalau dia sibuk. Lalu Jeno tidak pernah lagi mencoba mengirim pesan.
Mereka tidak pernah lagi bertegur sapa meski masih sering bertemu baik di apartemen. Karena sesungguhnya itu adalah apartemen bersama. Dan juga di agensi meskipun terhitung jarang sekali kebetulan bertemu.