03. Paruh Waktu

82 14 0
                                    

🍂

Hans itu tipe orang yang kepoan. Selalu ingin tahu setiap kegiatan orang lain, terlebih ini Esa. Cowok yang lebih muda darinya yang seperti adik sendiri.

Padahal usia mereka hanya berbeda beberapa hari saja. Hans terlalu berlebihan.

"Esa mau kemana?" Tanya Hans ketika mereka bertemu di lobby kampus.

Esa terlihat terburu-buru keluar dari gedung perkuliahan ini.

Menghentikan langkahnya, Esa menatap Hans yang kini kebingungan.

"Mau kerja, Hans. Cafe tempat aku kerja lagi ramai. Pekerja lain kerepotan ngurus nya, jadi aku diminta datang buat bantuin."

Hans mengernyit, "Bukannya jam kerja kamu nanti sore? Habis ashar?"

"Harusnya sih gitu, cuman ini mendadak. Hehe. Aku duluan ya? Sampaiin ke Haris sama Felix, aku gabisa mampir ke kosan dulu. Dan kunci aja pintunya nanti, aku bawa kunci serep."

Penjelasan yang cukup panjang. Esa menghentikan taksi yang kebetulan lewat didekat gerbang. Pergi meninggalkan Hans yang masih terlihat kebingungan.

"Esa itu pekerja keras banget ya." Gumamnya.




















Di cafe tempat Esa bekerja. Pelanggan begitu melimpah. Bahkan sampai ada antrian. Esa tak tahu mengapa tiba-tiba bisa seramai ini. Karena dihari-hari sebelumnya tidak terlalu padat pelanggan.

Bahkan tidak ada antrian sama sekali.

Buru-buru ia kebelakang untuk meletakkan tasnya dan memakai apron cafe. Disini diperbolehkan bekerja tanpa seragam, namun tetap gunakan apron cafe yang sudah disediakan oleh pemiliknya.

"Esa, tolong anter ini ke meja nomor 14 ya?" Pinta rekan sepekerjaannya.

Esa menyanggupi. Meletakkan serbet untuk mengelap meja dan mengambil alih nampan dari tangan sang rekan, Saka nama nya.

"Makasih. Gue kebelakang dulu, pesenan pelanggan masih banyak."

Terbirit menuju dapur. Esa kembali disibukkan dengan pekerjaannya setelah mengantarkan pesanan.

Rutinitas harian yang selalu Esa lakukan selesai berkuliah. Tidak apa ia kelelahan, yang penting ia dapat uang untuk menghidupi dirinya juga ibu nya di kampung halaman.












"Gue selalu seneng liat Esa, karena dia pekerja keras banget. Gue yakin dia sukses dimasa depan nanti."

--Hans Gionino J

🍂

Saka Adiwarma

-rekan kerja Esa di cafe-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-rekan kerja Esa di cafe-

Kadang kalau trio kwek-kwek sedang sibuk. Saka dengan senang hati menjadi pendengar keluh kesah seorang Mahesa Langit Dahana.

[A/N]

Hehe, ada Sunwoo yang datang. Setelah sekian lama 00L secara ga langsung aku satuin di satu cerita.

Happy reading Ivory❄️. See you❤️

Langit Favorit || SKZ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang