09. Mahesa Langit Dahana

86 14 0
                                    

🍂

[4 Months Later..]

"Aku ga bisa wisudaan ya, Hans?"

Entah Hans harus menjawab apa.

Esa sangat sensiSeetif jika dibahas hal begini. Sejak empat bulan lalu ia istirahat dari dunia kampus. Tubuh Esa mengurus perlahan-lahan. Pipinya semakin tirus dari biasa. Juga saraf motorik Esa sudah tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Hans tak kuat melihat kondisi temannya ini. Terlebih Esa sudah meluangkan banyak waktu untuk kosan dan Trio kwek-kwek. Esa itu malaikat. Malaikat penolong mereka yang dikirimkan Tuhan.

Hans berlutut didepan Esa. Mengenggam tangan kurus yang dingin itu.

"Esa, kamu tahu kan kondisi kamu gimana? Aku bukan mau nge larang, tapi memang kamu yang perlu istirahat."

Esa menunduk, "Aku nyusahin ya?" Hans menggeleng ribut.


Ia tak mengerti mengapa Esa menjadi mudah menangis seperti ini. Hans sudah cukup menangis hanya karena kondisi Esa yang semakin menurun.

Esa menjadi sensitif saat penyakit yang dideritanya terbongkar.

"Aku ga tau seberapa berat kamu jalani kehidupan kamu sebelumnya. Ada rasa nyesal karena ga kenal kamu lebih awal, Esa. Tuhan tau apa yang terbaik untuk makhluknya. Aku ngerti seberapa ingin kamu wisuda bareng kita bertiga. Tapi, Tuhan ga kasih ijin. Kamu ga boleh sedih kayak gini.."

















“Tuhan maha baik, Esa. Dan kamu tau itu..”

––Hans Jiandra G

🍂

[A/N]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[A/N]

Satu chapter dan epilog

See you❤️

Langit Favorit || SKZ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang