Haloooooo!
Hehe halooo lagi, apa kabar? Semoga baik ya!
Jangan lupa tandain ya kalo ada kesalahan penulisan.
Langsung aja happy reading!
*****
"Sayang."
"Sayang kok gitu sih?" Panggil Sella dengan nada manja.
"Apaan sih lo." Balas Arsha dengan tatapan datar.
Mereka sedang berada di kelas. Karena guru mata pelajaran tersebut sedang tidak bisa hadir maka jam pelajaran kosong, namun mereka tetap mendapatkan tugas dari guru.
Namun berbeda dengan Arsha dan juga Zeya, ketika yang lain sedang mengerjakan tugas mereka malah di ganggu dengan makhluk halus yang tak lain adalah Sella.
Sedari tadi Sella bukannya mengerjakan tugas, ia malah terus mengusik Arsha yang mencoba acuh terhadapnya.
"Sayang kok gitu? Jangan cuek-cuek ish."
"Najis mba." Kini giliran Zeya yang menjawab.
"Ehh lo! Kurang ajar banget ya lo! Ga pernah di ajarin sopan santun sama orang tua lo ya?!" Sarkas Sella yang tak suka dengan perkataan Zeya barusan.
Deg!
Mendengar kata orang tua di sebutkan membuat jantung Zeya berdetak lebih cepat dari biasanya. Kenangan buruk tentang hukuman dari papanya mulai terputar di ingatannya.
"Ga usah bawa-bawa orang tua ya lo." Balas Zeya dengan tajam.
"Kenapa? Bener ya apa yang gue bilang?" Ucap Sella menggantungkan kalimatnya.
"Atau orang tua lo ga mau urus lo?" Lanjut Sella dengan sinis.
Zeya tetap tenang, ia tidak mau bertindak gegabah. Ia mencoba mengabaikan ucapan Sella.
"Diem lo!" Ujar Arsha sambil menatap tajam ke arah Sella.
"Kenapa Sha? Lo belain dia?"
"Tutup mulut sampah lo itu." Balas Arsha, ia mencoba menahan amarahnya.
Namun itu justru membuat Sella semakin geram.
Brak!
Sella menggebrak meja, kemudian berdiri dari duduknya. Ia menatap nyalang ke arah Zeya. Emosinya memuncak.
"Ck! Gara-gara cewek brengsek ini lo bentak gue Sha? Segitu berharganya dia buat lo?!" Tanya Sella dengan wajah memerah karena amarahnya.
"Diem lo anjing! Jangan buat gue ngelakuin hal kasar sama lo ya!" Bentak Arsha dengan emosi.
"Lo ga usah hina orang yang berharga buat gue! Lo cuma orang baru! Lo ga tau apa-apa! Mending diem lo!" Lanjut Arsha dengan nada yang tidak ramah.
Sedangkan Zeya masih diam, tubuhnya terasa kaku untuk sekedar berdiri.
Ingatan buruk tentang papanya masih terngiang-ngiang di otaknya. Ia menjadi gelisah, namun ia masih mencoba untuk terlihat tenang.
Arsha tidak tahu kenyataan bahwa selama ini Zeya terus di siksa oleh papanya karena tidak memenuhi keinginan papanya. Ia terus di siksa sampai semua keinginan papanya terwujud.
Yang Arsha tahu papa Zeya hanya tidak pernah pulang dan tidak pernah meluangkan waktunya untuk Zeya.
Zeya menggenggam tangan Arsha, Arsha yang sadar tangannya sedang di genggam pun membalas genggaman tersebut tak kalah erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZEYA [TAMAT]
Teen Fiction⚠️bacaan ini mengandung kata-kata kasar jadi bijaklah dalam memilih bacaan⚠️ (SLOW UPDATE) ***** ~ Arzeya Melva Zahra Adelia Natawijaya ~ Sederhana saja. Kisah seorang gadis yang ingin menemukan kebahagiaan sesungguhnya dalam hidupnya. Ia tidak hidu...