-I SEE YOU-
-AONUNETE-"Hei, apa yang kau pikirkan?",- suara yang menegur Ao'nung hingga membuatnya tersadar
"Come here fish lips, don't just daydream there!",- Neteyam berbalik untuk melihat Ao'nung yang masih melamun sembari berkacak pinggang
"Aaa- aku datang",- Ao'nung tersadar dan segera naik ke permukaan dan berdiri diatas rumput yang terdapat sedikit lumpur
"Argh.. Aku benci ini",- Ao'nung mendengus kesal saat merasakan kakinya menginjak lumpur
Neteyam terkikik, memutar matanya keatas sembari menggelengkan kepalanya
Ao'nung mengangkat satu kakinya untuk melihat seberapa banyak lumpur yang melengket di kakinya
Menurunkan nya lalu berjalan kearah genangan air yang kecil, berniat untuk membersihkan kakinya tetapi sebuah lengan menarik nya dengan sedikit kasar hingga membuatnya hampir terjatuh
"Jangan, kau tidak boleh mencucinya begitu saja!",- Neteyam menghentikan Ao'nung dan menariknya menjauh dari genangan air itu agar kakinya tidak menyentuh air disana
"Mengapa tidak boleh?",- Ao'nung menatap heran kepada Neteyam
"Itu salah satu cara budaya kami, jika kau ingin belajar maka kau tidak boleh melakukan apapun sembarangan",- Neteyam melepaskan cengkraman ditangan Ao'nung
"Bukankah kau ingin belajar? Maka belajarlah dari sekarang, peraturan pertama yang harus kau ingat dan ini sangat penting yaitu kau harus terbiasa dengan lumpur, tanah, dan rerumputan yang kau injak dihutan ini..",- Neteyam menjelaskan sembari menatap Ao'nung dengan lekat
"Ohh.. Baiklah, aku paham",- Ao'nung mengangguk pelan dan Neteyam tersenyum menanggapinya
'Demi Bunda Agung, senyum nya sangat sangat cantik..',- Batin Ao'nung saat takjub dengan senyum indah Neteyam
"Mari, akan ku tunjukkan sesuatu kepada mu",- Neteyam menarik tangan Ao'nung untuk memaksanya jalan bersama nya
Ao'nung merasa detak jantung nya berdetak lebih dari kata normal, ia menyukai bocah hutan menggenggam tangannya.. Ia menyukai rasa hangat dari bocah hutan itu..
-I SEE YOU-
-AONUNETE-"Kau ingin menunjukkan apa?",- Ao'nung bertanya dengan penasaran sembari saat mereka mulai berjalan lebih cepat bahkan berlari, nyawanya hampir melayang karena lari dari bocah hutan itu sangat cepat, seperti secepat kilat
"Kau akan tau nanti, aku yakin kau akan menyukai tempat itu!",- Neteyam berkata sembari menatap ke depan, melompati beberapa bebatuan yang diikuti paksa oleh Ao'nung
"Sebuah tempat?",- Ao'nung bergunggam sangat pelan tetapi Neteyam bisa mendengarnya
"Ya!",- Neteyam berkata sambil tersenyum hingga membuat Ao'nung terpukau kembali sebelum mereka tiba-tiba berhenti
"Eh, ada apa? Mengapa berhenti?",- Ao'nung heran tetapi tatapannya masih fokus menatap wajah Neteyam yang menurutnya ia adalah Na'vi yang paling cantik diseluruh penjuru pandora, walaupun Neteyam laki-laki tetapi Ao'nung tidak peduli karena ia sudah jatuh cinta kepadanya
"Kita sudah sampai..",- Neteyam melepaskan cengkraman ditangan Ao'nung sembari tersenyum lebar menatap tempat yang indah itu
Ao'nung yang melihat Neteyam menatap kedepan dengan begitu senang pun ikut melihat kedepan dan ia sangat terpukau dengan pemandangan yang indah didepannya
Beberapa pohon jiwa berderet disamping dengan banyak tumbuhan dan buah di sekeliling nya dan beberapa batu kristal disamping pohon jiwa itu, tempat itu menjadi tempat yang sangat terang dari sebelumnya yang berada didalam gua
Neteyam senang datang ke tempat ini lagi, jika ia sedang badmood.. Ia sering kemari untuk menenangkan diri, sendirian tetapi untuk pertama kalinya ia mengajak Na'vi asing kesini
Neteyam berjalan mendekat kearah salah satu pohon jiwa sembari mengambil busur nya, ia berjongkok dan meletakkan busur nya di tanah sebelum mengambil sesuatu disamping ikatan busurnya
Ao'nung mendekati Neteyam dan berjongkok disampingnya
Neteyam mengeluarkan sebuah kain seperti kantong dan mulai memetik buah di dekat pohon jiwa
"Apa yang kau lakukan?",- Ao'nung menatap heran dengan kegiatan Neteyam
"Memetik buah untuk makan malam nanti",- Neteyam berkata tanpa menatap Ao'nung, hanya fokus dalam kegiatan memetik buah nya
Ao'nung hanya mengangguk tetapi telinganya naik saat Neteyam secara tiba-tiba mengarahkan tangannya kesamping, kearah Ao'nung untuk memberikan salah satu buah yang Neteyam barusan petik kepadanya
"Cobalah, ini enak",- Neteyam menatap Ao'nung saat ia merasa Na'vi Karang itu tidak mengambil buah yang ia berikan hanya menatap buah itu dengan aneh, mungkin Ao'nung belum pernah melihat buah seperti ini sebelumnya.. Buah itu berwarna ungu dan sedikit hijau dan biru
Neteyam menggerakkan tangannya naik turun dengan pelan beberapa kali seolah-olah memberi isyarat kepada Ao'nung untuk mengambil nya
"Ambil, skxawng!",- Neteyam yang sedikit kesal saat Ao'nung tidak kunjung mengambil pemberiannya pun mengambil tangan Ao'nung lalu memberikan dan meletakkan buah itu di tangannya
"Ini yang kau sebut dengan buah?",- Ao'nung bertanya dengan ragu saat Neteyam melepaskan tangannya saat ia memberikan buah itu ke tangan nya dan menatap buah itu dengan aneh
"Ya! Dan cobalah, aku jamin pasti kau menyukainya!",- Neteyam tersenyum, menunggu Ao'nung memakan buah itu
Ao'nung mulai mengangkat tangannya perlahan, mengarahkan nya ke mulut nya lalu mulai menggigit nya dalam satu gigitan dan mengunyah nya
Telinga Ao'nung meninggi saat merasakan rasa buah itu sangat lezat dan segar!
"Bagaimana?",- Ekor Neteyam mengibas dengan cepat, seolah-olah penasaran dengan jawaban Ao'nung
"I-ini sangat lezat, luar biasa!",- Ao'nung mulai memakannya dengan lahap sedangkan Neteyam tersenyum lebar sembari menertawakan nya saat Ao'nung makanan buah itu dengan lahap dan berlepotan
"Jangan terburu-buru, disini masih banyak jadi nikmati saja..",- Neteyam berbalik dan kembali memetik buah dan memasukkannya ke kantong
Ao'nung mengangguk dan melahap habis buah itu, senang bisa merasakan makanan enak yang belum pernah ia rasakan
-
Bersambung..
-
-I SEE YOU-
-AONUNETE-
KAMU SEDANG MEMBACA
I SEE YOU
FantasíaOrang langit menyandera Tulkun sebagai ancaman bagi Metkayina, memaksa Ao'nung dan Tsireya diam-diam menyelinap ke klan Omaticaya Dan saat pertama kali bertemu dengan anak sulung dari kepala suku, Ao'nung jatuh cinta dengan Neteyam, putra sulung dar...