-I SEE YOU-
-AONUNETE-Tangan kanan Neteyam mengarah kesamping untuk mengambil busur dan beberapa panah nya lalu meletakkannya di punggungnya
Neteyam dengan cepat bangun dari tempat tidur gantung nya, memegang dahan pohon sebagai tumpuannya untuk berdiri dan menaiki dahan pohon itu sesaat sebelum berlari melompati beberapa dahan pohon dan melompat turun hingga mencapai tanah
Ia mendengus sesaat merasakan bau menyengat disekitarnya
"Darah..",- Neteyam bergunggam pelan, seketika panik karena ia pikir itu adalah darah milik Ao'nung
Neteyam mengambil busur dari punggungnya untuk berjaga-jaga dan waspada kepada siapapun yang telah melukai Ao'nung, ia berpikir bahwa Bangsa Langit telah kembali dan menyerangnya begitu saja atau hewan buas yang telah memakannya?
Ia pun berjalan pelan sembari mengikuti jejak dari bau darah itu
Neteyam berhenti sesaat menemukan genangan darah berceceran didepannya dan beberapa dari jejak cairan itu terseret kedepan
"A-aa..",- Telinga Neteyam reflek naik turun dengan cepat, ekor nya bergerak gelisah dengan cepat
"Ao'nung!",- Neteyam berlari mengikuti jejak ceceran darah didepannya, ia pikir telah terjadi sesuatu kepada Ao'nung
-I SEE YOU-
-AONUNETE-Neteyam terus berlari mengikuti bau itu, ia sudah berlari sangat lama dan ia sendiri tidak sadar bahwa dirinya sedang berada dimana sekarang
Neteyam hampir menangis, hampir meneteskan air mata nya.. Matanya sudah membendung air matanya saat mencium bau itu semakin dekat
"Ao'nung!",- Ia meneriaki nama Ao'nung tetapi tidak ada jawaban sehingga ia menemukan ada tubuh sesosok Na'vi yang tergeletak bersandar dibawah pohon
"Ao'nung?",- Neteyam mendekat untuk memastikan
Ia membelalakkan matanya, sangat terkejut karena Na'vi yang tidak sadarkan diri itu adalah Ao'nung dan tidak sadar saat ia sudah menjatuhkan busurnya ketanah
"Tidak tidak tidak.. Ao'nung!",- Neteyam langsung berlari dan berlutut di depan Ao'nung, melihat darah yang mengalir yang berada di dadanya
"Ao'nung! Sadarlah.. Kumohon!!",- Ia memegang kedua pipi Ao'nung dengan kedua tangannya, ingin sekali menangis tetapi tetap berusaha menahannya
"Ao'nung.. hiks-",- Ia menahan isak tangisnya saat air matanya hampir menetes
"Aku masih hidup, skxawng..",- Telinga Neteyam reflek naik saat mendengar ada suara yang bergunggam pelan kepadanya
"A-.. Ao'nung?",- Neteyam yang tadi putus asa langsung menatap Ao'nung dengan penuh harapan
Ao'nung membuka matanya sembari memperbaiki posisinya dengan duduk bersandar dipohon sedangkan Neteyam melepaskan kedua tangannya dari pipi Ao'nung
Neteyam menatap dada Ao'nung yang mengaliri darah
"Kau terluka!",- Neteyam ingin menahan darah itu agar berhenti mengalir tetapi dengan cepat Ao'nung menahannya sebelum Neteyam sempat menyentuhnya
"Jangan khawatir ini hanya darah hewan yang kubunuh tadi karena hewan itu mencoba memakan ku",- Ao'nung menundukkan kepalanya, meremas tangan Neteyam agar segera tenang dan berusaha menjelaskan bahwa dirinya baik-baik saja
Tetapi tidak lama kemudian ia merasakan setetes air mata jatuh keatas kedua tangannya yang sedang menggenggam kedua tangan Neteyam
"Neteyam?",- Ao'nung dengan cepat mengangkat kepalanya, menatap Neteyam yang sedang menangis tanpa bersuara
Air mata terus menerus mengalir turun dari kelopak matanya, menatap Ao'nung dengan perasaan marah, sedih dan juga senang karena Ao'nung tidak terluka dan masih selamat tetapi justru tatapan itu lebih menunjukkan perasaan marah kepada Ao'nung
"Neteyam..",- Ao'nung segera meletakkan kedua tangannya dipipi Neteyam dan menyeka air mata yang terus menerus keluar yang tidak kunjung untuk berhenti mengalir
"Shtt.. Aku baik-baik saja, ku mohon jangan menangis..",- Ao'nung masih menyeka air mata Neteyam lalu mengelus pipi Neteyam dengan lembut untuk menenangkannya
Neteyam segera menepis tangan Ao'nung dan menatap Ao'nung dengan penuh kemarahan
"Apa yang kau pikirkan? Keluar larut malam begini tanpa kabar?!",- Telinga Ao'nung reflek turun saat Neteyam membentak nya dengan kemarahannya
"Hiss- Kau membuatku sangat khawatir!!",- Neteyam segera berdiri, mendesis kearah Ao'nung sebelum mengambil langkah untuk menjauh darinya
Beberapa saat kemudian pun hening, mereka terdiam satu sama lain sebelum Neteyam kembali bergunggam
"Hiks.. Ku-.. Ku pikir kau sudah-",- Neteyam yang tidak bisa menahan air matanya pun menangis dan mengerang dengan sedikit keras, ia sebenarnya sangat khawatir kepada Ao'nung
"Neteyam!",- Ao'nung dengan cepat berdiri dan menghampiri nya, segera mencengkram lengan Neteyam saat sebelum Neteyam mengambil busurnya yang ia jatuhkan ketanah sebelumnya dan ingin pergi meninggalkan nya
"Hei Neteyam, look at me!",- Ao'nung segera membalikkan tubuh Neteyam menghadap kepada nya, tangan kiri nya memegang pinggang Neteyam dengan erat dan juga tangan kanan nya memegang dagu Neteyam
Itu membuat busur yang berada di tangan Neteyam terjatuh lagi ke tanah disamping mereka karena ia terkejut dengan tindakan Ao'nung yang secara tiba-tiba itu tetapi ia hanya diam, tidak memberontak melainkan masih menangis tetapi hanya dengan isakan tangis yang pelan
"Look at me..",- Ia masih enggan menatap mata Ao'nung, masih marah dengan kelakuan Ao'nung tetapi Ao'nung tetap memaksanya untuk menatap mata nya
Ao'nung merasa putus asa saat Neteyam tak kunjung ingin menatapnya, tetapi sebuah ide muncul di benaknya
Ao'nung menyeringai sebelum tangan kiri nya yang menggenggam erat pinggang Neteyam mulai bergerak pelan menuju kebelakang Neteyam lalu meremas pangkal ekor Neteyam secara tiba-tiba yang sedari tadi bergoyang dengan gelisah
"Ah!",- Neteyam tersentak dan membuat nya tidak sengaja menatap mata Ao'nung
"Ya, seperti itu..",- Ao'nung kembali menyeringai, melepaskan ekor Neteyam dan kembali mencengkram pinggang mungil itu
"Tatap aku seperti itu, aku menyukai tatapanmu kepadaku",- Ao'nung mengarahkan ibu jarinya menuju bibir bawah Neteyam yang sedikit terbuka, mengelusnya beberapa kali dengan lembut dan sesekali memasukkan nya hingga menyentuh gigi dan taring Neteyam
"A-Ao'nung, ini..",- Neteyam segera meletakkan kedua tangannya didada Ao'nung yang masih ada darah dari hewan yang Ao'nung bunuh, mencoba mendorong nya menjauh tetapi Ao'nung malah semakin mempererat cengkraman nya
Dan sekarang ia tidak bisa melawan karena kekuatan Ao'nung lebih kuat daripada nya
"Neteyam..",- Ao'nung menarik Neteyam yang membuat mereka semakin dekat, hingga dada mereka hampir bersentuhan tetapi dihalangi oleh kedua tangan Neteyam yang masih berada di dada Ao'nung
Neteyam sedikit menggigil saat menatap mata Ao'nung yang begitu penuh napsu serta merasakan hawa dingin hutan dimalam hari yang menerpa mereka berdua
-
Bersambung..
-
-I SEE YOU-
-AONUNETE-
KAMU SEDANG MEMBACA
I SEE YOU
FantasyOrang langit menyandera Tulkun sebagai ancaman bagi Metkayina, memaksa Ao'nung dan Tsireya diam-diam menyelinap ke klan Omaticaya Dan saat pertama kali bertemu dengan anak sulung dari kepala suku, Ao'nung jatuh cinta dengan Neteyam, putra sulung dar...