"Aku mau resign."
Penuturan Yasmin sukses membuat jantung Indira terbelah dua.
"Tadi aku udah bilang ke Kak Renata dan Bu Winna. Semuanya udah tahu kalo aku mau resign per hari ini."
Yasmin mengajaknya bicara berdua di ruang meeting setelah office hour dan tiba-tiba saja mengumumkan hal ini. Resign? Lalu yang membimbingnya melakukan rekrutmen siapa?
"Kenapa... kenapa resign, Kak?"
"Aku keterima di dream company aku," jawab Yasmin, tanpa berniat untuk menyebut nama. "Nah, berhubung masa intern kamu udah mau habis, aku mau nawarin kamu untuk extend masa intern-nya tiga bulan lagi."
Extend masa intern... itu artinya ia tetap menjadi anak magang selama tiga bulan lagi?
"Kan kita semua udah tahu nih kinerja kamu gimana. Jadi kita nawarin kamu untuk tetap stay di sini setelah kontrak intern pertama selesai. Gimana? Kamu mau?"
Indira diam seribu bahasa, masih mencerna ucapannya baik-baik.
"H-Harus intern, ya? Nggak ada pergantian status...?" tanyanya hati-hati.
"Pergantian status?" Yasmin mengernyit dalam. "Skill kamu itu masih di bawah rata-rata, Dir."
Kening Indira mengendur.
"Kamu wawancara aja belepotan. Ngomong sama kandidat masih grogi. Belajar nggak mau. Nggak ada pengalaman kerja pula sebelumnya. Untuk minta pergantian status jadi karyawan kontrak, level kayak kamu belum mumpuni. Jadi di extension tiga bulan ini, aku mau kamu belajar untuk 'lari' sebagai recruiter. Gimana?"
'Level kayak kamu belum mumpuni' katanya. Memangnya level setinggi apa sih yang diperlukan? Ralat, level setinggi apa sih yang diperlukan untuk menjadi karyawan kontrak di perusahaan skala kecil begini? Turnover* tinggi—dan sang recruiter pun ikut-ikutan menjadi salah satu pekerja yang resign, karyawan permanen bisa dihitung jari, benefit kurang spesial, dan pastinya kurang bisa dibanggakan karena orang-orang bahkan tak tahu Japan Insurance. Coba, level setinggi apaaaa?
Jika boleh jujur, tempat ini bukan tempat yang ia cari untuk berkarier, tetapi usahanya untuk apply sana-sini mencari tempat yang lebih baik belum juga membuahkan hasil. Sehingga kini saat ditodong pertanyaan itu, jawaban yang ia miliki hanyalah...
"Aku... mau."
Dua kata itu terlontar antara ragu dan tak ikhlas.
Yasmin mengangguk. "Oke. Nanti kamu tanda tangan kontrak intern baru ya, Dir."
Kontrak... intern baru katanya.
"Oh, iya. Sama ini, tadi Mas Andre nitip CV punya sepupu adik iparnya untuk kandidat Marketing. Namanya Aqilla. Kamu proses dia juga, ya. Tapi kata Mas Andre, yang ini dimulusin aja, lah."
***
"Cheerssss buat kelompok satuuu!!"
Di ruang tengah, Fardy mengangkat gelas isi sirop Marjan ibu Raihan ke udara bak Martini. Seluruh MA batch 50 melakukan hal sama untuk merayakan predikat kelompok dengan project terbaik kepada kelompok satu—kelompok Raihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rest Area
RomanceBanyak yang bilang, hubungan membutuhkan kedewasaan agar bertahan lama. Namun, bagaimana jika hubungan 11 tahun menjadi goyah karena keduanya menjadi orang dewasa? Raihan dan Indira selalu dikenal sebagai 'pasutri' sejak SMP. Makan di kantin berdua...