12 | Sebuah Alasan [5]

220 50 7
                                    

12 | Sebuah Alasan [5] —bagian ini masih berisi flashback dari part sebelumnya.

.

.

"Lo beneran suka sama si anak IPA itu, Gan?"

Ah Kong bertanya pada Gandara saat keduanya tengah menghabiskan waktu dengan mencuci motor masing-masing di halaman rumah.

Jadi sebenarnya, selain menjadi sahabat, Ah Kong juga adalah sepupu Gandara. Ayah Ah Kong —atau yang biasa Gandara panggil bapak—  adalah kakak kandung dari ibunya. Selama dia bersekolah di Surabaya, kedua orang tua Gandara menitipkannya di keluarga itu hingga nanti saatnya kelulusan.

Tak ada yang mengetahui hubungan itu. Bahkan teman-teman sepermainannya. Gandara menyimpan rapat-rapat semua informasi tentang dirinya. Tidak sebelum urusannya disini selesai.

Kening Gandara mengernyit, "Anak IPA siapa? Arawinda?" 

"Yoi"

Gandara mengendikkan bahu, "Nggak ngerti.." jawabnya

"Lah? Bukannya akhir-akhir ini lo ngebet banget ngedeketin dia? Itu yang lo kejar-kejar dia segala kek pilem India. Kemaren juga, lo modusin dia diperpus kan..?"

Gandara terkekeh. Teringat dengan kejadian beberapa minggu silam ketika dia lebih memilih mengejar Arawinda ketimbang bersama teman-temannya dan berakhir dengan menggoda perempuan itu kalau dia akan mendekatinya diam-diam. Dia juga teringat kejadian kemaren saat dia mengusili perempuan itu dengan menganggunya belajar.

"Pengen aja.." sahutnya

"Cuma pengen? Belum suka?"

Gandara mengendikkan bahu lagi. "Anaknya lucu." balasnya enteng.

Memang benar, Gandara seringkali merasa terhibur dengan tingkah canggung Arawinda ketika bersamanya. Gandara suka mengamati tingkah-tingkah polos Arawinda. Suka ketika perempuan itu mengeluarkan ekspresi kesal atau ekspresi-ekspresi lainnya yang tak terduga— yang baginya  menggemaskan.

"Dia suka ngelawak? Kayak gue?" 

"Idih!" Gandara melempar sponsnya yang masih berbusa mengenai Ah Kong. "Ya nggak usah disamain kek elu juga, Kong!"

Ah Kong mengambil spons tak bersalah itu sambil terkekeh, "Lo sadar nggak sih? Kalo si Arawinda ini tuh, bikin lo.. lebih apa ya.. agresif gitu mainnya. Suka tiba-tiba.."

Gandara tampak seperti baru menyadari sesuatu, "Masak ?"

".. Perasaan lo doang tuh"

"Yee.. dibilangin juga. Kan gue yang selama ini ngeliat polah tingkah lo. Lo nya mana nyadar, orang tiap liat doi aja lupa dah lo kalo ada gue juga. Berasa satu sekolah isinya cuma lo berdua doang ye kan..?"

"Cerewet lo!"

"Tapi, Gan. Gue cuma mau ngingetin lo nih ya..." Suara Ah Kong terdengar lebih serius, "Mending jangan aneh-aneh deh sama si Ara-Ara itu.."

"Kenapa?"

"Gue denger dari si Syahdan, bapaknya Ara itu polisi. Doi pernah liat langsung si Ara diantar jemput bapaknya. Doi anak tunggal kalo lo nggak tau, anak kesayangan tuh, sekali lo aneh-aneh sama dia, mampus lu!"

Still Fallin' For You | [PINDAH KE FIZZO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang