VIII

5 0 0
                                    

Nyaris satu bulan xiao zhan tinggal bersama yibo,

Awal mereka tinggal bersama, hanya ada suara gaduh yang bila didengar orang biasa hanya satu suara yang mereka dengar, kenyataanya ada dua suara didalam sana meski yibo seorang yang mendengarnya,

Meski tidak sampai melayangkan perabotan ataupun piring dan gelas didalamnya,

Yibo dan xiao zhan terkadang saling beradu argumen hinggal keluar rumah,

Dan hal tersebut masih berjalan hingga hari ini,

"sudah aku katakan jika aku tidak bisa pergi ke hutan dimana jasad mu tertinggal,"

Yibo berucap jengah dengan permintaan sang arwah yang selalu mengikutinya kemanapun ia pergi,

"paling tidak kau bisa telfon polisi untuk memberi tahu jika ada mayat yang menjadi korban pembunuhan di hutan sana,"

Tidak mau kalah, ziao zhan masih tegap dalam pendirianya untuk meminta yibo membantunya,

" dan membuat ku menjadi tersangka utama karena tidak mepunyai motif menemukan jasad mu, begitu"

Yibo mematikan kompornya dan segera berbalik menghadap ziao zhan dengan kedua tangan berada di pinggang, menantang

"kau cukup katakan pada mereka jika kau sedang menjelajah hutan dan tidak sengaja menemukan jasad ditengah perjalanan mu,"

Masih dengan argumen yang sama, ziao zhan tidak mau kalah,

"tuan xiao zhan yang terhormat, maaf-maaf saja, tapi aku tidak mau menjadi salah satu orang yang akan duduk di kursi introgasi,"

Jawaban yang dierikan yibo sedikit membuat xiao zhan gentar,

"ohhhh ayolah bo-bo,,,,apa kau tega pada arwah seperti ku yang sampai kapanpun akan menjadi arwah penasaran karena mati dengan tidak adil,"

Sialan, xiao zhan benci melakukan hal ini,

Bermanja dengan berucap kalimat manis dan mendayu, bukan dirinya sekali,

Tapi demi keadilan dirinya, xiao zhan rela bersikap menjijikan,

"lalu apa yang kau lakukan selama ini hah?, kau hanya bermain main dengan arwah lainya tanpa perduli dengan pembunuh mu yang mungkin saja tengah berpesta diluar sana,"

Melangkah menuju meja makan, yibo tidak perduli dengan kalimat manis yang dilontarkan xiao zhan untuknya,

Demi apapun, perutnya sudah lapar,

"aku tidak bermain main dengan mereka, aku hanya sedang mencari tahu barangkali ada diantara mereka yang pernah melihat kejadian tersebut,"

Berjalan mengikuti yibo dan berakhir duduk saling berhadapan, xiao zhan masih mencoba peruntungan dengan pria kejam didepanya,

"kau tahu aku harus bekerja dari pagi hingga malam, mana sempat aku pergi mencari orang yang kau maksud itu,"

Memasukan sesendok penuh nasi kedalam mulutnya, yibo total lupa dengan tata krama saat makan,

"karena itu aku sarankan kau pergi ke kantor polisi dan katakan seperti yang aku sampaikan tadi,"

Ayo xiao zhan kau pasti bisa, memberi semangat untuk dirinya yang bisa saja memengal kepala pria keras kepala dihadapanya,

"maaf aku masih tidak mau menjadi terdakwa,"

Kembali menyuap makanan miliknya, yibo mengabaikan dengusan kesal xiao zhan untuknya,

"maka aku akan selamanya tinggal dirumah ini,"

Ancaman yang bagus, gerutu yibo masih sibuk dengan suapan makanan miliknya,

Memang sudah nyaris satu bulan ini mereka sama sekali tidak menemukan siapa dalang pembunuhan seorang xiao zhan, wang yibo nyaris merasa gila saat ini

Mereka selalu berdebat setiap waktu jika sudah berada didalam rumah, entah siapa yang memulainya, yang pasti akan berakhir ribut dan teriakan yibo yang nyaris memecahkan kaca jendela setiap sudut rumahnya,

"apa kau sungguh tidak ingat dengan orang terakhir yang bertemu dengan mu?" kali ini yibo mencoba bicara pelan meski sebenarnya dia lelah dengan perdebatan ini,

"aku sudah mencoba mengingat siapa yang terakhir bertemu dengan ku, tapi sama sekali tidak bisa, aku rasa ingatan ku dikunci oleh dewa langit agar aku tidak balas dendam dengan kematian tragis ku," balas xiao zhan tak kalah pelan dengan suara lelahnya,

"mungkin ada sesuatu yang bisa menjadi petunjuk atas kematian mu di lokasi?" tanya yibo setelah menelan air mineral yang ia tenggak setengah dari gelasnya,

"hanya ransel dan jasad ku saja di lokasi, selebihnya tidak ada," ucap xiao zhan menyesal

"besok aku libur hingga dua hari kedepan, mungkin aku akan mencoba pergi kehutan tempat kau terbunuh," yibo berkata masih dengan pandangan kedepan tanpa melihat ekspresi xiao zhan yang matanya sudah berbinar senang dengan ucapanya,

"kau sungguh akan pergi kesana?" tanya xiao zhan meyakinkan,

"tapi aku tidak akan menelfon polisi atau siapapun, dan juga aku akan pergi dengan seseorang untuk menemaniku disana, tidak lucu jika aku berjalan sendiri tetapi bicara dengan arwah seperti mu," yibo berucap dengan nada malas seraya berfikir siapa yang akan dia ajak pergi kehutan,

"tidak masalah, kau mau pergi kesana saja sudah membuat ku senang," xiao zhan menyahut dengan pandangan antusiasnya,

"aku akan bersiap besok pagi, kita akan pergi kemungkinan sedikit siang besok, mengingat orang yang akan aku bawa sedikit sulit bernegosiasi," ujar yibo sembari berjalan kearah westafel untuk mencuci peralatan makan yang ia pakai tadi,

"tidak masalah, aku akan menunggu kalian kapanpun kalian berangkat," balas xiao zhan berjalan dibelakang yibo yang selesai dengan cuci piringnya dan berjalan menuju kamar tidurnya,

"selamat malam," ucap yibo dengan tangan mulai menarik selimutnya hingga sebatas leher,

"selamat malam, mimpi indah" balas xiao zhan lirih dengan senyum mengembang

Wake Me UpWhere stories live. Discover now