BAGIAN 4 Awal mula pertemuan dua gadis

23 14 0
                                    


Happy Reading


"Hey, good Morning!" Sapa Almyra pada Langit yang tampak begitu berantakan. Pria itu jelas baru terbangun dari tidurnya. Almyra yang tengah menyiapkan sarapan untuk mereka berjalan dengan dua piring berisi roti di tangannya untuk gadis itu letakkan di atas meja makan.

Almyra menghampiri Langit yang sudah duduk terlebih dahulu di meja makan. Dengan senyum sumringah, Almyra memberikan kecupan singkat di pipi pria itu. Langit sedikit membatu akibat serangan mendadak tersebut, sebelum akhirnya ia tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. tatapan diantara keduanya bertemu pandang, hingga pada akhirnya, keduanya terkekeh secara bersamaan.

Setelah berpikir panjang, akhirnya Langit berani mengambil keputusan dengan mengizinkan Almyra untuk tinggal bersamanya. Dengan penuh tekad meyakinkan dirinya bahwa kejadian dimasalalunya itu tidak akan terulang kembali. Dan ia meneguhkan hati bahwa Cherry dan Almyra adalah dua hal yang berbeda. Jadi Langit percaya, kisah di antara mereka berdua juga pasti memiliki akhirnya yang berbeda.

"Ada kegiatan apa hari ini?" Almyra berjalan untuk duduk di samping Langit sembari Menyantap roti lapis yang sudah ia buat.

"Sedikit renggang sih, paling control The King's Distro and The King's Café."

"Oh may God!"

"What wrong?"  Almyra bertanya kian karena tiba-tiba saja pria yang duduk di sampingnya setengah berteriak.

"Sean bilang, karyawan yang akan bekerja sebagai penyanyi di café bakal manggung tadi malam. Aku lupa banget, seharusnya aku datang untuk melihat penampilan dia, supaya aku bisa memutuskan, apakah dia cocok atau nggak untuk manggung di café," Langit menceritakan pada Almyra apa yang tiba-tiba mengganggu pikirannya.

Rasa-rasanya, Sudah lama ia tak mendapat tempat untuk mencurahkan apa yang tengah otaknya pikirkan. Yah, keberadaan Almyra di sini memang cukup membantunya.

"Yaudah, percayakan aja sama Sean. Aku percaya Sean bisa diandalkan kok, lagian kamu jangan terlalu apa-apa di handle sendiri, lah. Kasian tubuh kamu. Bekerja sesuai porsinya kamu aja. Sisanya serahin sama bawahan kamu." Pesan Gadis itu.

Menjalin hubungan dengan Langit selama 2 tahun membuat Almyra cukup mengenal karakter pria itu. Langit selalu ingin semua berjalan sesuai jalurnya. Ia tidak ingin ada yang jelek dari bagian perusahaannya. Langit adalah definisi dari perfeksionis.

"Aku Cuma mau mereka tahu bahwa aku atasan yang enjoy. Yang nerima apapun segala aspirasi mereka. Bukan sebagai atasan yang ditakuti." Ujar Langit mencoba memberitahu Almyra tentang sudut pandangannya.

Langit menatap Almyra dari samping. Tatapan yang penuh kelembutan. Tatapan yang penuh kekaguman. Cantik, Almyra terlihat begitu cantik pagi ini. Bahkan ketika gadis itu belum mandi dan masih mengenakan piyama tidur, aura kecantikkan gadis itu tidak pernah memudar. Wanita berpendidikan dengan integritas tinggi itu terlihat begitu mengagumkan sekali. Dapat Langit tebak bahwa setiap pria diluar sana yang menatap kearah gadisnya, mereka akan berjuta-juta kali berdecak, mengagumi betapa indah ciptaan Tuhan ini.

"Ada rencana apa hari ini?" kini gantian Langit bertanya. Dengan tatapan yang enggan terlepas dari gadis itu.

"Pergi ke kantor baru, dan mempersiapkan pekerjaan yang akan di kerjakan besok." Balas Almyra yang balik menatap Langit.

Sejenak, Almyra sedikit tertegun dengan cara Langit memandangnya. Pandangan yang selalu membuat Almyra jatuh cinta pada laki-laki itu. Tatapan itu seolah-olah memberitahu Almyra bahwa laki-laki itu sangat menganguminya. Almyra benar-benar dibuat gugup oleh tatapan teduh milik Langit. Padahal, sudah 2 tahun menjalin hubungan dengan Langit, rasa itu masih tetap sama tanpa menghilang secuil pun.

LANGIT SABITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang