3 Being a Mom

1.6K 243 51
                                    

3 Being a mom

"Aku tidak mau masuk sekolah!" Thiago berteriak seraya menghentakkan kakinya. Ia berguling-guling di lantai hingga membuat Ella terkejut ketika melihat hal tersebut. Anak itu mogok sekolah dan tak mau memakai seragamnya.

"Kamu selalu seperti ini Thiago, malas! Kamu harus belajar, supaya tidak menjadi bodoh!"

"Tapi aku mau bersama Mama!"

"Setiap pagi alasanmu selalu bermacam-macam. Sakit kepala, sakit perut, jika bersama nenek kamu bisa mendapat pembelaan. Tapi bersama Papa, tidak! Kamu harus belajar disiplin!"

"Hei, dia masih berumur lima tahun! Kamu tahu? Lima tahun! Haruskah kamu bersikap seperti itu?" Ella membentak pria yang baru menjadi suaminya selama beberapa hari terakhir. Lebih tepatnya suami rasa musuh.

"Kamu belum pernah menjadi orangtua, jadi jangan mengajariku soal mendidik anak."

"Tapi cara mendidikmu itu bisa membuatnya gila! Thiago masih butuh bermain, explore masa kecil, bukan belajar dan belajar." Ella mengangkat anak itu ke pangkuannya.

"Mama akan mengantarmu ke sekolah!" Ella mengusap airmatanya.

"Tapi... "

"Kenapa?"

"Mama harus menungguiku! Tidak boleh pergi!" Isaknya manja.

Ella tersenyum seraya mengangguk. Ia mencium wajah lucu Thiago yang mulai menghentikan tangisnya. Ternyata menjadi ibu itu tidak mudah. Entah bagaimana ia harus bersikap. Apakah saat ini sudah benar?

Ella harus mencari tahu banyak hal tentang parenting. Ia memang tidak peduli dengan pernikahannya bersama Kenny. Tapi untuk mendidik dan menjadi ibu untuk Thiago, sepertinya Ella tidak bisa main-main. Apalagi anak itu berharap tinggi padanya. Dia memanggilnya dengan sebutan ibu.

"Jangan manjakan anakku!"

"Dia juga anakku sekarang. Kenapa kamu galak sekali? Papaku saja tidak pernah membentakku sejak kecil, aku adalah princess yang dia sayang. Seharusnya kamu juga memperlakukan Thiago seperti pangeran kecil!"

"Pantas saja kamu menjadi Cinderella urakan! Kamu terlalu di manja!"

"Begini caramu menjaga mental Thiago? Mengajak orang bertengkar di hadapan hatinya yang masih lembut?"

"Omong kosong apa yang kamu bicarakan sebenarnya? Cepat ganti baju dengan Thiago. Aku akan antar kalian ke sekolah."

"Jadi dia sering galak padamu sayang?"

"Iya! Dulu Mama Viona juga galak!"

"Ahhh, untung sekarang kamu punya Mama baru yang baik seperti ibu peri. Jangan khawatir!" Ella memeluk dan menggendong anak itu menuju ruang walk in closet. Ia bernyanyi salah satu lagu cocomelon sehingga Thiago ikut bernyanyi dengan antusias.

Kenny tanpa sadar menyunggingkan senyuman di bibirnya. Tidak pernah ia melihat Thiago segembira itu.

Tapi ketika sadar, ia langsung menggeleng. Tidak! Wanita itu sudah membuat anaknya menjadi manja. Nanti disaat mereka berdua saja, Kenny akan memberinya pelajaran.

****

Thiago memeluk lengan Ella dengan erat saat sampai ke sekolah. Setelah sampai di depan kelas, Thiago masuk ruangan dengan wajah yang begitu sedih. Thiago ingin protes, tapi ada ayahnya disana.

"Mama mengawasimu di jendela!" Ella melambaikan tangan. Ia benar-benar memerhatikannya dari jendela. Ella sangat penasaran kenapa Thiago begitu enggan bersekolah. Apakah dia mengalami pembullyan? Atau hal lain yang membuatnya tak nyaman?

Crazy Cinderella For The Jerk DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang