Pertemuan mereka hanyalah sebuah pembelajaran bagi si bijak. Dalam hal apapun, peristiwa apapun, kejadian apapun, semuanya memiliki sebab-akibat. Semesta hanya menitipkan bukan memberi. Bahkan seringkali menguji manusia dengan titipan-Nya. Namun tak banyak dari mereka yang berhasil. Dan pada akhirnya semua kembali pada penyesalan.
Di awal bulan, Bintang selalu menyisihkan waktu luangnya untuk pergi mencari sesuatu yang Ia sebut dengan sebutan "Cantik". Itu anggapanya terhadap sebuah novel yang menarik. Novel yang bisa membuatnya membaca berulang kali. Novel yang mampu membangkitkan dunianya sendiri. Dan beberapa karakteristik lainnya yang tidak dapat di sebutkan.
Dalam kisah romansa, sang Tokoh Utama pasti akan bertemu dengan pujaan hatinya. Jatuh hati secara tak terduga itu lebih menarik dari biasanya. Momen seperti itulah yang di dambakan Bintang setiap kali berada di toko buku.
Mungkinkah ini dia? Sepertinya aku harus berkenalan dengannya, dia terlihat sangat cantik. Aku harus mulai darimana tapi?
Bintang yang ragu hanya diam mematung disaat seorang perempuan seusianya berdiri disampingnya.
"Maaf, kak. Kalau boleh tahu, buku itu ada di rak bagian mana, ya?"
"Buku ini?" Bintang menunjukkan buku yang di pegangnya. Perempuan itu menjawab dengan mengangguk kecil.
Melihat reaksi tersebut, wajah Bintang di buatnya ingin tersenyum bahagia kapan saja. Sekalipun Bintang tidak mengenal siapa gadis itu.
"Aku menemukannya di rak 12. Mungkin hanya ini yang tersisa."
Mendengar jawaban Bintang, gadis itu memanyunkan bibirnya. Padahal aku ingin melihatmu tersenyum, pikir Bintang. Tunggu, apakah dia menginginkan buku ini?
"Mau buku ini juga?"
"Tapi kakak bagaimana?" Perempuan itu balik bertanya dengan nada suara yang mengkhawatirkan Bintang.
"Tidak apa-apa. Ambil saja."
"Terima kasih banyak." Ucap gadis tersebut.
Sudut bibirnya terangkat. Lesung pipinya terlihat. Mata yang indah dengan andeng-andeng kecil dibawah kelopak mata kirinya. Wajahnya yang oval serta rambut panjangnya yang lurus membuat Bintang hampir tidak berkedip.
"Kalau begitu, aku akan mengambil buku ini saja." Tutur bintang tanpa melihat sampul ataupun membaca sinopsis dari buku yang di ambilnya.
Tanpa pikir panjang, Bintang langsung membayar buku yang di ambilnya secara acak tersebut, kemudian pulang tanpa sepatah katapun terhadap perempuan tadi.
Ketika hendak menyalakan kendaraanya. Tiba-tiba saja ada yang memanggil dari belakang Bintang.
"Kak! Kakak! Tunggu!"
Bintang berhenti dan menoleh kebelakang.
"Iya kenapa?" tanya Bintang singkat. Bintang menyembunyikan kegugupannya dengan terus meyakinkan dirinya bahwa ini hanyalah hal yang biasa saja.
"Aku pikir tidak adil jika hanya aku yang membaca buku ini. Karena buku ini kakak yang menemukannya, bagaimana kalau kita berbagi?"
Maksudnya? Berbagi?
"Kita membaca buku ini secara bergantian, bagaimana?" lanjut perempuan tadi.
"Boleh." Jawab Bintang tanpa sadar. Hah? Apa? Kenapa mulut ini berbicara sendiri?
Perempuan dengan tinggi sebahu Bintang itu pun menyuguhkan Handphone lipat miliknya, "Minta nomor telpon kakak." dia meminta dengan wajah yang serius. Binitang lagi-lagi tanpa sadar hanya mengikuti arahan dari perempuan tersebut.
"Terima kasih banyak, kak. Akan ku hubungi sesampai rumah."
Kemudian perempuan itu pergi. Bintang sempat mengikuti perempuan tadi. Tapi kehilangan jejak, seakan hilang di telan bumi.
Sesampainya dirumah, Bintang tidak langsung melihat buku yang di belinya secara acak tadi. Dia duduk di balkon yang menghadap jalan raya, hanya terdiam memandangi kendaraan lalu-lalang. Bintang tersadar di tengah lamunanya. Dia hanya sedang menunggu telpon dari seorang perempuan yang baru saja Ia temui dini hari.
Hingga senja tergantikan malam hari. Cahaya kuning keemasan lampu jalan mulai menyala. Begitu pula dengan lampu kendaraan yang melintas. Bulan belum terlihat, begitu pula dengan bintang yang tertutup awan malam. Kenapa aku menunggunya? Batin Bintang yang sudah mengantuk.
Aku masih berharap dia menghubungi. Andai saja aku yang meminta nomornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isee
Short StoryKumpulan cerita keseharian para remaja yang baru mengenal kehidupan perkuliahan.