Awalnya aku hanya mengira bahwa dia lah orang yang dapat menerima perasaan ini.
Walaupun harus memulai dari awal, itu tak masalah bagiku untuk membuatnya percaya.
Terkesima diriku yang hanya melihat senyum wajah manisnya pada sebuah foto yang di tunjukkan oleh temanku, "aku rasa aku telah jatuh hati padanya".
Aku memulai obrolan ringan yang mungkin pikirku dia akan nyaman, tapi terkadang sesuatu yang kita inginkan tak semudah dengan membalikkan telapak tangan.
Ketika aku sudah berjanji untuk berkomitmen padanya, maupun diriku sendiri, aku berpikir bahwa tuhan memberiku kesempatan kedua.
Ternyata aku hanya kembali tersenyum pahit ketika menyadari bahwa yang kulakukan saat ini hanyalah sia-sia.
Terimakasih kawanku, kau memang yang terbaik dari yang terburuk yang pernah aku kenal...aku tak pernah membenci mu dan tak akan pernah.
Bodoh rasanya hati pikiran diriku jika sampai melakukan hal itu padamu.
Karena aku hanyalah butiran debu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isee
Short StoryKumpulan cerita keseharian para remaja yang baru mengenal kehidupan perkuliahan.