enam

1K 168 33
                                    

"Haerin keliatan sedih. Kenapa sih?"

|

Eunchae mengerutkan keningnya ketika mendengar gosip baru tentang teman satu kelasnya itu.

Anehnya, kali ini bukan hal buruk seperti citranya yang jatuh melainkan ungkapan khawatir akan keadaan perempuan yang katanya terlihat murung saat tiba di gedung fakultas tadi pagi.

Namun, Eunchae memang Eunchae dengan rasa penasaran yang tinggi sehingga ia langsung lari ke gedung fakultas Hanni untuk mempertanyakan situasi yang terjadi.

Karena hal ini terjadi tepat ketika Eunchae menginjakkan kaki di ranah fakultas, desas-desus mulai terdengar sehingga ia tak sempat menggunakan kecerdasan intel kebanggaannya.

Sesuai dugaannya, Eunchae melihat Hanni duduk di ujung kelas seperti biasa. Namun, perempuan itu juga mengenakan Sony Headphone-nya yang tak biasa.

Hanni mendongak ketika merasakan hawa panas di sampingnya, dilihatnya Eunchae tengah berdiri dengan senyum menyebalkannya.

"Apa lagi? Gue nggak mau urusan sama Haerin," final Hanni, dengan cuek membalik halaman baru dari novel Sherlock Holmes di tangannya.

Eunchae mengamati sekitar sebelum menarik kursi mendekat kepada Hanni dan menarik novel itu dari tangan perempuan berponi itu, "justru itu, makanya lo harus cerita sama gue, Han."

Hanni menatap sepupunya malas, namun akhirnya tetap ia lepas headphone-nya untuk dapat berbicara dengan Eunchae secara serius.

"Apa yang pengen lo denger?"

Eunchae tersenyum senang, "kenapa Haerin bisa murung pagi ini?"

Hanni mengernyit, "ya kalo itu mana gue ngerti lah!"

"Bukan gitu maksud gue, setan! Maksud gue tuh, kenapa kok manusia kanebo kering kayak Haerin bisa murung? Gue yakin pasti ada sangkut pautnya sama lo," decak Eunchae sambil memicing curiga terhadapnya sementara Hanni merotasi matanya.

"Gue ceritain tapi janji mulut lo nggak ember dan nggak nge-cut gue?" tunjuk Hanni tepat di depan hidung Eunchae yang menaikkan kedua tangannya pertanda pasrah.

"Asli, gue mah brangkas rahasia berjalan lo kali, kak."

Hanni pun membuang napasnya dalam-dalam, sebelum menarik novel Sherlock Holmes-nya dari tangan Eunchae dan meletakannya di meja.

"Jadi tuh, gue emang ketemu sama Haerin tadi malem-"

Eunchae melotot, "lo nggak cerita-"

Hanni menaikkan telunjuknya, peringatan agar Eunchae berhenti memotong kalimatnya. Eunchae pun tersenyum kikuk dan memberi kode agar Hanni melanjutkan ceritanya.

"Kita ketemu di kulineran Braga. Gue beli mie ayam langganan, dia juga. Tapi kita nggak dateng bareng ya, catet. Posisinya bener-bener awkward, especially since dia bawa cewek."

Eunchae menutup mulutnya dramatis yang membuat Hanni lagi-lagi merotasi mata.

"Ciyus?"

Hanni mengangguk, "ciyus. Lagian, gue kapan boong sama lo sih, trust issue lo sama sepupu sendiri?"

Eunchae mengabaikan pertanyaannya dan justru lanjut menanyakan hal yang mengganjal di benaknya.

"Ceweknya siapa, coy?"

Hanni mendengus malas sambil membuang wajahnya, "Sullyoon, anak teknik."

Eunchae mengangguk paham, "teknik emang lagi panen cabe sih."

Tergila-gila • Kittyz ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang