10

11 5 2
                                    

Bisa gak besok pulang sekolah lo ikut gw ke rmh?

Misi Selesai

Sesampai di kantin. Dona, Nad dan Lori duduk dibagian belakang meja Brenda, cukup terdengar sedang apa mereka dan berbicara tentang apa aja. Emang itu alasan mereka duduk disana.

Dona, Nad, dan Lori sedang sibuk nguping pembicaraan Brenda yang sedang bersama Alfi dan Vino. Setelah mendengar semua pembicaraan mereka, Dona, Nad, dan Lori berbicara seolah olah kompromi kesimpulan yang ia dengar tadi.

"Hah,,, liburan ke Italia?" ejek Lori.

"Iss sumpah pamer banget deh, biasa aja kali." tambah Nad.

"Ogah banget gue lama-lama disini!" omel Dona.

Teman-teman Dona udah memaklumi kebiasaan Brenda cs. Yaiyalah pamer terossss bikin sesak dada aja.

Disela-sela pengamatan, tiba-tiba Romeo datang. Tangannya memegang amplop cokelat berisi uang. Dengan isyarat mata, Romeo mengajak Dona untuk keluar dari kantin. Memang keinginannya mereka tadi malam Romeo menyiapkan uangnya.

"Ngga pa-pa kali, Rom... Disini aja." ucap Dona menatap Romeo.

"Tapi kan... " Romeo agak kikuk.

"Udah ga usah khawatir. Mereka berdua asisten gue kok." potong Dona.

Romeo menatap waswas ke arah Nad dan Lori. "Kalian ndak bakal bocorin iko kan?"

Nad dan Lori memandang ke arah Romeo dengan serius dan menyilangkan kedua telunjuknya ke mulut. Dona geli melihat tampang kedua sahabatnya itu.
Romeo tersenyum lega. Ia langsung duduk di bangku kosong di sebelah Dona. "Jadi gimana? " bisiknya.

Dona tidak menjawab. Ia hanya mengacukan jempolnya didepan muka Romeo. Raut wajah Romeo mendadak berubah menjadi gembira.

"Berhasil?" tanyannya. Ketiganya mengangguk.

"Jadi, si Brenda suko indak samo paja tu?" Dona menggeleng.

Romeo terdiam. Seakan memastikan apa yang baru saja ia denger dari gelengan Dona. Ia bertanya lagi, "Maksud ee? Brenda indak suko samo paja tu? Ambo nio panjalehan labiah."

Nad memandang Romeo lurus.

"Jadi gini,Rom..." ujar Nad tenang. "Tu cowok dari hasil penganmatan kami, dia ngga suka sama tu Brenda. Tapi Brenda sebaliknya. Brenda suka banget sama tuh cowok. Tapi lo jangan beranggapan bahwa lo ngga ada harapan. Justru lo bisa membuktikan bahwa lo bisa buat Brenda sayang sama lo,lebih dari sayang dari pada tu cowok!" jelas Nad panjang lebar.

"Bener Rom,semua yang dibilang Nad itu bener, Rom. Gue pikir ya,Rom. Lo itu ga kalah ganteng tuh sama cowok. Ngga kalah tajir juga." tambah Dona.

Lori mengangguk mengiyakan pendapat kedua temannya.

"Kalian jujur kan?" tanya Romeo sambil menatap Dona, Nad, dan Lori.

Ketiganya mengangguk.

Diam diam Dona udah ngga sabar menerima amplop cokelat yang sedang di genggam Romeo. Uang satu juta akan dia pergunakan untuk membeli semua kebutuhnannya yang ke tunda.

"Tuh duit udah bisa kami bawa engga?" tanya Dona malu-malu.

Tanpa mikir panjang lagi Romeo memberikan amplop itu ke Dona. Wajah cowok itu gembira melihat Brenda.

Setelah mendapatkan amplop yang mereka tunggu-tunggu Dona,Nad dan Lori pergi meninggalkan Romeo yang masih menatap Brenda. Ketiganya mencari tempat untuk membagi hasil kerjanya.

♡♡♡

Lima menit kemudian... Dona,Nad dan Lori telah sampai di toilet wanita. Dona masih memegang amplop cokelat berisi uang. Kemudian mereka masuk ke salah satu bilik yang tidak terpakai.

Setelah mengunci pintu. Dona membuka amplop cokelat itu. Matanya langsung berbinar-binar melihat puluhan lembar uang berwarna merah didalamnya.

"Kalo kek gini terus bakalan cepat kaya gue." ujar Dona sambil mengipas-ngipaskan uangnya.

Nad juga ga sabar menukar uangnya dengan sepatu bergaya yang ia incar. Sedangkan Lori? Ia sendiri juga kurang tau uang itu buat apa.

"Tapi kalo Romeo ngga bisa dapetin Brenda dosa ga ya kita? " tanya Lori khawatir.

"Masalah itu urusan dia, Lor." kata Dona.

"Iyaa! Sekarang kita mikirin mau belanja apa kita ntar nya pake duit ini. " ujar Nad.

Tiba-tiba ponsel Lori berpunyi. Ada WA masuk. Sambil mengerutkan keningnya. Lori memandang nomor asing yang ada di layar ponselnya. Ia kemudian membuka WA itu.

0852***
Kayaknya gw mo pertimbangin apa yang lo omongin ke gw kemaren, Lor.
Nih gw, Brenda.
Bisa gak besok pulang sekolah lo ikut gw ke rmh?

Mata Lori langsung terbelalak membaca WA yang di kirim Brenda.

"Kenapa?" tanya Dona heran.

Mata Lori masih melotot.

"Elo pasti ngga percaya!" Lori memandang Nad dan Dona bergantian.

"Brenda WA gue, dia mau gue datang kerumahnya besok!" ujar Lori panik.

"HAH?!" teriak Nad dan Dona bersamaan.

"Waduh! gimana dong? Seharusnya kan udah kelar." seru Dona panik.

"Mana kemaren gue asal ngomong lagi..." sahut Lori lemas.

"Gini aja, ntar malam kita pikirin rencana buat besok. Elo ngga usah khawatir. Kita pasti bantuin lo,Lor. Oke?!" ujar Nad sambil menepuk punggung Lori.

Lori mengangguk ragu. Karena kegerahan mereka segera keluar dari salah satu bilik yang jadi persembunyiannya tadi.

Siapa juga yang ngga bakalan kegerahan kalau satu bilik isinya bertiga orang. Entah berapa pasang mata yang melihat dan menatap aneh ke arah mereka bertiga setelah keluar dari bilik itu. Cepat-cepar Nad,Dona dan Lori kabur dari toilet.

"Mereka kira kita lesbian apa?" Dona berbisik ke kuping Nad setelah mereka agak jauh dari toilet.

Nad hanya tertawa mendengar perkataan Dona.

♡♡♡

CANTIK ITU SAKITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang