05

43 9 1
                                    

Haloo
Happy Reading^^

Sudah beberapa hari ini Dona dan Romeo main k erumah Nad dan Lori. Pertama ke rumah Lori. Ternyata dia tajir banget! Rumahnya besar dan penuh balita. Jadi serasa di taman kanak-kanak, hehehe.... Yang bikin heran, semua saudaranya,mau yang besar sampai yang kecil, cakep-cakep! Yaa... Hampir mirip-mirip Lori gitu, yang punya wajah sedikit oriental. Maklum saja, bokapnya keturunan Tionghoa. Restoran makanan Cina-nya terkenal dan punya banyak cabang diluar jakarta. Belum lagi bisnis katering nyokapnya. Singkatnya, keluarga Lori makmur!

Kalau Nad beda lagi, bokapnya muisisi rock. Nggak terkenal sih, tapi studio dirumahnya bisa jadi bisnis sampingan orangtuanya kalau lagi sepi order manggung. Kamar Nad penuh dengan poster BTS. Dan paling spektakuler,foto super besar Nad dan band rock nya yang terpajang disalah satu dinding.

Dona,Romeo dan Lori sampai bengong ngeliat foto yang gede banget itu.
Nah, sekarang giliran rumah Romeo yang dijadikan tujuan kunjungannya.
"Rumah lo yang mana,Rom?" tanya Lori sambil melihat-lihat di sepanjang jalan kampung menuju rumah Romeo.

Kata Romeo,dia akan menyiapkan acara spesial buat Dona,Nad dan Lori yang mau main ke rumahnya.

"Lu ikuik an jalan ko luruih. Sampai sobok pos kamling, lu buek belok kiri.

Sampai sobok TPU, lu baranti disinan."

"Trusss?" tanya Lori.

"Lu barasihan lah TPU nyo."

"Enak aja." tolak Lori.

Akses ke rumah Romeo agak kurang nyaman. Jalannya masih belum di aspal. Dona cuma bisa pasrah sambil menggaruk-garuk kepala. Sebenarnya kalau Romeo tidak menambahkan iming-iming bakal ada kejutan, Dona ogah ikut.

Setelah melewati beberapa belokan akhirnya mereka sampai.

"Nah! Iko rumah ambo!"

Wow! Ternyata rumah Romeo gede banget! Dona jadi heran. Kalau punya uang buat bikin rumah segede ini kenapa nggak sekalian aja beli rumah di perumahan atau komplek? Daripada tinggal di perkampunga.

Tak lama kemudian kedua orang tua Romeo datang menyambut. Abaknya terlihat sangar, kumisnya tebal. Amaknya lain lagi, terlihat masih muda. Perhiasan emasnya bikin silau mata. Banyak banget!

"Maa calon mantu Abak, Rom?" tanya Abak Romeo dengan semangat.

"Abak adoh-adoh ! Indak adoh-doh Bak, Solah ee kawan awak."

"Pasti yang iko, yo?" Abak Romeo menepuk pundak Dona.

"Giloo bana ndak! Anak-anak zaman kini banyak yang ancak-ancak!" celetu Abak Romeo lagi.

"Amak-Abak kini masuk se lu yoo... Ambo nio rapek samo kawan ambo dulu." ujar Romeo sambil mendorong Amak Abaknya ke dalam rumah.

Dona,Nad dan Lori terpana melihat keluarga Romeo.

"Lo berapa bersaudara, Rom?" tanya Dona oseng
.
"Indak adoh, ambo surang-surang anak Amak Abak" jawab Romeo apa adanya.

"Alah dari pado kalamoan, awak barangkek se kini!" ajak Romeo.

"Berangkat? Berangkat kemana, Rom?" tanya Dona bingung.

"Yoo kapasa, kama lai? Kan awak ceritonyo nio ngerujak!"

"Pasar?!" balas Dona,Nad dan Lori serempak.

Romeo lalu tertawa."Baa?? Pado ndak panah ka pasa yoo?"

♡♡♡

"Nah kurang apo lai ko? Naneh alah, timun alah, jambu alah, mangga mudo alah, tingga nyari bengkuang lai." ujar Romeo sambil melihat kiri kanan mengincar bengkuang di pasar tradisional dekat rumahnya.

Mulai dari nyium bau ayam, sayur busuk, sampai ngelewatin jalan becek mereka lewati dengan berat hati. Dari acara belanja itu, Dona,Nad dan Lori jadi tahu ternyata Romeo jago menawar.

Nanas yang tadinya tiga puluh ribu jadi jadi sepuluh ribu setelah ia tawar. Belum lagi seluruh pedagang disana kenal sama Romeo. Hampir semua pedagang menyapanya. Ternyata muka ganteng Romeo tersohor sampai pasar.

"Semua orang disini kok pada kenal sama elo sih,Rom?" tanya Nad heran.

"Yo iyolah ambo kan anak pengusaha randang yang terkanal super tajir di kampung iko!" Romeo mulai sombong.

"Rom, bengkuang tuh!" tunjuk Lori ke arah penjual bengkoang didepannya.

♡♡♡

"PEDESSS!"seru Nad panik sambil cepat-cepat mengambil teko air di depannya."Gilaaa! Berapa cabe rawit yang lo masukin,Don?" tanyanya ke Dona. Kali ini lidah Nad terjulur ke luar kayak anjing kepanasan.

Dona ngakak. "Khusus buat lo yang doyan pedes, gue bikin sambel ala Fear Factor, biar teriakan lo makin kenceng. Elo kan Rocker!"

Nad melotot ke arah Dona."Sialan! Awas lo ya! Tunggu aja pembalasan dari gue," ancam Nad. Bukannya menyesal,Dona malah tambah ngakak.

Nad masih menjulurkan lidahnya."Udah ah gue nyerah dari pada gue diarean.... Ogah ah, Rom. Lo mesti habisin sambel mercun ini kan elo yang punya rencana!"
Tapi Romeo tidak menanggapi. Wajahnya tertunduk dan terlihat muram.

"Rom,kenapa?" tanya Dona sedikit waswas.

"Indak....indak adoh...baa baa ..do." jawab Romeo setengah gugup.

Dona tahu Romeo berbohong. Tapu sudahlah,Romeo juga baru mengenal Dona,Nad dan Lori. Jadi, mungkin dia masih belum nyaman untuk berbagi cerita.

Dona memandang irisan buah yang masih banyak tersisa. Kemudian ia mulai mengambil dan mengunyah beberapa potong. Dona tahu akan Romeo sedang menatapnya. Cowok itu seakan mengatakan sesuatu yang mungkin nggak ingin didengar Nad dan Lori.Dasar cowok padang aneh! Pikir Dona.

Tiba-tiba saat itu juga hari mulai gelap, mereka semua pamit untuk pulang karena cuaca tidak mendukung, sebentar lagi bakal turun hujan. Mereka segera pulang dari rumah Romeo.

♡♡♡

CANTIK ITU SAKITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang