2.

152 34 0
                                    

Haruto kembali fokus pada bukunya. Saat ini jam pelajaran terakhir tengah berlangsung dan sosok Jeongwoo tidak henti-hentinya mengganggu Haruto sejak mereka kembali dari rooftop. Haruto pun kembali bersikap abai pada Jeongwoo karena masih berusaha menyembunyikan kemampuannya dari semua sosok yang ada di sekolah ini. Akan tetapi, Jeongwoo tidak bosan-bosannya bertingkah di hadapan Haruto membuat remaja manis itu kesal.

"Haru, aku tau kau bisa melihatku, tapi kenapa kau tidak mau berbicara denganku? Padahal aku hanya memiliki teman di sini," lirih Jeongwoo dengan raut wajah sedihnya sembari menatap Haruto yang masih fokus pada pelajarannya. 

"Aku bisa dibilang gila jika berbicara denganmu," gumam Haruto pelan tapi masih bisa didengar oleh Jeongwoo membuat sosok itu tersenyum senang. Sosok itu senang ketika Haruto mau berinteraksi dengannya.

"Hei, kau benar-benar bisa melihatku? Ah, akhirnya aku mempunyai teman di sini," ucap Jeongwoo menatap Haruto sembari tersenyum. Senyuman itu membuat Haruto terhenyak. Hanya sepersekian detik sebelum Haruto kembali tersadar dan mengalihkan fokusnya.

Diam-diam Haruto mengernyit aneh ketika melihat reaksi Jeongwoo yang begitu senang ketika ia tau dirinya bisa melihatnya. Apalagi dengan semangat berkata ia akhirnya memiliki teman, seolah selama ini ia tidak memiliki teman di sekolah ini padahal banyak sosok yang menunggu sekolah ini.

Lamunannya terhenti ketika bel tanda jam pelajaran telah selesai berbunyi. Para siswa segera merapikan alat tulis mereka setelah sang guru menutup pembelajaran hari ini. Suara riuh dari para siswa yang berbondong-bondong meninggalkan sekolah pun terdengar. 

"Haruto, kau dijemput atau pulang sendiri?" tanya Junghwan sembari merapikan barang-barangnya.

"Aku membawa mobil," jawab Haruto yang juga sembari merapikan alat tulisnya.

"Ah, aku dan Wonyoung dijemput. Kalau begitu, aku duluan, ya? Sepertinya supir yang menjemputku sudah sampai di depan," pamit Junghwan.

"Aku juga duluan ya, Haruto. Kau tak apa sendirian?" tanya Wonyoung khawatir.

"Eum! Aku tak apa. Kalian pulanglah dulu, tak baik membuat supir kalian menunggu," ucap Haruto.

"Baiklah kalau begitu. Kami duluan, ya. Sampai bertemu besok, Haruto!" 

Wonyoung dan Junghwan berjalan keluar meninggalkan kelas dengan lambaian tangan yang tak juga berhenti. Haruto yang melihat itu tertawa pelan melihat tingkah laku teman-teman barunya.

"Ternyata seru juga memiliki teman manusia," gumam Haruto.

Begitu Haruto selesai berkemas, remaja manis itu pun keluar dari kelas dan berjalan menuju ke tempat parkir. Sepanjang perjalanan dari kelas mennuju area parkir pun Jeongwoo tak henti-henti mengikuti langkah Haruto. 

"Haru, kau akan meninggalkanku di sini sendirian?" Jeongwo bertanya dengan nada sedihnya membuat Haruto menghentikan langkahnya.

"Aku tidak ingin membuat kedua orang tuaku marah karena mengajakmu pulang. Lagipula di sini tempatmu. Jangan membuatku kesulitan dan tinggallah di sini." 

Begitu sampai di tempat parkir, Haruto langsung masuk ke dalam mobilnya meninggalkan Jeongwoo yang terhenti di pintu antara gedung sekolah dan area parkir. Haruto terdiam sembari menatap Jeongwoo. Sosok itu berdiri sendiri dan menatap Haruto dengan raut wajah sendunya.

"Kenapa aku merasa berat meninggalkannya sendiri di sini? Bukannya tempatnya memang di sini? Kenapa aku harus khawatir?" Haruto menatap pantulan wajahnya di kaca spion tengah. Remaja manis itu menghela napas jengah sebelum memasang seat belt-nya dan bersiap mengendarai mobilnya meninggalkan area sekolah.

ephemeral || jeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang