5.

143 30 0
                                    

Hari-hari berikutnya berjalan seperti biasanya. Hanya saja, entah mengapa kini Haruto jauh lebih bersemangat ketika bertemu dan bersama Jeongwoo. Entahlah, Haruto belum pernah merasakan euforia seperti ini sebelumnya. Perasaan asing yang tiba-tiba muncul ketika ia bertemu dengan Jeongwoo, sosok hantu laki-laki yang menjadi temannya di sekolah.

Haruto sudah terbiasa dengan eksistensi Jeongwoo di sekitarnya. Haruto sudah terbiasa melihat senyuman Jeongwoo yang menyambutnya ketika sampai di sekolah. Haruto sudah terbiasa mendengar semua ocehan Jeongwoo ketika mereka makan siang bersama atau ketika sosok itu bosan berada di kelas. Haruto sudah terbiasa dengan Jeongwoo yang berada di sisinya. Dan itu membuat Haruto takut. Takut akan rasa kehilangan yang akan ia rasakan  ketika Jeongwoo pergi nanti.

Sesuai apa yang diucapkan Haruto hari itu, remaja manis itu sudah berusaha mencari tau mengenai Jeongwoo beberapa hari ini. Namun, Haruto belum mendapatkan informasi apapun karena minimnya orang yang mengetahui tentang Jeongwoo. Sosok itu berkata bahwa ia sudah berada di sekolah ini sejak tiga tahun yang lalu yang berarti bahwa semua teman-teman atau siswa yang kemungkinan mengenalnya sudah lulus.

"Ini sudah hampir satu minggu tapi kita tidak menemukan apapun, Jeongwoo. Apa kau sama sekali tidak memiliki ingatan tentang masa lalumu? Secuil saja," gumam Haruto ketika keduanya menuju ke kelas.

Jeongwoo menggeleng lemah. "Tidak, aku tidak pernah mengingat apapun. Maaf, Manis. Kau jadi kesulitan karena permintaan tolongku," lirih Jeongwoo.

"Tidak. Berhenti meminta maaf atau aku marah padamu," ucap Haruto yang kesal karena Jeongwoo yang terus meminta maaf kepadanya.

"Tapi aku benar-benar merasa tidak enak karena membuatmu jadi kesulitan seperti ini, Manis."

"Baiklah, aku marah denganmu."

Haruto berjalan meninggalkan Jeongwoo dan berlagak tengah merajuk. Karena ia benar-benar tak suka ketika Jeongwoo yang terus meminta maaf kepadanya. Haruto tulus dan senang bisa membantu Jeongwoo walau dirinya sering sakit kepala memikirkan segala kemungkinan yang dapat terjadi pada Jeongwoo.

Jeongwoo yang melihat tingkah Haruto merasa bingung. Ia bahkan hanya diam di tempatnya sembari menatap kepergian Haruto tanpa berniat menyusulnya sedikit pun. 

Di sisi lain, Haruto menggerutu pelan dalam langkahnya. Bibirnya terus mengerucut dan menggumamkan kata-kata menyebalkan yang ia lontarkan pada Jeongwoo.

"Dia benar-benar marah atau sedang berpura-pura merajuk agar aku membujuknya?" gumam Jeongwoo masih dengan menatap punggung Haruto.

"Hantu itu, sungguh apatis sekali. Tidak berperasaan!"

"MANIS! TUNGGU AKU!"










-ˏˋ. E P H E M E R A L ˊˎ-










Haruto sampai di kelas. Ia melihat Junghwan dan Wonyoung yang sudah duduk di tempat mereka masing-masing dan saling bertukar cerita atau sekadar membicarakan anak sebelah. Haruto pun mendekat ke arah mereka berdua dan bergabung dalam obrolan keduanya.

ephemeral || jeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang