4.

142 32 0
                                    

Suasana bangku Haruto dan Jeongwoo hening. Tak seperti biasanya yang ribut karena gumaman kesal Haruto yang risih dan kesal karena tingkah Jeongwoo yang mengganggunya. Jeongwoo memang masih duduk di samping Haruto, tapi sama sekali tidak bersuara dan tidak bertingkah seperti biasanya. Keheningan di antara keduanya terjadi sejak Jeongwoo melontarkan permintaan tolong Jeongwoo.

Haruto yang diam membuat Jeongwoo merasa tak enak hati. Jeongwoo pun ikut terdiam, tak enak jika membuka suara kembali. Jeongwoo merasa tak enak hati telah meminta tolong pada Haruto yang baru ia kenal belum lama ini. Bahkan remaja manis itu baru menerima sosoknya menjadi temannya. 

"Sudah bagus Haruto mau berteman denganmu, Jeongwoo. Sekarang kau malah meminta tolong pada Haruto? Sadarlah, Park Jeongwoo," gumam Jeongwoo pelan ketika merasa Haruto semakin terdiam.

Haruto yang merasakan aure sendu dari Jeongwo membuat rasa ibanya muncul begitu saja. Rasa ingin membantunya langsung muncul ketika merasakan aura dari Jeongwoo. Lagi pula selama ia dekat dengan Jeongwoo, sosok itu tidak pernah memberikan pengaruh yang buruk kepada dirinya. Bahkan bisa dibilang Jeongwoo membuatnya betah di sekolah karena candaan dan gombalan yang dilontarkan hantu itu.

Haruto ingin membantu Jeongwoo, tapi ia teringat dengan larangan ayahnya. Hanbin melarangnya untuk berurusan lebih jauh dengan sosok seperti Jeongwoo. Beberapa tahun lalu, Haruto harus dirawat di rumah sakit karena dehidrasi dan kelelahan yang sebenarnya diakibatkan tenaganya yang terhisap habis karena memaksakan diri membantu sosok lain. Hal itu membuat keluarganya trauma dan melarang keras Haruto berurusan dengan para hantu selain berteman.

"Jeongwoo."

"Haru, Manis, jangan pikirkan ucapanku tadi, ya? Aku tau kau pasti tidak nyaman karena permintaanku. Jadi, lebih baik kau tidak usah hiraukan saja permintaanku tapi kumhon tetaplah menjadi temanku, eum?" Jeongwoo berucap lirih sembari menatap Haruto penuh harap dan kedua tangannya yang menyatu. 

Keadaan kelas sudah sepi. Hari ini sekolah dijadwalkan pulang lebih cepat karena ada rapat para guru setelah jam makan siang. Begitu makan siang selesai, siswa lain bergegas untuk pulang atau bermain, namun tidak dengan Haruto yang masih duduk di bangkunya bersama Jeongwoo. Sosok itu masih menatap Haruto dengan tatapan bersalahnya.

"Tidak. Aku akan berusaha membantumu, Jeongwoo. Aku tidak tau ini akan berhasil atau tidak, tapi aku akan berusaha untuk mencari tau apa yang terjadi padamu dan mengantarkanmu pergi," ucap Haruto yakin setelah berkecamuk dengan pilihannya yang akan membantu Jeongwoo atau tidak.

Jeongwoo tersenyum lebar mendengar ucapan Haruto. Terlihat hantu penakut itu begitu senang ketika Haruto memutuskan untuk membantunya. Jeongwoo pun berdiri dan berusaha memeluk Haruto. Tapi tentu saja hal itu tidak dapat terjadi karena dirinya berakhir menembus tubuh Haruto begitu saja.

"Aku ingin memelukmu tapi tak bisa. Jadi, aku akan memutari kelas ini saja," ucap Jeongwoo sembari mengitari ruang kelas sembari bertepuk tangan senang dan senyumannya yang sangat lebar itu.

"Manis, terima kasih sudah mau membantuku. Ternyata tidak hanya wajahmu yang manis, tapi hatimu juga sangat manis. Ah, aku jadi semakin menyayangimu, Si Manis Kesayangan Jeongwoo," ucap Jeongwoo tepat di hadapan Haruto membuat remaja manis itu mengalihkan wajahnya ke arah lain.

"Bisakah kau berhenti memanggilku 'Manis'? Aku tidak nyaman mendengarnya," lirih Haruto berusaha menghindari dari tatapan Jeongwoo agar sosok itu tidak melihat wajahnya yang memerah.

"Tidak nyaman atau karena kau yang jadi berdebar ketika aku memanggilmu 'Manis'?" Jeongwoo mendekatkan wajahnya ke arah Haruto berusaha melihat rupa manis sang remaja di hadapannya ini.

"Diamlah."

Haruto meraih tasnya kemudian berjalan cepat ke arah parkiran meninggalkan Jeongwoo yang masih memanggil-manggil Haruto di belakang sana. Sosok itu juga tertawa geli melihat Haruto yang terlihat memalu dan salah tingkah.

ephemeral || jeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang