Malam harinya, Sandra sudah siap dengan sweater rajut kotak kotak warna pink putih dengan celana panjang warna putih tak lupa membawa dompet kecil sekalian ke minimarket.
Sandra keluar dari kamar dan menghampiri Dewi dan Bruno yang sedang menonton berita.
"Ma, pa, Sandra izin ke minimarket sebentar ya." Ucap Sandra.
"Memang udah enakan badannya?" Tanya Bruno yang di angguki oleh Sandra.
"Udah, Sandra udah sehat."
"Yaudah kalau begitu hati hati ya di jalan." Ucap Dewi membuat Sandra tersenyum senang.
"Baik. Sandra pamit dulu assalamualaikum." Menyalin kedua tangan orang tuanya dan pergi keluar.
Sandra tidak membawa mobil atau motor karena sistem tidak mengizinkannya. Dia hanya boleh berjalan kaki sambil bernyanyi kecil agar tidak terlalu sunyi.
"Tolong! Akh!"
Teriakan itu membuat Sandra menghentikan jalan saat baru masuk terowongan. Dia dapat melihat dengan jelas seseorang yang memakai masker dan Hoodie hitam memegang pisau dan merobek mulut dan memotong lidah seorang wanita yang sudah menangis.
Sandra mematung melihat hal itu. Pria itu memotong satu persatu jari tangan dan kaki wanita itu. Membuat wanita itu menangis meski tidak keluar suara tapi air mata wanita itu mengalir dengan deras.
Pria itu kemudian beralih ke kaki wanita itu dan mengambil gergaji kayu yang kecil dan memotong kaki wanita itu sedikit sedikit sampai di lutut. Kemudian memotong kedua tangan wanita itu dengan gergaji juga sampai putus. Kemudian memotong baju wanita itu sampai telanjang. Pria itu menatap payudara besar wanita itu dan menancapkan pisau di payudara sebelah kanan membuat darah semakin banyak luar. Pria itu menarik pisau dan menancapkan lagi ke payudara yang lain.
Wanita itu hanya bisa menangis dan berteriak tanpa ada suara karena lidahnya sudah di potong sejak tadi.
Pria itu membelah payudara wanita itu sampai ke perut dan menekannya lebih dalam baru mencabutnya. Dia menatap wanita itu yang menangis dan menyeringai kejam.
"Matamu sangat indah, boleh aku memilikinya?"
Wanita itu menggeleng tapi pria itu tidak mendengarkannya. Dia menyeringai dan mencekik leher wanita itu dan mengambil gergaji kemudian memotong kepala wanita itu sampai terputus.
"Ah, kau wanita yang membosankan." Bergumam dan mencongkel mata wanita itu dan menyimpannya di dalam sebuah plastik hitam.
Dia membelah tubuh wanita itu dan mengambil jantung, hati, dan ginjal. Dan menyimpannya di dalam sebuah plastik hitam.
Sandra yang melihat itu takut dan air matanya mengalir. Dia tidak bisa bergerak sedikitpun bahkan untuk mengalihkan pandangan juga tidak bisa seolah olah dia harus melihat pembunuhan ini.
Sandra menatap nanar tubuh wanita yang sudah tidak memiliki kepala. Kemudian dia menatap pria itu yang sudah berbalik dan menatapnya. Sandra terkejut melihat pria itu berjalan ke arahnya dengan membawa gergaji, pisau dan plastik hitam yang meneteskan darah.
Pria itu menatap Sandra dan mencekiknya. "Oh ternyata ada orang lain yang melihatnya. Apa yang gadis sepertimu malam malam begini, hm?"
Mata kuning itu menatap mata hitam milik Sandra yang ketakutan kemudian terkekeh dan melepaskan leher Sandra.
Mata kuning milik pria itu tersenyum dan memeluk Sandra kemudian menghirup aroma tubuh Sandra.
"Ah, gadisku sangat sempurna." Berbisik dan menghirup kembali tubuh Sandra yang bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Grant The Novel Character's Last Wish!!
FantasyRirin mengalami kecelakaan saat pulang kampus membuat tubuhnya terbaring koma di rumah sakit. Untuk kembali lagi ke tubuhnya, Ririn harus menyelesaikan misi yang di berikan oleh sistem. Bisakah dia menyelesaikan misi dan kembali ke tubuhnya? *** ⚠️⚠...