dunia pertama 🌼¹⁰

4.5K 375 9
                                    

"ini ada coklat untuk kamu." Ucap gadis itu menyerahkan sebuah coklat batang.

Vares yang melihat itu tersenyum miring dan mengambil coklat itu. "Thanks, Maria."

Maria tersenyum senang karena vares mau menerima coklat darinya.

"Kalau begitu, aku pergi dulu." Ucap Maria yang di angguki oleh vares.

"Sekali lagi makasih ya coklatnya." Ucap vares beserta senyuman yang manis.

Maria mengangguk malu malu dan pergi dari hadapan vares dengan senyuman yang manis.

Melihat Maria yang menjauh, senyuman di wajah vares kembali mendatar. Dia menatap coklat di tangannya dan tersenyum miring.

"Buang coklat ini." Perintahnya pada Tino sambil menyerahkan coklat.

"Tapi bos, sayang banget coklatnya kalau di buang."

"Kalau mau ambil aja." Mendengar ucapan vares, Tino tersenyum senang dan memasukkan coklat ke dalam tas.

"Thanks ya bos." Ucapnya sambil tersenyum senang.

"Oh ya, kalau Lo gak mau coklat ngapain di ambil?" Tanya Tino penasaran.

"Hanya ingin saja. Yok ke kelas." Ajak vares merangkul pundak Tino.

"Gak kayak biasanya si bos ramah gini." Batin Tibo yang bingung.

🌼🌼🌼

Jam menunjukkan pukul 11 siang dan waktu istirahat akan tiba 5 menit lagi.

Semua murid di kelas XI IPA 2 terlihat lesu dan tidak semangat, begitu juga dengan Tino yang sedang melamun entah memikirkan apa.

Vares saat ini sedang membaca buku sambil mendengarkan musik, tapi seseorang menghampirinya dan duduk di samping kursinya.

Vares menoleh dan melihat Maria yang menatapnya dengan tatapan binar. Vares tersenyum ramah membuat Maria kesenangan.

"Kamu sedang membaca buku apa?" Tanya Maria sambil menopangkan dagu di tangan.

"Buku tentang teknologi."

"Kenapa kamu membaca buku itu?" Tanya Maria dengan polosnya.

"Ada sesuatu yang ingin ku ciptakan untuk mendapatkan sesuatu."

"Sesuatu? Apa sesuatu itu penting?" Tanya Maria.

Vares tersenyum mendengar itu. "Ya. Sesuatu yang sangat penting dan spesial dalam hidupku."

Maria mengangguk dan tersenyum. "Bagaimana coklat yang ku berikan, apa enak?"

"Ya, sangat enak. Aku tidak pernah memakan coklat seenak itu." Jawab vares melirik Tino.

Tino yang menguping percakapan mereka menatap Vares yang meliriknya.

"Benarkah?! Aku akan membawanya lagi besok. Coklat itu aku yang membuatnya." Ucap Maria penuh antusias.

"Bukankah buah coklat sangat mahal di negara ini? Bagaimana kau mendapatkannya?"

"Aku memintanya pada ayahku. Tapi sudah seminggu dia belum pulang ke rumah, kabarnya pun tidak ada." Jawab Maria dengan lesu.

Vares tersenyum dan mengusap rambut Maria. "Aku yakin ayahmu saat ini sedang mencari uang yang banyak untukmu agar bisa membeli buah coklat."

Let's Grant The Novel Character's Last Wish!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang