Sandra terdiam karena takut tidak tahu harus berbuat apa.
"Bisakah kamu lepaskan aku tanpa ciuman?" Tanya Sandra dengan takut.
Vares yang mendengar itu semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Sandra sampai hidung mereka bersentuhan.
"Tidak."
Vares memegang tengkuk Sandra agar tidak bergerak dan mencium bibirnya dengan gairah.
Sandra terkejut hendak mendorong Vares tapi tangannya di pegang oleh tangan kekar Vares yang satu lagi kemudian membawanya ke atas kepalanya.
Vares melepas ciuman dan menatap Sandra yang terengah engah. Dia melepaskan tengkuk dan tangan Sandra kemudian mengusap lembut bibir Sandra dengan tangan besar dan kekarnya.
Vares tersenyum manis dan mengeluarkan kunci dari kantong almamater dan membuka pintu untuk Sandra.
Sandra yang melihat pintu terbuka langsung keluar dengan cepat dan kabur ke kelas.
Vares yang melihat Sandra kabur terkekeh dan juga ikut keluar karena bel masuk sudah berbunyi sedari tadi.
🌼🌼🌼
Beberapa jam terlewatkan, jam pulang akhirnya tiba. Sandra mengemasi buku ke dalam tas dan keluar dari kelas.Dia berjalan sedikit waspada agar tidak bertemu dengan vares dan menuruni tangga kemudian pergi ke parkiran.
Sandra memasuki mobil dan membawanya. Selama dalam perjalanan pulang, Sandra mendengar musik dari bluetooth mobil yang di sambungkan ke ponselnya.
" I would never fall in love
Again until i found him
I said i would never fall
Unless it's you i fall into
I found you...."
Tepat setelah Sandra menyelesaikan nyanyiannya, mobilnya tiba tiba berhenti di terowongan tempat di mana pria bermata kuning membunuh orang.
Sandra berdecak kesal kemudian turun dari mobil. Dia membuka kap mobil dan melihat apa yang terjadi, sayangnya dia tidak paham tentang masalah mesin mobil membuat ia berdecak kesal lagi.
Sandra kemudian memilih duduk di trotoar dan membuka kontak ponsel berniat menelpon ayahnya. Tapi sayangnya baterai ponselnya tinggal 10 persen lagi dan kemudian mati total.
"Yah...baterainya habis." Ucap Sandra kemudian berdecak kesal.
"Gimana gue nelpon ayah kalau begini? Ini juga sistem kemana dah, udah dari kemarin belum kelihatan batang hidungnya. Hadiah gue juga lupa gue ambil lagi." Lagi lagi Sandra berdecak kesal dan menatap jalanan yang sangat sepi.
Dia menghela napas dan membenamkan wajahnya di antara kedua lututnya yang berdiri tegak.
Sandra tidak menyadari ada seseorang dengan Hoodie hitam dan memakai masker dengan mata kuning menatapnya sedari tadi.
Pria bermata kuning itu berjalan pelan ke arah Sandra tanpa suara. Dia berdiri di belakang Sandra dan berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan sandra.
"I Miss you, honey" bisiknya tiba tiba di telinga Sandra dan memeluk gadis itu dari belakang.
Sandra terkejut dan hendak kabur tapi badannya di peluk oleh psikopat gila ini.
"Kamu mau kabur? Tidak bisa sayang, karena kamu milikku." Berbisik dan menyeringai lebar meski tidak terlihat oleh Sandra tapi gadis itu tahu.
Pemuda itu mencium pipi Sandra dan meletakkan kepalanya di bahu gadis itu yang menegang.
Pria itu tidak peduli, dia memeluk Sandra lebih erat lagi dan mencium leher Sandra.
"Kamu membuatku gila, sayang." Bergumam dan menghirup tubuh Sandra.
"Wanginya masih sama.Tubuhmu membuatku candu, aku ingin memilikinya dan memeluk sepanjang waktu." Berkata pelan dan mencium leher Sandra.
Sandra rasanya ingin menangis merasa di lecehkan oleh psikopat gila.
"Tolong lepaskan aku." Ucap Sandra pelan dan melirik takut ke arah pria itu.
"Kalau aku tidak mau? Apa yang akan kau lakukan? Menelpon orang lain? Itu tidak bisa sayang karena baterai ponselmu habis." Pria itu menyeringai lebar dan mencium pipi Sandra.
"Karena kamu milikku, kamu harus pulang bersamaku ke rumah. Kau mengerti?" Menatap tajam Sandra membuat Sandra mengangguk cepat dan takut.
Mata kuning pria itu berbinar dan tersenyum. "Bagus. Ayo kita pulang." Ucap pria itu dengan lembut.
Pria itu bangun dan memegang tangan Sandra dengan lembut kemudian menariknya menjauh dari mobil memasuki terowongan.
"Ta-tapi mobilku?"
Pria itu berhenti begitu juga Sandra. Pria itu mengusap pipi Sandra dan mencium pipinya.
"Aku akan membelikan mobil yang lebih bagus dari itu. Ayo pulang." Menarik tangan Sandra dan meletakkan tangannya di pinggang kecil Sandra.
Mereka terus berjalan sampai ada di persimpangan jalan, kanan dan kiri. Sandra hendak pergi ke persimpangan kanan karena itu jalan menuju rumahnya, tapi tangannya di cekal oleh pria itu membuatnya harus berhenti.
"Kamu salah jalan sayang, kita akan pergi ke jalan itu." Ucap pria itu menunjukkan persimpangan kiri.
"Ayo." Belum sempat ingin mengatakan kalau itu jalan menuju rumahnya, Sandra di tarik oleh pria itu membuatnya harus berjalan.
Saat pria itu tidak terlalu kencang memegang pergelangan tangannya, Sandra melirik pria itu sebentar dan menarik paksa tangannya kemudian kabur.
Pria itu terkejut karena tangan Sandra terlepas, dia menatap Sandra yang kabur dan mengejarnya karena tidak terlalu jauh.
Sandra melihat ke belakang dan melihat pria bermata kuning itu mengejarnya dengan cepat. Jantungnya berdetak kencang dan sakit, perutnya kram dan ingin berhenti berlari tapi bahaya ada di belakang jadi dia terus berlari.
Pria itu mengejar Sandra dengan cepat kemudian memukul tengkuk gadis itu saat sudah dekat membuat Sandra pingsan dan di sambut oleh pria itu.
"Kamu masih sangat nakal seperti dulu." Bisik pria itu dan menggendong Sandra seperti karung beras. Kemudian membawanya pergi dari sana.
"Sebentar lagi, kamu akan menjadi milikku seutuhnya." Bergumam.
🌼🌼🌼
Bagaimana beberapa part ini. Apa menjadi lebih bagus dan seru? Atau lebih bagusan yang dulu?
Wajib jawab, jangan ada yang gak jawab.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Grant The Novel Character's Last Wish!!
FantasyRirin mengalami kecelakaan saat pulang kampus membuat tubuhnya terbaring koma di rumah sakit. Untuk kembali lagi ke tubuhnya, Ririn harus menyelesaikan misi yang di berikan oleh sistem. Bisakah dia menyelesaikan misi dan kembali ke tubuhnya? *** ⚠️⚠...