Chapter 8

5 1 0
                                    

holaaa bubbles, sesuai yang aku bilang ya.
aku bakal double up

jangan lupa di vote yaa!
komen nya juga.

semoga hari kalian selalu senang 💋💋

semoga hari kalian selalu senang 💋💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________________

Sesuai yang Bima bilang pada Melinda, ia akan mengambil gaun tunangan di butik bunda nya Melinda, setelah pulang sekolah.

Melinda menunggu Bima di halte, agar warga sekolah tidak melihat mereka berdua. Bima sedang berada di parkiran motor, ia mengeluarkan motor besar kesayangan nya. Dan memakai helm nya, tapi saat ia ingin pergi, tiba-tiba saja bahu nya di tepuk oleh seseorang. Bima menengok kearah belakang, ternyata teman-temannya.

"Lu jadi langsung ke butik?" Tanya Sanu.

"Iya, ntar gua selesai dari butik, langsung ke warung babeh." Ujar nya.

"Lo pada abis sunmorian, ke warung babeh dulu kan?" Tanya Bima sambil membenar kan sarung tangan nya.

"Iya." Jawab Sanu.

"Yaudah jalan, hati-hati." Ucap Arga, Bima pun pamit dan menjalankan motor nya kearah halte.

Terlihat Melinda sedang menunggu nya, sambil melihat kanan kiri. Bima tersenyum tipis di balik helm nya, ia gemas melihat eskpresi muka Melinda, ia seperti anak kucing yang kehilangan induk nya.

Motor Bima sudah mendekati halte, Bima kembali memasang wajah sangar nya. Agar tidak terlihat kalau ia abis tersenyum karena wajah Melinda, kalau Melinda tau. Ia akan di ledekin habis-habisan, dan membuat Melinda ke ge'er an.

Bima memberhentikan motor nya di depan halte, dan membuka kaca helm nya. Ia menyuruh Melinda untuk naik ke motor besar milik nya. Melinda naik dengan raut wajah yang kesal, ia kesal menunggu Bima.

"Lo kok lama banget sih?! ngapain dulu coba." Dumel nya, Bima langsung menyodorkan helm satu nya, Melinda mengambil helm itu. Dan memasang nya dengan talenta. Bima mulai menjalankan motor nya

Bima ngerem mendadak karena di depan nya lampu merah, Melinda kaget karena Bima ngerem mendadak, dan tangan nya memeluk tubuh Bima.

Bima merasakan ada tangan yang melingkar di pinggang nya, ia menunduk melihat kearah pinggang. Tangan Melinda yang melingkar di pinggang nya, tanpa Bima sadari ia tersenyum lagi. Tapi kali ini senyum nya lebar

Melinda menoyor kepala Bima, ia sangat kesal. "Lo ngapain ngerem mendadak si, Bim?" Omel nya kesal.

"Gimana ga mendadak? di depan ada lampu merah." Balas Bima, sambil melihat raut wajah Melinda lewat kaca spion nya.

Lovely loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang